Menuju konten utama

OTG COVID-19 Justru Paling Banyak Tularkan Virus Corona

"Kebanyakan infeksi SARS-CoV-2 disebarkan oleh orang-orang tanpa gejala," kata CDC.

OTG COVID-19 Justru Paling Banyak Tularkan Virus Corona
Murid SMP Negeri 1 Surabaya mengikuti pelaksanaan tes usap (swab) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (25/11/2020). ANTARA FOTO/Moch Asim/hp.

tirto.id - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, OTG atau Orang Tanpa Gejala COVID-19 menjadi penyebab sebagian besar penyebaran penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.

"Kebanyakan infeksi SARS-CoV-2 disebarkan oleh orang-orang tanpa gejala," kata CDC seperti dilansir dari Health

Pada kebanyakan kasus COVID-19, orang tidak mulai menunjukkan gejala, seperti batuk, demam, dan sesak napas, sekitar enam hari setelah terinfeksi. Selama rentang waktu itu, orang-orang yang positif bisa sangat rentan menularkan penyakitnya dan biasanya mereka tidak menyadari mengidap virus, dan menyebabkan penyebaran yang tidak disengaja.

Infografik Cara OTG Isolasi Diri

Infografik Cara OTG Isolasi Diri. tirto.id/Quita

Pasien OTG harus melakukan isolasi mandiri dengan disiplin selama 10-14 hari sejak terkonfirmasi positif. Menurut Satgas COVID-19, ada 7 tahapan langkah yang mesti dilakukan:

  • Selalu pakai masker selama menjalani isolasi.
  • Tidak bepergian ke luar rumah hingga masa isolasi mandiri selesai.
  • Gunakan telemedis atau konsultasi online dengan pakar kesehatan yang kredibel.
  • Selama isolasi, kamar pasien OTG harus terpisah dari anggota keluarga lainnya.
  • Cek kondisi tubuh dengan mengukur suhu, denyut nadi, dan tekanan darah secara rutin.
  • Jalankan perilaku hidup bersih dan sehat, makan gizi seimbang, olahraga teratur, tenangkan pikiran.
  • Jaga kebersihan dan kesehatan di rumah.
CDC memperkirakan lebih dari 50 persen dari semua infeksi ditularkan dari orang yang tidak menunjukkan gejala dan ini artinya setengah dari infeksi baru berasal dari dari orang yang mungkin tidak menyadari dirinya bisa menularkan virus ke orang lain.

Inilah alasan masker termasuk yang berbahan kain menjadi penting untuk memperlambat penyebaran COVID-19.

Masker kain bisa menghentikan orang yang terinfeksi menyebarkan virus dan melindungi pemakainya terkena tetesan pernapasan orang lain.

"Manfaat penggunaan masker berasal dari kombinasi kendali sumber dan perlindungan pribadi untuk pemakainya. Masker kain tidak hanya secara efektif memblokir sebagian besar tetesan berukuran besar, tetapi juga dapat memblokir tetesan dan partikel halus (juga sering disebut sebagai aerosol) yang lebih kecil dari 10 mikron," kata CDC.

Jangan lupa selalu #ingatpesanibu dan menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Terkait hal ini, Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo angkat bicara mengenai potensi meningkatnya penularan virus corona terkait maraknya aksi unjuk rasa di sejumlah kota beberapa waktu lalu. Menurutnya, orang tanpa gejala (OTG) bisa lebih 'berbahaya' dari pasien COVID-19 yang sudah sembuh.

Menurut Doni Monardo, data dari beberapa kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan rapid test terhadap pendemo ditemukan ada yang reaktif. Selain itu, lanjutnya, ada juga kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan dengan swab antigen dan hasilnya positif COVID-19.

"Ini harus disampaikan pada publik agar menghindari aktivitas berkerumun, hindari yang menyebabkan mengancam keselamatan diri sendiri, apalagi orang lain," kata Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini.

_____________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH