tirto.id - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Wilayah Indonesia 1, Nusron Wahid membenarkan Rapat Pleno Pilkada, yang digelar partainya pada hari ini, kembali merekomendasikan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi untuk maju ke Pilgub Jabar 2018.
Akan tetapi, Nusron mengatakan dukungan dari DPP Partai Golkar untuk Dedi tersebut belum pasti. Menurut dia, Golkar masih memiliki tiga pilihan di Pilgub Jabar 2018.
Pilihan pertama, menurut Nusron, adalah mengusung pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Kedua, mendukung pasangan Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien. Adapun pilihan terakhir bagi Golkar ialah, mengusung Dedi Mulyadi sebagai Cagub Jabar dengan pasangan siapapun.
Nusron menegaskan, dari ketiga pilihan tersebut belum ada yang mengerucut ke salah satu paket pasangan Cagub-Cawagub.
"Dilihat sampai ujung mana dong. Survei mana lagi yang menang," kata Nusron di Kantor DPP Golkar, Jakarta pada Senin (2/10/2017).
Selain itu, menurut Nusron, partainya membuka pintu lebar bagi Partai Gerindra untuk berkoalisi. "Kalau Dedy Mizwar-Dedi Mulyadi (Jadi diusung Golkar), tinggal nambah PAN dan Hanura," kata Nusron.
Terkait surat rekomendasi, Nusron menyatakan DPP Golkar akan menyampaikannya secara tertulis menjelang pendaftaran pasangan Cagub-Cawagub di Pilgub Jabar pada Januari 2018 mendatang.
"Tenanglah, kan masih lama. Masih Januari," kata Nusron.
Sementara itu, Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid malah menyatakan Rapat Pleno Pilkada pada hari ini menugaskan kepada Dedi Mulyadi, sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat, untuk mencari pasangan sekaligus partai koalisi di Pilgub Jabar.
Menurut Dia, rekomendasi itu tidak bermaksud bahwa Dedi sudah resmi berstatus sebagai Cagub atau Cawagub yang diusung Partai Golkar di Pilgub Jabar 2018.
"Kalau gak ada yang mau bagaimana? Dia jadi Cagub tapi gak ada wakilnya? Atau dia mau jadi wagub tapi gak ada gubernurnya, ya bagaimana? Makanya partai menugaskan dia," kata Nurdin.
Dedi Mulyadi Klaim Terima Rekomendasi Golkar
Sebaliknya, Dedi Mulyadi mengatakan hasil Rapat Pleno Pilkada Golkar hari ini sama dengan keputusan partainya pada 1 Agustus 2017, yakni merekomendasikan dirinya maju sebagai Cagub atau Cawagub di Pilgub Jabar 2018.
Dia mengklaim seluruh peserta Rapat Pleno tersebut secara aklamasi menyetujui keputusan ini. "Pada waktu pembahasan itu, tidak ada perdebatan apapun kecuali kesepakatan bersama, memperkuat putusan pada 1 Agustus 2017," kata Dedi di Kantor DPP Golkar.
Meski begitu, Dedi belum memikirkan perkara wakil gubernur yang akan mendampinginya. Karena, menurut dia, surat rekomendasi tertulis belum dikeluarkan oleh DPP Golkar.
"Harus tanggal hari ini sebetulnya (rekomendasi tertulis keluar), karena diputuskan hari ini. Ya kami tunggu saja, kan sudah diputuskan," kata Dedi.
Dedi mengimbuhkan, untuk langkah selanjutnya, dirinya akan melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain di Jabar sebagaimana mandat keputusan Rapat Pleno Pilkada Golkar.
"Kami punya mitra koalisi Hanura, ada 3 kursi, jadi 20 (ditambah kursi Golkar). Selama ini, kami membangun komunikasi intensif dengan PDIP, dengan 20 kursi. Itu sudah hampir 40 kursi (Bila digabung dengan Golkar)," kata Dedi.
Hanya saja, dia mengingatkan, komunikasi tersebut terancam mencair bila DPP Golkar tidak segera memberikan rekomendasi tertulis kepada dirinya.
"Artinya, bahwa secara personal seluruh langkah sudah bekerja dengan baik. Kami tinggal menunggu administrasi kepartaian, karena (komunikasi dilakukan) saya secara personal tanpa diimbangi administrasi kepartaian. Dikhawatirkan, kami melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan partai (Golkar) itu sendiri," kata Dedi.
Rapat Pleno Pilkada Golkar hari ini juga diwarnai aksi demonstrasi massa pendukung Dedi Mulyadi. Mereka mendesak DPP Golkar untuk segera merekomendasikan Dedi sebagai Cagub di Pilgub Jabar 2018.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom