Menuju konten utama

Pakar Kesehatan: Tetap Cuci Tangan Meski Pandemi Sudah 9 Bulan

Para pakar kesehatan mengingatkan masyarakat agar selalu mencuci tangan dan berolahraga meski pandemi sudah berlangsung 9 bulan. 

Pakar Kesehatan: Tetap Cuci Tangan Meski Pandemi Sudah 9 Bulan
Sejumlah anak mengikuti gerakan delapan langkah mencuci tangan pakai sabun saat peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia Tahun 2020 di Taman Eskpresi, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/NZ

tirto.id - Pandemi corona COVID-19 telah berlangsung selama kurang lebih 9 bulan. Para pakar kesehatan terus mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat, untuk mengurangi risiko tertular COVID-19.

"Tidak rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan kebersihan yang buruk bisa memicu berbagai penyebaran penyakit, seperti demam berdarah, demam tifoid, hepatitis A, fnfluenza, diare akut akibat rotavirus dan leptospirosis (penyakit kencing tikus)," kata dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit RS Bethsaida Hospital Tangerang, Yunita Maslim dalam siaran persnya, ditulis Sabtu (19/12/2020).

Dia juga menyarankan Anda memastikan asupan makanan yang terutama berasal dari luar rumah terjaga kebersihannya demi mencegah tubuh terkena penyakit termasuk yang ditularkan melalui serangga yang menyebarkan kuman, seperti nyamuk dan lalat.

Dari sisi jenis asupan, Section Head of Claim Sequis, dr. Yosef Fransiscus menyarankan Anda memprioritaskan makanan yang mengandung tinggi serat dan vitamin serta mineral dan mencukupi nutrisi lain sesuai kebutuhan tubuh.

Menurut dia, Anda juga membatasi penggunaan minyak dan pemanis untuk mencegah sindrom metabolik serta makanan pedas karena dapat meningkatkan asam lambung.

Kemudian, jika merasa asupan vitamin kurang, Anda bisa memilih yang larut air, yaitu vitamin B dan C serta vitamin larut lemak berupa vitamin A, D, E dan K.

"Khusus untuk vitamin D, dirasa penting saat pandemi karena membantu mempercepat penyembuhan saat terserang virus covid-19 melalui mekanisme regulasi sistem imun tubuh. Namun, untuk mencukupi kebutuhan vitamin D, kita perlu tahu status vitamin D," tutur Yunita.

Lebih lanjut mengenai status vitamin D, Anda bisa melakukan pemeriksaan darah vena di lab untuk mengetahui kadar 25OHD dalam tubuh. Jika diketahui kadarnya insufisiensi bahkan defisiensi (kadar 25OHD di bawah 30 ng/mL) maka berjemur saja tidak cukup.

Anda bisa menambahkan konsumsi makanan tinggi vitamin D seperti ikan laut dalam, udang, kuning telur, keju dan susu serta suplementasi vitamin D.

Selain makanan, berolahraga juga jangan sampai diabaikan walaupun saat ini musim hujan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, mempertahankan fungsi jantung dan memperkuat otot yang berperan dalam mekanisme resistensi insulin.

"Anda bisa melakukannya 15-30 menit per hari dan dilakukan 4-5 kali seminggu, seperti jogging atau aerobik. Saat pandemi sebaiknya berolahraga jauhi tempat ramai, lakukan seorang diri atau hanya bersama keluarga di sekitar rumah saja dengan tetap patuhi protokol kesehatan. Hal ini karena saat di luar rumah Anda berisiko terpapar dengan berbagai virus dan bakteri," kata Yosef.

Di sisi lain, vaksinasi influenza, pneumonia, tifoid, dan hepatitis juga bisa menjadi pilihan Anda melindungi tubuh dari penyakit endemi di musim hujan. Pemberian vaksinasi dapat diberikan pada balita dan usia produktif (usia 18-64 tahun) sesuai anjuran Satgas imunisasi Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam (PAPDI).

--------------------------

Artikel ini terbit atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Penanggulanan Bencana Nasional (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH