tirto.id - Suporter Osasuna pernah tercatat sebagai fans paling berisik dalam sejarah LaLiga Spanyol. Rekor itu terjadi pada musim 2008/2009 saat Osasuna menjalani laga hidup-mati kontra Real Madrid di Stadion El Sadar pada 1 Juni 2009.
Kala itu merupakan laga terakhir LaLiga musim 2008/2009. Osasuna wajib menang jika tidak ingin terdegradasi. Apesnya, Walter Pandiani dan kawan-kawan harus menghadapi salah satu raksasa Spanyol, Real Madrid.
Klasemen LaLiga saat itu menempatkan Osasuna di urutan 18 dari 20 tim peserta. Persaingan di papan bawah sangat sengit lantaran selisih poin yang ketat. Osasuna bisa selamat jika mampu mengalahkan Los Blancos di duel pamungkas.
Laga dimulai. Stadion El Sadar riuh-rendah oleh dukungan suporter tuan rumah yang tidak ingin timnya turun kasta. Namun, gol Gonzalo Higuain pada menit 11 membuat seisi stadion terhenyak diam. Real Madrid unggul cepat 0-1.
Empat menit berselang, tepatnya pada menit 15, Osasuna mampu membalas. Jaroslav Plasil sukses membobol gawang Iker Casillas yang membuat El Sadar bergelora lagi. Skor imbang 1-1 bertahan hingga turun minum.
Menit 56 babak kedua, terjadi insiden di lapangan. Michel Salgado diganjar kartu merah dan harus meninggalkan pertandingan. Real Madrid pun terpaksa melanjutkan laga dengan 10 orang dan tentunya menguntungkan Osasuna.
Hanya butuh empat menit bagi tuan rumah untuk membalikkan keadaan. Tepat pada menit 60, gawang Casillas jebol lagi. Kali ini pelesak golnya adalah Juanfran Torres yang disambut dengan gegap gempita oleh 19.239 suporter yang hadir.
El Sadar bergemuruh menyambut gol kedua itu. Keberisikan yang dihadirkan pun sangat terasa, bahkan tercatat sebagai yang terbising sepanjang sejarah pertandingan yang pernah tersaji di Liga Spanyol.
Terbising dalam Sejarah LaLiga
LaLiga mencatat, suara bising di Stadion El Sadar saat itu mencapai 115, 17 desibel atau sama dengan bunyi berisik yang dihasilkan dengan pesawat jet!
Penonton yang hadir di stadion memang tak sampai 20.000 orang. Namun, banyak faktor yang amat mendukung terciptanya suasana yang super berisik di El Sadar saat itu: situasi, proses terjadinya gol, hingga rancang bangun Stadion El Sadar.
Stadion El Sadar dibangun dengan sudut rapat dan atap yang menutupi setiap tribune. Struktur bangunan seperti ini membuat suara tetap berada di dalam stadion sehingga menghasilkan kebisingan dalam level yang tidak main-main.
Osasuna akhirnya mampu menjaga skor 2-1 hingga pertandingan usai. Klub yang saat itu ditukangi oleh José Antonio Camacho –yang nantinya juga membesut Real Madrid– pun dipastikan tetap bertahan di strata tertinggi LaLiga Spanyol.
Klasemen akhir LaLiga 2008/2009 menempatkan Osasuna di peringkat 14 dengan mengumpulkan 43 poin. Sedangkan tiga tim terbawah yang terdegradasi adalah Real Betis dengan 42 poin, Numancia dengan 35 poin, dan Recreativo Huelva dengan 33 poin.
Adapun juaranya adalah Barcelona yang sudah unggul cukup jauh dari Real Madrid sebelum laga kontra Osasuna digelar di Stadion El Sadar. Pasukan Catalan memungkasi musim dengan 87 poin, berjarak 9 poin dari El Real yang berada di urutan kedua.
Tak disangkal, tuah El Sadar beserta puluhan ribu suporternya menjadi salah satu faktor utama yang menyelamatkan Osasuna dari degradasi, serta tentunya aksi pantang menyerah skuad asuhan Camacho saat itu, ditambah ketidakmujuran Real Madrid.
Hingga kini, Stadion El Sadar memang menjadi momok bagi siapa pun lawan Osasuna yang datang dan menjadi salah satu lokasi pertandingan sepak bola paling intimidatif di Spanyol.
Selain kisah heroik di laga kontra Real Madrid itu, Osasuna juga pernah tak terkalahkan dalam 31 laga kandang antara April 2018 hingga November 2019. Kebisingan suporter di Stadion El Sadar jelas menjadi salah satu penyebabnya.
Editor: Agung DH