Menuju konten utama

Niat Mandi Sebelum Puasa Ramadhan Latin-Arab dan Hukumnya

Apakah puasa wajib mandi junub? Simak penjelasan hukumnya beserta bacaan niat mandi wajib sebelum puasa Ramadhan berikut ini.

Niat Mandi Sebelum Puasa Ramadhan Latin-Arab dan Hukumnya
Ilustrasi Mandi. foto/istockphoto

tirto.id - Niat mandi wajib sebelum puasa Ramadhan berbeda dengan mandi junub. Mandi sebelum puasa bukan kewajiban. Sementara itu mandi junub atau mandi wajib harus dilaksanakan ketika memiliki hadas besar.

Mandi wajib sebelum puasa tidak harus dilakukan karena bukan termasuk rukun maupun syarat sah puasa Ramadhan. Kondisi junub yang mengharuskan mandi wajib juga bukan hal yang membatalkan puasa.

Namun, jika seseorang dalam keadaan junub menjelang imsak, sebaiknya ia lekas mandi wajib agar sholat subuhnya sah. Jadi, tujuan mandi junub itu agar badan suci kembali dan sah melaksanakan salat fardhu.

Meskipun demikian, tidak ada larangan bagi umat Islam untuk melaksanakan mandi wajib sebelum puasa. Cara mandi sebelum puasa serta bacaan niat dalam tulisan arab-latin bisa disimak di bawah ini.

Niat Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan

Niat mandi wajib sebelum puasa Ramadhan bisa dinyatakan saat mulai mengguyur kepala dan membasahi rambut. Niat mandi wajib puasa Ramadhan, atau dalam istilah sebutan di kalangan orang awam 'niat keramas puasa Ramadhan', bisa dibaca dalam hati, atau boleh juga diperkuat dengan ucapan lisan.

Karena mandi wajib sebelum puasa Ramadhan bukan kewajiban, statusnya sebenarnya seperti mandi biasa. Namun, aktivitas ini dapat bernilai ibadah jika mandi wajib sebelum puasa didahului oleh niat melaksanakan amalan sunah pada malam di bulan Ramadhan.

Berikut bacaan niat mandi sebelum puasa Ramadhan dalam tulisan arab dan latin:

نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى

Bacaan arab latin: Nawaitu adaal ghuslil masnuni li fi hadzihil lailati min romadhona lillahi taala.

Artinya: "Saya berniat mandi yang disunahkan kepada saya pada malam ini di bulan Ramadhan, karena Allah Taala."

Jika pada malam sebelum menjalankan puasa Ramadhan, terutama ketika waktu sahur, seorang muslim mempunyai hadas besar karena kondisi junub, ia sebaiknya melakukan mandi wajib agar sah melaksanakan sholat subuh.

Bacaan niat mandi wajib atau niat mandi junub adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Bacaan Arab-latin: Nawaitul ghusla li raf'il hadatsil akbari minal jinabati fardhal lillaahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."

Hukum Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan

Hukum mandi wajib sebelum puasa sebenarnya sama dengan di hari-hari biasa. Meskipun demikian, menurut sebagian ulama, mandi di setiap malam Ramadhan hukumnya sunnah.

Untuk memahami hukum mandi sebelum puasa yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan, perlu tahu perbedaannya dengan mandi junub saat puasa. Berikut penjelasan ringkasnya:

1. Hukum Mandi Wajib Karena Junub Saat Puasa

Apa yang dimaksud dengan hadas besar adalah kondisi yang membuat badan tidak suci sehingga harus mandi wajib. Keadaan junub adalah salah satu sebab seseorang memiliki hadas besar sehingga untuk menyucikan diri perlu mandi wajib, yang biasa disebut mandi junub.

Apa saja yang termasuk hadas besar? Berikut 6 hal yang menjadi penyebab hadas besar:

  • Keluar sperma atau mani (baik karena hubungan seksual, mimpi basah, onani, dan disengaja ataupun tidak)
  • Melakukan hubungan seksual (baik keluar sperma maupun tidak);
  • Menstruasi atau haid (setelah darah haid berhenti keluar, wajib mandi);
  • Melahirkan;
  • Nifas atau keluar darah setelah melahirkan (setelah darah nifas berhenti keluar, wajib mandi);
  • Meninggal dunia (orang meninggal wajib dimandikan oleh yang masih hidup).

Ketika dalam kondisi memiliki hadas besar, seseorang tidak boleh melakukan sholat (tidak sah sholatnya), dilarang memegang mushaf Al-Qur'an maupun membaca ayat Al-Qur'an (kecuali membaca bagian ayat untuk dzikir); tidak boleh tawaf; dan tidak boleh berdiam diri di masjid.

Para ulama bersepakat bahwa kondisi junub bukan perkara yang membatalkan puasa. Hal ini didasari beberapa hadits shahih. Adapun yang dimaksud junub ialah keadaan memiliki hadas besar karena jimak (hubungan badan suami-istri), atau keluar mani secara sengaja maupun tidak (seperti mimpi atau onani).

Menukil dari artikel "Apakah Sah Puasa dalam Keadaan Junub?" yang dirilis dalam laman muhammadiyah.or.id, di antara dalil tetap sahnya puasa dalam kondisi junub ialah hadits yang diriwayatkan dari istri Rasulullah SAW, Ummu Salamah yang artinya sebagai berikut:

"Rasulullah SAW pernah bangun pagi dalam keadaan junub karena jima’ bukan karena mimpi, kemudian beliau tidak buka puasa (membatalkan puasanya) dan tidak pula meng-qadhanya," (HR. Bukhari dan Muslim).

Terdapat juga hadits dari Aisyah Ra sebagai berikut: "Waktu fajar pada bulan Ramadan sedang beliau [Rasulullah SAW] dalam keadaan junub bukan karena mimpi, maka mandilah (mandi janabat) beliau dan kemudian berpuasa," [HR. Muslim].

Namun, perlu digarisbawahi, yang dimaksud keadaan junub di sini adalah ketika seorang muslim/muslimah melakukan hubungan suami-istri pada malam hari di bulan Ramadhan. Lantas, karena lupa atau ketiduran, belum mandi junub ketika sudah masuk waktu subuh. Dalam kondisi junub seperti ini, puasa tetap sah, tetapi harus segera mandi wajib.

Di sisi lain, hubungan badan suami-istri saat siang hari pada bulan Ramadhan secara jelas dilarang dalam Islam, sekaligus bisa membatalkan puasa. Istimna' (onani/masturbasi) di siang hari pada bulan Ramadhan juga termasuk perkara yang membatalkan puasa.

Lain halnya dengan mimpi basah pada siang hari di bulan Ramadhan. Mimpi basah tidak membatalkan puasa Ramadhan. Sebab, mani keluar karena tidak sengaja. Apabila mimpi basah terjadi pada malam di bulan Ramadhan, perlu segera mandi junub sebelum puasa. Jika lupa belum mandi junub saat sudah masuk waktu subuh, puasanya tetap sah, tetapi harus segera mandi wajib.

Hukum yang berbeda lagi berlaku untuk kondisi memiliki hadas besar saat puasa karena haid dan nifas. Wanita yang sedang haid atau nifas tidak sah puasa Ramadhan, dan wajib menggantinya (mengqodho' puasa) pada bulan yang lain. Penjelasan hukum puasa belum mandi wajib haid bisa disimak melalui link artikel ini.

2. Hukum Mandi Wajib sebelum Puasa

Apakah puasa wajib mandi junub? Jawabannya jelas tidak wajib. Hukum mandi wajib saat puasa sama dengan waktu di hari-hari biasa.

