Menuju konten utama

Ninja Xpress Ajak Jurnalis Melihat Dinamika di Warehouse

Menurut data Ninja Xpress, provinsi Banten termasuk dalam provinsi ketiga terbesar dalam origin dan destinasi paket pengiriman.

Ninja Xpress Ajak Jurnalis Melihat Dinamika di Warehouse
Suasana Warehouse Ninja Xpress di Kosambi. (FOTO/Ninja Xpress)

tirto.id - Pada Selasa (05/03), perusahaan penyedia jasa pengiriman barang, Ninja Xpress mengajak tirto.id untuk melihat secara langsung dinamika warehouse mereka yang ada di kawasan Kosambi, Tangerang, Banten. Warehouse yang berdiri di atas lahan seluas 12.000 meter persegi tersebut memperlihatkan para mitra yang sedang melakukan proses pengiriman barang melalui jalur darat dari dan ke wilayah Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sebelum masuk ke area warehouse, Tirto.id dan pengunjung lainnya diminta mengenakan safety vest. Para pengunjung tidak diperkenankan membawa alat elektronik apapun ke dalam area warehouse. Selanjutnya, para pengunjung melewati gerbang security check untuk memastikan pengunjung tidak membawa barang-barang yang dilarang.

Di bagian dalam, pengunjung bisa melihat seluruh proses pengiriman logistik mulai dari tahap inbound hingga outbound.

Tahap pertama adalah inbound. Ini adalah proses pemisahan paket-paket per daerah tujuan. Selanjutnya, paket yang telah dikumpulkan akan disortasi menggunakan mesin DWS (Dimension Weight and Scanning). Dengan kapasitas operasional yang meningkat, warehouse Ninja Xpress di Kosambi mengoperasikan 40 mesin DWS.

Penanggung jawab Operasional Mesin DWS Warehouse Kosambi, Lola Berliana Susanti menjelaskan, alasan Ninja Xpress memanfaatkan mesin DWS dalam proses shipping untuk memastikan berat paket sesuai dan tepat.

"Penanggung jawab dan pengoperasian mesin DWS mayoritas dilaksanakan oleh pekerja perempuan. Untuk itu, kami ingin memastikan berat paket sesuai dengan kemampuan mereka," ujarnya. .

Selanjutnya, paket yang telah melalui proses screening mesin DWS akan melalui proses to shipment dan diakhiri dengan proses outbound (pengiriman) ke konsumen.

Berdasarkan pengamatan tirto.id, pekerja laki-laki yang ada di warehouse DWS mengenakan kaus, celana pendek, sepatu sneakers dan kaus kaki. Regional Sort Manager untuk wilayah Indonesia Barat, Azhari Sweta mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk alasan keamanan dan kenyamanan.

"Pekerja mengenakan kaus dan celana pendek karena temperatur di ruangan warehouse cukup hangat. Kami juga ingin memastikan kalau tidak ada paket yang diselundupkan oleh para pekerja," ungkapnya. Sementara alasan penggunaan sepatu sneakers di area warehouse agar para pekerja tidak terpeleset.

"Area di dalam warehouse lumayan licin. Supaya pekerja tidak jatuh, maka dianjurkan untuk memakai sneakers," ucap Azhari.

Alasan Membuka Warehouse di Banten

VP of Sort Ninja Xpress, Jimmy Haposan mengatakan pembangunan Warehouse Kosambi merupakan langkah strategis Ninja Xpress dalam menjawab tren peningkatan permintaan pasar untuk pengiriman dari dan ke daerah Banten khususnya untuk kategori barang yang didominasi busana (fesyen) dan kosmetik.

"Menurut data Ninja Xpress, provinsi Banten termasuk dalam provinsi ketiga terbesar dalam origin dan destinasi paket pengiriman," urai Jimmy.

Lebih lanjut Jimmy menjelaskan bahwa penggabungan mini-hub Ninja Xpress juga disertai dengan pengembangan sistem dan inovasi layanan yang lebih terintegrasi agar memudahkan para pengguna Ninja Xpress.

Dalam perjalanannya, Ninja Xpress juga memprioritaskan pekerja yang berada di sekitar kawasan warehouse. Tujuannya agar bisa menyerap tenaga kerja di sekitar warehouse dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain memprioritaskan pekerja yang tinggal di sekitar kawasan warehouse, Ninja Xpress juga menjunjung inklusivitas. Hal itu tercermin dengan keberagaman mitra yang bergabung dengan Ninja Xpress.

"Kami terbuka dengan mitra dari usia berapa pun, gender apapun, dan latar belakang apa pun," jelas Azhari.

Dari segi usia, batasan usia yang diterapkan oleh Ninja Xpress adalah sekitar 40 hingga 50 tahun. Hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan optimalisasi saat mengangkat barang.

"Usia maksimumnya adalah 40 tahunan karena kami mengkhawatirkan keselamatan dan kemampuan mereka. Di atas usia yang telah disebutkan, kami khawatir kalau loading paket tidak optimal," ucap Lola.

Adapun sebanyak 20 persen dari mitra yang bergabung dengan Ninja Xpress adalah perempuan. Banyaknya jumlah mitra perempuan sejalan dengan transisi perempuan yang ikut aktif dalam kegiatan perekonomian sesuai dengan kemampuan, pendidikan dan kesempatan serta tersedianya jenis pekerjaan yang dibutuhkan.

"Kalau secara helicopter view, perempuan tidak punya limitasi terutama di hari Jumat. Selain itu kami juga ingin buat keberagaman," terang Lola.

Meski demikian, Ninja Xpress tetap memerhatikan keamanan dan keselamatan kerja untuk para pekerja perempuan. Misalnya, dengan memberi batasan bobot paket yang bisa diangkat pekerja perempuan atau memberi cuti hamil dan melahirkan.

"Untuk pekerja yang ingin mengajukan cuti atau melahirkan biasanya akan kami cari penggantinya selama ia cuti. Mudah untuk cari pengganti sementara karena total jumlah mitra kami ada 600 orang sementara yang in charge adalah 300 orang," tukas Lola.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis