tirto.id - Puasa Ramadan 1442 H telah memasuki hari ke-11 pada hari ini, Jumat (23/4/2021), yang artinya umat Islam telah menjalankan lebih dari sepertiga ibadah puasanya.
Bagi laki-laki muslim, mukallaf, sehat, dan bermukim, hari Jumat juga diwajibkan untuk melaksanakan ibadah salat Jumat sebagai pengganti salat zuhur.
Dalam pelaksanaan salat Jumat, salah satu syarat sahnya yaitu adanya khutbah yang harus disampaikan khatib kepada para jamaah.
Tujuan khutbah Jumat sendiri, seperti disampaikan Ahmad Zarkasih dalam "Rukun dan Syarat Sah Khutbah Jumat Menurut Mazhab Syafi'iyah" (2020: 11), adalah sebagai nasihat sekaligus peringatan untuk mentaati perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya.
Dikutip dari laman NU Online, berikut merupakan naskah khutbah Jumat bulan Ramadhan yang bisa dijadikan contoh saat melaksanakan ibadah salat Jumat, di mana isinya tentang apa saja daftar amalan sunah yang seharusnya bisa dilakukan pada bulan Ramadan.
Naskah Khutbah Jumat Bulan Ramadhan
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Jumat ini merupakan Jumat kedua di bulan Ramadan atau bertepatan dengan hari ke-11 kita menjalankan ibadah puasa.
Ramadan, tamu terhormat tentu saja mengandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa kita jumpai pada bulan-bulan lainnya.
Alhamdulillah, kita dipertemukan kembali dengan bulan tobat, bulan zuhud dan melawan nafsu, bulan menyucikan jiwa, bulan tadarus Al-Qur’an, bulan qiyamullail dan memperbanyak kebaikan.
Oleh karena itu, marilah kita bersegera menyibukkan hari-hari dan hembusan-hembusan nafas kita dengan ketaatan kepada Allah.
Karena orang yang tidak mengisi dan menyibukkan waktu senggangnya dengan sesuatu yang bermanfaat baginya maka ia akan disibukkan oleh waktu luangnya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
Hadirin rahimakumullah, apa yang semestinya bisa kita lakukan di bulan Ramadhan, khususnya pada siang hari?
Ada beberapa amalan sunah yang jika kita kerjakan di bulan Ramadan, pahalanya juga menjadi berlipat ganda.
1. Ketika fajar tiba, kita buka hari dengan memperbanyak membaca zikir.
Di antara zikir yang semestinya kita baca setiap pagi dan petang sebanyak tiga kali adalah:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِيْ الْأَرْضِ وَلَا فِيْ السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Rasululullah SAW menjelaskan bahwa orang yang membacanya tiga kali maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya.
2. Melaksanakan shalat Shubuh dengan berjamaah karena Nabi Muhammad bersabda yang maknanya:
“Barang siapa mengerjakan shalat Isya’ secara berjamaah, maka seakan ia menghidupkan separuh malam dan barang siapa mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, maka seakan ia menghidupkan malam seluruhnya.” (HR Muslim)
3. Bergabung dengan orang-orang yang ikut serta dalam halaqah dan kajian serta tadarus Al-Qur’an di pagi hari, karena Ramadan adalah bulan Al-Qur’an.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada sahabat Abu Dzarr radhiyallallhu ‘anhu dan kepada kita semua, yang jika diartikan perkataannya sebagai berikut:
“Wahai Abu Dzarr, sungguh jika engkau pergi lalu belajar satu ayat Al-Qur’an itu lebih baik bagimu daripada shalat sunah seratus rakaat, dan jika engkau pergi lalu belajar satu bab ilmu agama maka itu lebih baik bagimu daripada shalat sunah seribu rakaat.” (HR Ibnu Majah)
4. Saat kita berangkat kerja, jangan lupa berniat yang baik agar kita senantiasa mendapatkan pahala ketika bekerja dan agar kita tidak menyia-nyiakan waktu demi waktu yang dilalui dalam bekerja tanpa pahala.
Kita bertakwa kepada Allah dalam menunaikan pekerjaan kita. Kita jaga lisan dari kata-kata dusta dan menipu. Kita terapkan hadis yang disabdakan Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang isinya:
“Puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, janganlah berkata buruk dan melakukan perbuatan-perbuatan yang bodoh, jika ada orang yang mengajak bertengkar atau mencacinya (janganlah melayaninya dan) hendaklah ia mengatakan: Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa.” (HR Malik dalam al-Muwaththa’)
5. Ketika azan Ashar berkumandang, kita upayakan untuk mengajak orang lain bersama kita ke majelis ilmu, majelis yang penuh kebaikan dan keberkahan, agar bertambah dan semakin besar pahala yang kita peroleh.
Lalu kita simak kajian keagamaan yang disampaikan oleh para guru yang terpercaya, agar kita tahu bagaimana cara yang benar dalam menaati Allah dan mencari bekal dari dunia yang fana ini untuk akhirat yang kekal.
6. Setelah kajian selesai, kita pulang kembali ke rumah dan kita ajarkan apa yang kita pelajari kepada segenap anggota keluarga kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR al-Bukhari dan lainnya)
7. Jika istri dan keluarga membutuhkan bantuan kita, maka bergegaslah membantu.
Jadilah penolong bagi mereka, selalu hadapi mereka dengan senyum gembira serta perkataan yang baik. Dan ringankanlah keletihan mereka dengan perkataan yang indah.
Seperti sabda Rasulullah SAW:
“Orang-orang pilihan di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian kepada istri-istrinya.” (HR Ibnu Hibban dan lainnya)
8. Memberikan sebagian makanan dan minuman kepada tetangga kita yang fakir dan membutuhkan.
Pahala yang kita dapat sangatlah besar jika kita memberikannya kepada mereka. Kita memuliakannya karena Allah.
Kita beri makanan atau minuman untuk orang yang akan berbuka sehingga kita memperoleh pahala yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا (رواه الترمذي)
Artinya: “Barang siapa memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa maka ia memperoleh pahala yang menyerupai pahalanya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR at Tirmidzi)
Ini maknanya bahwa kita memperoleh pahala yang menyerupai pahala orang yang berpuasa tersebut.
Bukan pahala yang sama persis dengan pahalanya dari semua segi, karena orang yang berpuasa Ramadan tengah melakukan puasa wajib dan kita yang memberinya makan berbuka tengah melakukan perkara sunah.
Perkara sunah tentu tidak akan menyamai perkara yang wajib.
9. Segeralah berbuka setelah betul-betul yakin bahwa waktu Maghrib telah masuk.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda di mana maknanya adalah:
“Orang-orang selalu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Saat berbuka bacalah doa:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوْقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Ya Allah, karena Engkaulah aku berpuasa dan dengan rezeki dari-Mu aku berbuka, hilanglah hausku, basahlah urat-uratku dan semoga aku peroleh pahalaku insya Allah.”
Kita berbuka dengan kurma. Jika tidak ada, maka kita berbuka dengan air, seperti disabdakan Baginda Muhammada SAW yang diriwayatkan at-Tirmidzi:
“Jika salah seorang di antara kalian berbuka maka hendaklah ia berbuka dengan kurma karena kurma itu penuh berkah, barangsiapa tidak mendapatkannya maka hendaklah ia berbuka dengan air karena air itu sesuatu yang suci dan menyucikan.” (H.R. at-Tirmidzi)
Hadirin jamaah salat Jumat rahimakumullah, janganlah kita jadikan Ramadan sebagai waktu untuk memperbanyak makanan serta berganti-ganti menu yang berbeda-beda.
Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepada salah seorang sahabatnya:
“Janganlah engkau bermewah-mewah dan bernikmat-nikmat, karena sesungguhnya para hamba Allah yang shaleh tidak bergaya hidup mewah.” (HR Ahmad, Abu Nu’aim dan al Baihaqi).
Demikianlah khutbah singkat pada Jumat kedua di bulan Ramadan yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Aamiin allahumma aamiin.
Editor: Fitra Firdaus