Maksudnya, jika mempunyai hadas besar, setiap muslim dan muslimah harus melakukan mandi junub (mandi wajib) agar sah dan boleh melakukan sejumlah ibadah, terutama sholat fardhu 5 waktu. Perlu diingat, orang yang puasa Ramadhan tetapi tidak sholat 5 waktu akan kehilangan pahala dan mendapatkan dosa.

Kesimpulannya, jika tidak dalam kondisi junub, mandi wajib sebelum puasa sama dengan mandi biasa. Meski demikian, sebagian ulama berpendapat, mandi sebelum puasa, yakni pada malam bulan Ramadhan, termasuk amalan sunnah sehingga mendatangkan pahala.

Mengutip artikel "Sunnah Mandi Setiap Malam Ramadhan, Begini Ketentuan dan Niatnya" karya Muhamad Abror di laman NU Online (nu.or.id), penjelasan mengenai kesunnahan mandi pada setiap malam di bulan Ramadhan disampaikan oleh Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri. Kitab ini adalah hasyiyah (penjelasan) atas kitab Fathul Qarib karya Ibnu Qosim Al-Ghozzi.

Dalam kitabnya, Al-Bajuri menerangkan sejumlah jenis mandi yang disunnahkan, seperti mandi sebelum sholat Jumat, mandi untuk melaksanakan sholat ied, mandi jelang sholat gerhana, dan lain sebagainya. Salah satu yang juga menjadi amalan sunnah ialah mandi pada setiap malam di bulan Ramadhan.

Al-Bajuri menjelaskan, pendapat ulama yang lebih kuat menyatakan mandi pada setiap malam Ramadhan adalah sunnah. Meskipun begitu, ada beda pendapat karena menurut Imam Al-Adzrai, yang disunnahkan hanya mandi malam di bulan Ramadhan saat siangnya akan melaksanakan sholat Jumat.

Bisa disimpulkan, jika merujuk pada penjelasan ulama Mazhab Syafii dari abad 19 M itu (Al-Bajuri lahir di tahun 1783 M), mandi sebelum puasa Ramadhan bisa menjadi amalan sunnah jika dilaksanakan di malam hari. Artinya, mandi sebelum puasa Ramadhan dapat juga dilaksanakan pada waktu sahur (sebelum terbit fajar).

Cara Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan

Cara mandi sebelum puasa Ramadhan pada malam hari bisa dengan mengguyur seluruh anggota badan dengan air, dari kepala hingga kaki. Jadi tata caranya mirip dengan mandi junub, meski niatnya berbeda karena mandi pada malam Ramadan adalah amalan sunah.

Secara ringkas, cara mandi wajib adalah dimulai dari menyiramkan air ke kepala 3 kali (di siraman pertama sambil membaca niat dalam hati atau lisan). Kemudian, mengguyurkan air ke seluruh badan. Guyuran air dimulai dari anggota badan di sebelah kanan, kemudian berlanjut ke sebelah kiri.

Mandi wajib tidak harus disertai oleh keramas (mencuci rambut pakai sampo). Namun, orang yang melaksanakan mandi wajib perlu memastikan air membasuh hingga sela-sela rambut sampai pangkalnya dan juga lipatan-lipatan kulit.

Berikut adab dan tata cara mandi wajib sebelum puasa Ramadhan mulai dari awal hingga selesai:

  • Awali dengan membasuh tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
  • Bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
  • Berwudhu sebagaimana saat wudhu hendak shalat.
  • Memulai mandi wajib dengan mengguyur kepala sampai tiga kali.
  • Saat mulai mengguyur kepala, ucapkan niat dalam hati atau secara lisan (jika dalam keadaan junub, pakai niat mandi wajib. Jika tidak junub, pakai niat mandi sunah).
  • Guyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali
  • Lalu, guyur bagian badan sebelah kiri juga hingga tiga kali.
  • Jangan lupa menggosok tubuh depan-belakang dan menyela rambut/jenggot.
  • Pastikan air mengalir hingga lipatan kulit dan pangkal rambut.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Addi M Idhom