Menuju konten utama

Nigeria Bebaskan 275 Tawanan & Serang Militan Boko Haram

Militer Nigeria gencar melakukan serangan terhadap kelompok militan Boko Haram serta membebaskan ratusan sandera yang ditawan oleh kelompok militan tersebut.

Nigeria Bebaskan 275 Tawanan & Serang Militan Boko Haram
ledakan bom bunuh diri di gombe, nigeria yang dilakukan oleh kelompok militan boko haram. antara foto/reuters/ afolabi sotunde.

tirto.id - Militer Nigeria gencar melakukan serangan terhadap kelompok militan Boko Haram serta membebaskan ratusan sandera yang ditawan oleh kelompok militan tersebut.

Juru Bicara Militer Nigeria Sani Usman mengatakan, Militer Nigeria berhasil menewaskan 15 militan Boko Haram dan menangkap enam komandan Boko Haram selama serangan pada Senin, (4/4/2016), seperti dikutip dari Antara, Rabu, (6/4/2016).

Usman menambahkan bahwa pada Selasa, (5/4/2016), militernya berhasil membebaskan 275 sandera yang ditawan oleh kelompok Boko Haram dalam satu operasi di Negara Bagian Borno, bagian timur-laut negeri tersebut.

Sejumlah senjata dan amunisi, serta kendaraan yang digunakan oleh Boko Haram, disita selama operasi militer itu.

Usman menyampaikan bahwa tentara Nigeria dibantu oleh pasukan keamanan sipil setempat yang membawa mereka ke persembunyian militan tersebut.

Boko Haram telah menewaskan ribuan orang, kebanyakan di bagian timur-laut Nigeria, sejak kelompok militan tersebut melancarkan perlawanan pada 2009, dalam upaya mendirikan negara yang berlandaskan agama.

Menurut data dari Amnesty Internasional, Boko Haram juga telah menculik ribuan anak-anak laki dan anak-anak perempuan di bagian timur laut Nigeria selama tujuh tahun terakhir, untuk dijadikan juru masak, budak seks, pasukan tempur dan bahkan pengebom bunuh diri guna menyerang desa-desa mereka.

Militer Nigeria telah merebut kembali banyak daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Boko Haram, tapi kelompok itu masih melancarkan serangan di negeri tersebut. Boko Haram juga telah memperluas kegiatannya ke negara tetangga Nigeria yaitu Kamerun, Chad dan Niger.

(ANT)

Baca juga artikel terkait AMNESTY INTERNASIONAL atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora