tirto.id - Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I, Nusron Wahid menyatakan heran dengan kemunculan wacana penolakan bantuan dari Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk masjid.
Komentarnya itu berkaitan dengan imbauan Dewan Masjid Indonesia Cabang Kecamatan Jagakarasa, Jakarta Selatan agar masjid-masjid di daerahnya menolak bantuan Ahok.
Menurut Nusron tak semestinya perbedaan pilihan politik di Pilkada DKI Jakarta melebar ke urusan pengelolaan masjid.
"Masa bantu masjid enggak boleh. Orang yang menghambat orang membantu masjid apa itu tindakan Islami?" Kata Nusron di Jakarta, pada Jumat (24/3/2017) seperti dikutip Antara.
Nusron mengatakan, sejak berdirinya bangsa ini, bahkan sejak Indonesia masih bernama nusantara, masyarakat sudah terbiasa dengan kebersamaan dan budaya gotong royong yang kuat, termasuk dalam hal keagamaan. Masyarakat berlainan agama di Indonesia terbiasa saling menolong dan menghormati.
Makanya Nusron menilai aneh bila di Pilkada DKI Jakarta 2017 ada sebagian masyarakat yang mengatasnamakan agama justru merusak semangat gotong royong antarumat beda iman hanya karena berlainan pilihan politik.
Bahkan, kata Nusron, melarang musuh politiknya membantu pembangunan masjid dengan tudingan munafik dan fasik.
"Kok nuduh orang munafik atau fasik. Jangan-jangan yang nuduh itu yang munafik atau fasik," ujar Nusron.
Belakangan ini beredar surat imbauan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) Cabang Jagakarsa untuk menolak bantuan atau sumbangan dari Ahok ataupun Relawan Nusantara (RelaNU) untuk masjid di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Edaran itu tersebar di media sosial berupa gambar surat imbauan dengan kop surat Pimpinan Cabang Dewan Masjid Indonesia Kecamatan Jagakarsa. Surat bernomor 055/DMI-JGKS/SH/III/2017 itu berisi imbauan untuk menolak bantuan dari Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom