tirto.id - Ketua DPR RI, Setya Novanto mengatakan salah satu topik pembicaraan penting dalam pertemuannya dengan rombongan Ketua Parlemen Korea Selatan, Chung Sye-Kyun, adalah terkait peningkatan perdagangan dan investasi.
"Kami (sepakat) akan mendorong pemerintah masing-masing untuk meningkatkan nilai (kerja sama) perdagangan dan investasi," kata Novanto di Gedung DPR RI, Jakarta, pada Kamis (12/1/2017) seperti dikutip Antara.
Menurut dia, Korea Selatan merupakan mitra penting Indonesia di bidang ekonomi dan perdagangan. Sayangnya, neraca perdagangan kedua negara terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Dia mencatat total volume perdagangan antyara Korea Selatan dan Indonesia pada 2014 sebesar $22,5 miliar dan menurun pada 2015 menjadi $16,1 miliar. Pada 2016, tercatat neraca perdagangan itu kembali merosot jadi $11,2 miliar.
"Kami juga berharap nilai investasi Korea Selatan di Indonesia dapat ditingkatkan kembali. Nilai investasi Korea sampai triwulan ke-III 2016 di Indonesia tercatat sebesar $272,3 juta untuk 499 proyek. Besaran investasi ini mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai investasi pada 2015 yang mencapai $1.213,5 juta untuk 2.329 proyek," kata Novanto.
Karena itu dia mengapresiasi perusahaan-perusahaan besar Korea Selatan yang melanjutkan investasinya di Indonesia, seperti POSCO, Hankook Tire dan Samsung.
Novanto menambahkan juga mengajan pimpinan parlemen Korea Selatan untuk mendorong kerja sama kedua negara dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan.
Selama ini, Indonesia mengajak negara-negara di kawasan untuk memanfaatkan secara serius forum-forum regional di kawasan, seperti ASEAN Regional Forum (ARF), untuk mencari solusi damai atas masalah-masalah keamanan di kawasan, termasuk masalah keamanan di Semenanjung Korea.
Sementara itu, Chung Sye-Kyun berharap Indonesia dan Korea Selatan bisa saling melengkapi sesuai dengan potensi masing-masing guna memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.
"Kami berjanji memajukan ekonomi kedua negara dengan meningkatkan hubungan berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Tidak hanya kerja sama di tingkat parlemen, tetapi juga di antara pemimpin kedua negara," kata Chung.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom