Menuju konten utama

Neraca Dagang Februari 2021 Surplus 2 Miliar dolar AS

Surplus Februari 2021 diperoleh karena ekspor selama Februari 2021 mencapai 15,27 miliar dolar AS sementara impor mencapai 13,26 miliar dolar AS.

Neraca Dagang Februari 2021 Surplus 2 Miliar dolar AS
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 2 miliar dolar AS per Februari 2021. Surplus ini meningkat dibanding posisi Januari 2021 yang berkisar 1,96 miliar dolar AS.

Surplus ini diperoleh karena ekspor selama Februari 2021 mencapai 15,27 miliar dolar AS sementara impor mencapai 13,26 miliar dolar AS.

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia Januari-Februari 2021 mencapai 3,96 miliar dolar AS. Surplus ini lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2020 yakni 1,88 miliar dolar AS.

“Ini menunjukan geliat berbagai sektor di dalam negeri mulai bergerak,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/3/2021).

Ekspor pada Februari 2021 ini mengalami kenaikan 8,56 persen dari periode yang sama secara year on year (yoy) meski turun tipis 0,19 persen secara month to month (mtom).

Kenaikan ekspor secara yoy terjadi di seluruh sektor. Migas naik 6,9 persen yoy, pertanian naik 3,16 persen yoy, industri pengolahan naik 9 persen yoy, dan pertambangan naik 7,53 persen yoy.

Menurut data BPS sejumlah komoditas mengalami kenaikan ekspor secara bulanan yaitu besi dan baja naik 24,2 persen, kendaraan dan bagiannya 12 persen, dan logam mulia, perhiasan permata naik 22,24 persen. Sayangnya pada bulan ini ekspor lemak dan minyak hewan/nabati turun 27,11 persen secara mtom.

“Mengawali 2021 ekspor kita sangat bagus karena peningkatan permintaan dan kenaikan beberapa harga komoditas,” ucap Suhariyanto.

Kenaikan ekspor Februari 2021 juga ditopang oleh kenaikan impor. Impor tercatat tumbuh double digit yaitu 14,86 persen dari periode yang sama secara yoy tetapi turun 0,49 persen secara mtom.

Menurut Suhariyanto kenaikan impor double digit ini adalah yang pertama kali sejak terjadi terakhir kali pada Juni 2019. Selama rentang waktu itu, impor selalu menunjukan tren menurun yang dikhawatirkan menjadi pertanda perlambatan ekonomi.

Impor pada Februari 2021 ini ditopang kenaikan impor konsumsi 43,59 persen yoy, bahan baku/penolong 11,53 persen yoy, dan barang modal 17,68 persen yoy.

Data BPS mencatat sejumlah komoditas mengalami kenaikan secara mtom, antara lain mesin dan perlengkapan elektrik, ampas/sisa industri makanan, gula dan kembang gula sampai serelia. Sementara penurunan impor terjadi pada buah-buahan, produk kimia dan produk farmasi.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto