tirto.id - Nestlé Indonesia menggandeng International Rice Research Institute (IRRI), untuk memberikan bantuan teknis dalam pemantauan dan pengurangan emisi terkait produksi beras.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan secara simbolis oleh Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur Nestlé Indonesia dan Jean Balié, Director General IRRI.
DIRECTION-Zero C, proyek kolaborasi Nestlé Indonesia dan IRRI berfokus pada pengurangan emisi karbon di produksi beras di Indonesia melalui pengelolaan nutrisi yang presisi dan pengelolaan air yang berkelanjutan.
Proyek ini akan menggunakan beberapa inovasi dan alat digital yang dikembangkan oleh IRRI dan mitranya, di antaranya adalah Crop Manager for Rice-based Systems untuk pengelolaan nutrisi berbasis lokasi; sistem pengelolaan air yang disebut Alternate Wetting and Drying (AWD), dan Internet of Things berbasis AutoMon guna berbagi informasi untuk penjadwalan irigasi, pemantauan secara real-time, dan pelaporan.
“Kami menyambut baik kerja sama dengan IRRI, karena langkah ini sejalan dengan ambisi kami untuk mengurangi separuh emisi pada 2030 dan mencapai net zero emisi karbon pada 2050, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, karena kami akan menggunakan beras yang dihasilkan sebagai bahan baku untuk produk-produk bubur bayi," ujar Jean-Luc De-Vuyst, Technical Director Nestlé Indonesia, dalam rilis yang diterima Tirto, Kamis, (28/10/2021).
"Dalam kerja sama ini kami melibatkan 1.600 petani beras di sembilan kecamatan, di antaranya Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman, Kulonprogo, Bantul), Jawa Tengah (Magelang, Klaten, Sukoharjo, Purworejo), dan Jawa Timur (Madiun, Ponorogo)," tambahnya.
Dr. Sudhir Yadav, Pemimpin Riset untuk Tanah, Air dan Lingkungan mengungkapkan proyek tersebut akan memanfaatkan inovasi mereka yang telah memberikan manfaat positif di negara Asia lainnya.
“Misalnya, pengelolaan air menghasilkan 30% pengurangan konsumsi air dan 48% penurunan emisi metana. Melalui Rice Crop Manager, terjadi peningkatan hasil panen rata-rata pada setiap musim tanam di beberapa negara. Sedangkan, AutoMon telah membantu pengelola irigasi dan kelompok petani dalam mengelola air secara efektif dan menghemat 10-15 persen air irigasi dalam uji coba yang mencakup sistem irigasi skala kecil dan besar di beberapa lokasi,” katanya.
Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change) mencatat bahwa cuaca panas ekstrem telah meningkat, sementara dingin ekstrem menurun. Tren ini diprediksi akan berlanjut hingga beberapa dekade mendatang di Asia.
Proyek ini bertujuan untuk memvalidasi efektivitas jenis intervensi yang ada sebagai bagian dari ambisi Nestlé untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Kami senang dapat berbagi solusi berbasis sains bersama Nestlé untuk mengurangi emisi,” kata Remy Bitoun, Head of IRRI Tech Transfer.
“Perubahan yang krusial dalam praktik pertanian dan kemitraan inovatif diperlukan untuk mengurangi atau memitigasi pertukaran sambil memastikan sistem pertanian pangan yang berkelanjutan dan adil untuk semua,” tangkasnya.
Editor: Addi M Idhom