Menuju konten utama

Ngeri-ngeri Sedap Melancong ke Korea Utara

Korea Utara memang dikucilkan tapi diperkirakan sedikitnya ada 100.000 wisatawan asing mengunjungi negeri itu setiap tahun.

Ngeri-ngeri Sedap Melancong ke Korea Utara
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan para pendukung dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA) di Pyongyang, Selasa (12/9/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA

tirto.id - Korea Utara (Korut) banyak dijatuhi sanksi oleh PBB dan dikucilkan dunia karena dianggap mengganggu stabilitas kawasan terkait uji coba rudal yang begitu gencar. Banyak negara, seperti Amerika Serikat memperingati warganya untuk tak berkunjung ke Korea Utara.

Sebaliknya, Korea Utara secara ketat mengatur interaksi antara warganya dengan orang asing. Pemerintah Korea Utara membatasi perjalanan ke luar negeri terkait bisnis resmi dan melarang kunjungan spontan dan tak terpantau bagi warga asing. Namun, kondisi ini malah menarik minat beberapa pelancong dunia untuk datang ke negara itu.

Bla Aguinaldo salah satu wisatawan asing yang cukup penasaran dengan kondisi Korea Utara. Ia merasa tak puas mengetahui Korut hanya mendengar atau membaca pemberitaan melalui media Korea Utara. Pada 2016 lalu ia memutuskan untuk berlibur ke negeri Kim Jong-un itu.

Ia mengisahkan perjalanannya di blog pribadinya. Dalam tulisannya, ia menceritakan seorang turis yang ingin mengunjungi Korea Utara harus bergabung dalam kelompok tur. Ia memulai petualangnya dengan memasuki Korea Utara melalui Dandong, salah satu kota di Cina yang dekat perbatasan Cina-Korea Utara.

Hal yang paling menegangkan bagi Bla adalah saat ia memasuki pos pemeriksaan. Para turis akan diperiksa satu persatu mulai dari isi tas hingga isi ponsel. Ketegangan Bla terjadi karena lupa menghapus aplikasi kitab suci dalam ponselnya. Turis yang masuk ke Korea Utara dilarang membawa buku yang berkaitan dengan agama atau pornografi. Petugas akan memeriksa setiap halaman buku atau majalah yang dibawa. Namun, akhirnya Bla bisa bernapas lega setelah ponselnya dikembalikan dan diizinkan masuk ke Korea Utara.

Bla Aguinaldo bukanlah satu-satunya turis asing yang penasaran dengan Korea Utara. Menurut laporan The Telegraph, diyakini sekitar 100.000 turis mancanegara mengunjungi Korea Utara setiap tahun. Melihat hal ini pemerintah Korea Utara melalui Administrasi Pariwisata Nasional, mulai mempromosikan wisata Korea pada situs web khusus.

Pada situs pariwisata Korea Utara yang dinamai DPR Korea Tourism atau Democratic People's Republic of Korea Tourism itu sengaja dilengkapi empat bahasa asing seperti bahasa Inggris, Rusia, Mandarin, dan bahasa Jepang, agar penduduk asing dapat mengakses informasi terkait pariwisata di negara tersebut. Bahkan ada situs perwakilan untuk Asia Tenggara dan India, yang bermarkas di Kuala Lumpur.

Promosi online ini menjadi salah satu cara Korea Utara untuk menarik wisatawan asing. Korea Utara kini sedang gencar menarik wisatawan asing sebab Pyongyang menargetkan jumlah wisatawan yang memasuki Korea Utara mencapai satu juta orang pada 2017 dan dua juta orang pada 2020.

infografik paman kim

Tawarkan Ragam Tur

Baru-baru ini beredar viral foto wisatawan asing yang sedang menanam padi di sawah. Dalam beberapa laporan disebutkan bahwa turis-turis itu merupakan bagian dari labour tour atau menjadi pekerja sukarela (volunteer) di sektor pertanian yang kini gencar dipromosikan oleh pemerintah Korea Utara.

Menurut situs web pariwisata Korea Utara, wisatawan yang mengikuti labour tour akan memperoleh pengalaman langsung bagaimana cara menanam padi secara manual, menyiangi tanaman hingga memetik buah di perkebunan milik swasta atau milik negara selama 6 hari dan harus membayar biaya sebesar 1.195 Euro atau sekitar Rp18 juta.

“Melalui tur [Labour Tour] mereka [wisatawan] mendapatkan pemahaman terkait kebijakan pertanian dan budidaya pertanian di negara ini dan merasakan aktivitas perburuhan masyarakat yang rajin dan ceria,” tulis situs tersebut.

Selain labour tour, pemerintah Korea Utara juga menyediakan 12 paket tur lainnya. Tours by Plane Fans adalah paket wisata yang disebut paling populer di kalangan wisatawan asing yang berkunjung ke Korea Utara. Tawaran Korea Utara untuk tur ini adalah dengan mengelilingi berbagai kota di negara tersebut dengan menggunakan pesawat-pesawat tua milik negara dan berfoto-foto di berbagai kota yang dilintasi.

Warga Eropa sebagai penikmat Plane by Tour Fans. Sebagian besar besar dari Inggris, Jerman, Perancis, Austria dan Belanda. Pemerintah Korea Utara mengklaim jika jumlah peminat tur ini terus meningkat. Namun, Pyongyang tetap tertutup soal jumlah pengunjung yang berasal dari Eropa tersebut.

Paket wisata Korea Utara hanya sebatas yang tertera pada situs wisata pemerintah, menurut penelusuran Tirto, para agen travel luar negeri juga banyak yang menyediakan paket tur ke Korea Utara. Mereka bekerja sama dengan Korea International Travel Company (KITC) yang merupakan perusahaan tur internasional yang resmi dan diakui negara.

Salah satu yang bekerja sama dengan KITC adalah Koryo Tour yang berada di Beijing, Cina. Ragam tur tersedia dengan patokan harga mulai dari 800 Euro atau Rp12,6 juta. Selain itu, KITC juga membuka kantor perwakilan di Cina, Malaysia dan Jerman guna lebih banyak mendatangkan pengunjung ke Korea Utara.

Di atas kertas, saat wisatawan banyak mengunjungi Korea Utara maka pendapatan Korea Utara juga akan meningkat dari sektor pariwisata. Jimin Kang seorang mantan anggota militer Korea Utara yang kini menetap di Inggris berpendapat dana yang didapat dari sektor pariwisata dapat berkontribusi terhadap penciptaan senjata nuklir dan rudal.

“Saya percaya bahwa pariwisata di Korea Utara hanya berfungsi untuk memperpanjang masa rezim Korea Utara,” ujar Jimin dikutip dari The Guardian.

Namun, ekonom Kim Sang Hak dari North Korean Academy of Social Sciences menganggap sektor pariwisata ini akan menghasilkan banyak keuntungan dari segi pendapatan untuk melawan anggapan miring bahwa Korea Utara adalah negara yang terbelakang dan mengalami bencana kelaparan.

“Banyak orang di negara asing berpikir dengan cara yang salah tentang negara kita. Meskipun sanksi ekonomi dari imperialis AS meningkat, kita sedang mengembangkan ekonomi kita. Jadi saya pikir banyak orang penasaran dengan negara kita [sehingga banyak yang mengunjungi Korea Utara],” kata Kim Sang Hak.

Menyoal sumbangan turis pada rezim Kim Jong-un, Gareth Shaw, Profesor Manajemen Retail dan Pariwisata dari University of Exeter Business School, Inggris mengungkapkan pada dasarnya wisatawan yang mengunjungi Korea Utara adalah mereka yang ingin mengetahui secara langsung keadaan di Korea Utara dan ingin membantu rakyat Korea Utara yang menderita melalui labour tour. Mereka yang menyukai wisata sosial biasanya pera pensiunan dan anak-anak muda yang tertarik dengan alasan moral untuk menjadi relawan.

“Itulah satu-satunya cara Anda bisa mendamaikannya secara etis, menurut saya. Karena Anda tidak ingin membantu orang yang mengelola negara ini, tetapi Anda akan merasa kasihan pada orang-orang yang menderita,” ujar Shaw.

Namun, negara-negara tetap memberlakukan peringatan untuk tidak mengunjungi Korea Utara. Pemerintah Amerika Serikat juga mengeluarkan peringatan warganya untuk tidak mengunjungi Korea Utara. Faktor keamanan tetap menjadi ancaman.

Kisah kematian pelajar AS bernama Otto Warmbier yang mencuri poster propaganda di sebuah hotel, dan cara pemerintah Korea Utara dalam memantau setiap gerak-gerik wisatawan asing dianggap menjadi hal yang menakutkan di Korea Utara. Apakah Anda mau mencoba?

Baca juga artikel terkait KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Suhendra