tirto.id - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengkritik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang kerap berpuas diri dengan mampu menyatakan kestabilan sistem keuangan terjaga.
Menurut Piter, stabil saja tidak cukup bila ternyata sistem keuangan tidak banyak memacu pertumbuhan ekonomi.
“Hari ini KSSK yang disampaikan OJK akan sama seperti sebelumnya ‘Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga’ tapi perlu dicatat yang kita butuhkan bukan sekadar stabil. Kita butuhkan itu jalan, kenceng dan stabil,” ucap Piter dalam konferensi pers bertajuk “Konsolidasi Domestik Pasca Pemilu di Tengah Tekanan Global” di Hongkong Café, Gondangdia pada Selasa (30/7/2019).
“Kalau lima kilometer per jam stabil tapi kita enggak mau gitu. Kita butuh sistem keuangan kita berfungsi dengan baik memacu pertumbuhan ekonomi,” tambah Piter.
Piter mengatakan bahwa dukungan sistem keuangan hanya dimungkinkan melalui adanya pertumbuhan kredit. Sebab hal itu merupakan gambaran pertumbuhan investasi yang dapat mendukung perekonomian.
Piter menjelaskan yang terjadi saat ini pertumbuhan investasi Indonesia belum cukup menggembirakan. Meskipun data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada semester 1 2019 ini mencatatkan perbaikan, Piter menilai hal itu belum cukup.
“Pertumbuhan investasi kita belum cukup menggembirakan. Pertumbuhan kredit sempat turun dan terendah di 2018 hanya delapan persenan secara year on year. Kredit masa lalu naik di angka 20-25 persen itu di 2010-2011. Kita butuh pertumbuhan kredit di level itu,” ucap Piter.
Piter mengatakan situasi ini dimungkinkan dengan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia. Ia mengatakan meskipun OJK memangkas proyeksi pertumbuhan kredit pada kuartal I kemarin, ia yakin kondisinya lebih baik dari perkiraan OJK.
“Dia menurunkan target penurunan kredit. Sebelum BI menurunkan suku bunga jadi kondisinya agak berbeda,” ucap Piter.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari