Menuju konten utama

Nominasi Oscar 2017 "Lebih Berwarna"

Nominasi Oscar tahun ini dinilai lebih memberi kesempatan bagi para aktor dan aktris dengan latar belakang lebih beragam daripada ajang Oscar sebelumnya yang mengabaikan bakat minoritas.

Nominasi Oscar 2017
Aktor Jackie Chan menerima Honorary Awards disaksikan aktor Chris Tucker (tengah) pada Annual Governors Awards ke-8 di Los Angeles, California, Sabtu (12/11). ANTARA FOTO/REUTERS/Mario Anzuoni.

tirto.id - Nominasi Oscar tahun ini yang diumumkan pada Selasa (24/1/2017) dinilai lebih memberi kesempatan bagi para aktor dan aktris dengan latar belakang lebih beragam daripada ajang Oscar sebelumnya yang mengabaikan bakat minoritas.

Kontroversi #OscarsSoWhite tahun lalu dipicu ketika 20 nominator berkulit putih dalam dua tahun berturut-turut. Hashtag tersebut menyoroti masalah yang lebih besar dalam industri film di mana bakat dan cerita kaum minoritas tidak didorong atau sulit mendapatkan pengakuan.

Tahun ini, #OscarsLessWhite menjadi trending topic di Twitter karena setiap kategori menampilkan aktor dengan lebih "berwarna": Denzel Washington dan Viola Davis dalam "Fences," Mahershala Ali dan Naomie Harris dalam "Moonlight," dan Octavia Spencer dalam "Hidden Figures."

Ruth Nega "Loving", keturunan Irlandia-Ethiopia, dan Dev Patel "Lion", keturunan Inggris-India, juga dinominasikan.

"Ini menunjukkan bahwa di depan dan di belakang kamera, cerita-cerita tersebut tidak homogen, jadi saya berbesar hati bahwa wajah-wajah dan genre-genre yang dipajang dalam ruang (Oscar) tersebut dalam waktu 33 hari mencerminkan industri film di mana saya bekerja, bahwa itu bukan tempat yang homogen," kata sutradara "Moonlight" Barry Jenkins, seperti dikutip .

Meskipun drama musikal "La La Land" mendominasi Oscar dengan 14 nominasi, "Moonlight", yang bercerita tentang perjuangan seorang anak kulit hitam miskin, mendapatkan delapan nominasi.

Mengikuti kesuksesan film "Moonlight", "Hidden Figures", yang bercerita tentang tiga matematikawan perempuan berkulit hitam yang bekerja untuk NASA pada 1960-an juga masuk dalam kategori Oscar film terbaik.

Film tersebut meraup pendapatan 84 juta dolar AS di bioskop-bioskop Amerika Utara dan menduduki puncak box office selama dua minggu, menghilangkan gagasan dalam industri film bahwa aktor minoritas tidak menarik banyak penonton.

The Academy of Motion Pictures Arts and Sciences, penyelenggara tahunan Oscar, yang dirombak keanggotaannya tahun lalu, berjanji untuk menggandakan jumlah anggota perempuan dan minoritas pada tahun 2020 dan memberikan hak suara kepada beberapa anggota non-aktif yang lebih tua.

Presiden Academy Cheryl Boone Isaacs mengatakan bahwa tujuan digelarnya acara tersebut tahun ini adalah untuk "menjangkau pembuat film hebat dari seluruh dunia" dan membuat Oscar menjadi sebuah acara global.

Inisiatif tersebut juga membuat Academy mematahkan tradisi dengan melakukan live-streaming pengumuman nominasi bukannya menyiarkan segelintir kategori utama di televisi AS.

"Saya tahu bahwa kami menjangkau lebih banyak orang secara langsung dibanding dengan apa yang pernah kami lakukan," kata Boone Isaacs kepada Reuters.

Tiga eksplorasi cerita orang berkulit hitam masuk dalam daftar nominasi film dokumenter terbaik: "13" tentang peradilan pidana dan perbudakan AS, "O.J. : Made in America" tentang sidang terkenal O.J. Simpson, dan "I Am Not Your Negro" tentang pemimpin-pemimpin hak-hak sipil melalui kacamata novelis James Baldwin.

"Ini suatu kehormatan ... dinominasikan dalam tahun yang benar-benar merangkul dan merayakan masuknya komunitas kreatif kami," kata sutradara "13" Ava DuVernay dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Baca juga artikel terkait PIALA OSCAR 2017 atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Film
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri

Artikel Terkait