Menuju konten utama

Ormas Oi Bentukan Iwan Fals Menyatakan Netral di Pilkada 2018

Badan Pengurus Pusat Oi melarang setiap anggotanya dan pihak luar Oi menggunakan atribut Oi untuk kepentingan kampanye di Pilkada 2018.

Ormas Oi Bentukan Iwan Fals Menyatakan Netral di Pilkada 2018
Penyanyi Virgiawan Listanto alias Iwan Fals menyanyikan lagu berjudul Ujung Aspal Pondok Gede dalam konser Mata Hati di Graha Cakrawala, Malang, Jawa Timur, Sabtu (26/11). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww/16.

tirto.id - Badan Pengurus Pusat Ormas Orang Indonesia (Oi) menyatakan sikap netral dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2018. Keputusan ini disampaikan Ketua Umum Oi yang juga istri dari musikus Iwan Fals, Rosana Listanto.

“Ormas Oi bersikap netral terhadap Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2018,” tulis Rosana dalam Surat Keputusan Badan Pengurus Pusat Oi yang ia tandatangani pada 12 Januari 2018.

Selain bersikap netral, Badan Pengurus Pusat Oi juga melarang setiap anggota Oi dan pihak luar Oi menggunakan atribut Oi untuk kepentingan politik Pilkada 2018. “Anggota Oi dan pihak luar dilarang menggunakan semua atribut Oi pada kegiatan kampanye atau sejenisnya pada Pilkada serentak tahun 2018.”

Keputusan Badan Pengurus Pusat Oi bernomor 010 tahun 2018 ini didasarkan pada Anggaran Dasar Oi BAB III Pasal 4 ayat 1 dan ketetapan-ketetapan Musyawarah Nasional Oi VI tahun 2017 dengan memperhatikan rapat Badan Pengurus Pusat Ormas Oi pada tanggal 12 Januari 2018.

Ormas Oi didirikan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat (kediaman Iwan Fals) pada 16 Agustus 1999 lewat sebuah forum silaturrahmi para fans Iwan Fals yang menamakan diri “Falsmania”. Para peserta forum bersepakat membentuk organisasi penggemar Iwan dengan mengganti istilah “Falsmania” menjadi “Orang Indonesia” (Oi).

Jalur yang dipilih sebagai bentuk organisasi adalah organisasi massa (ormas), bukan fansclub. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa ormas memungkinkan ruang gerak yang lebih luas bagi para anggotanya. Pemilihan jalur ormas juga merupakan upaya untuk menghindari ketergantungan anggota kepada sosok idola sebagaimana lazim terjadi dalam fansclub.

Iwan berharap agar para anggota Oi dapat berkiprah dalam berbagai kegiatan secara terprogram dan terorganisasi, misalnya di bidang pendidikan, keterampilan nonformal, musik, dan olah raga. Dalam perkembangan, para anggota Oi tidak sekadar menjadikan organisasi ini sebagai media untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap Iwan dan musiknya. Oi juga menjadi media untuk menjadikan kesenian sebagai sarana memaknai kehidupan.

"Seandainya mereka mau berpikir, apalah aku ini. Sama aja dengan mereka, hanya kebetulan aku jadi penyanyi. Pada prinsipnya, kalau boleh memilih, aku tidak suka diidolakan. Aku enggak suka dielu-elukan, karena aku takut jadi berhala. Tapi tak apalah. Aku berterima kasih banyak atas perhatian mereka, karena tanpa mereka aku tidak bisa berbuat banyak juga. Aku juga percaya setiap orang Indonesia pasti punya idola. Tapi aku akan lebih suka bila bersahabat dengan wajar-wajar saja. Datang ke rumah, ngobrol sebagaimana orang bersahabat. Aku kira akan lebih baik begitu," kata Iwan tentang sikap para penggemarnya seperti dilansir dari artikel “Iwan Fals Akhirnya Pilih Hijau”, majalah Kartini, edisi 46 tahun 1992, hlm. 5.

Majalah Hai Klip #5 tahun 2002 menyebut sampai dengan tahun 2002 anggota Oi mencapai sekitar 200 ribu orang. Untuk melaksanakan kegiatan, Oi mengandalkan uang iuran anggota sebesar Rp200 per orang setiap bulan dan donasi dari Iwan sebesar 10% dari setiap hasil konsernya.

Pilkada 2018 menjadi pilkada terbanyak yang digelar di Indonesia dari pilkada-pilkada sebelumnya. Ada sebanyak 171 daerah yang berpartisipasi di ajang ini terdiri dari 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Pemungutan suara akan dilakukan 27 Juni 2018.

Baca juga artikel terkait PILKADA SERENTAK 2018 atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Politik
Reporter: Jay Akbar
Penulis: Jay Akbar
Editor: Jay Akbar