tirto.id - Pabrik Garam Farmasi I sebagai pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia yang berlokasi di Watudakon, Jombang, Jawa Timur mulai beroperasi pada 8 Desember 2016. Pabrik Garam Farmasi I tersebut dikembangkan oleh BPPT bersama dengan PT Kimia Farma. Garam farmasi, merupakan salah satu bahan baku obat yang sangat dibutuhkan. Tidak hanya untuk industri farmasi, garam farmasi juga dibutuhkan untuk industri food and beverage, bahkan industri kosmetik.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto di Jakarta, Sabtu, (10/12/2016) menerangkan spesifikasi garam farmasi ini sangat tinggi, karenanya tidak mengherankan bila harganya bisa berkali lipat dibanding garam rakyat.
"Hal ini yang mendorong BPPT mengembangkan inovasi garam farmasi yang 100 persen berbahan dasar lokal. Perlu keberanian bagi industri farmasi untuk memproduksi ini, dan PT Kimia Farma telah mewujudkannya dengan berdirinya pabrik garam farmasi pertama di Indonesia," ujar dia, sebagaimana dilaporkan Antara.
Menurut Unggul, dominasi bahan baku obat impor ke Indonesia, mendapat perhatian sangat serius dari Pemerintah. Dengan angka yang mencapai 95 persen, tentunya hal ini menjadi tantangan besar bagi seluruh pihak, baik industri farmasi, lembaga penelitian dan pemerintah untuk mencari jalan keluarnya.
"Dengan luasnya pantai Indonesia, mengimpor garam farmasi yang bahan baku dasarnya adalah garam rakyat, amatlah disayangkan," ujar dia.
Sementara itu, menurut Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Rusdi Rosman, Kementerian Kesehatan telah membuat peta jalan yang komprehensif, salah satunya adalah agar industri farmasi Indonesia mulai bergerak dari hulu, yakni menghasilkan bahan baku obat.
"Alhamdulillah Indonesia sudah berhasil mencatat sejarah mengingat pabrik garam farmasi ini merupakan pabrik bahan baku pertama di Indonesia yang memiliki kapasitas produksi 2.000 ton per tahun. Kami harapkan akan membantu mengurangi ketergantungan impor garam farmasi," ujar dia.
Pihaknya juga akan segera melakukan pembangunan pabrik garam farmasi ke dua dengan kapasitas 4.000 ton per tahun dalam waktu dekat.
Saat pabrik bahan baku obat ini beroperasi perdana dilakukan juga pengiriman pertama kepada lima perusahaan industri yang telah memesan langsung garam farmasi yakni PT MJB Pharma, PT Indofarma Tbk, Labiomed DitkesAD, PT Gracia Pharmindo dan PT Djojonegoro C-1000.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh