Menuju konten utama

Naskah Khutbah Jumat: Meski Ramadan Usai, Berkahnya Tetap Harus Ada

Naskah khutbah Jumat: berkah Ramadan, keutamaan bulan Syawal dan ibadah yang harus tetap dipertahankan.

Naskah Khutbah Jumat: Meski Ramadan Usai, Berkahnya Tetap Harus Ada
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Bulan suci Ramadhan 1442 H telah berlalu dan sekarang kita masuk di pekan kedua bulan Syawal.

Tentu saja salah satu bulan yang ditunggu-tunggu kehadirannya adalah bulan Ramadan, karena bulan itu juga disebut dengan bulan penuh keberkahan.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ، وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (النمل: ٨٩-٩٠) ـ

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang artinya:

”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Keutamaan bulan Ramadan di antaranya, setiap ibadah yang kita lakukan, maka akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Selain itu, masih banyak keberkahan dan keutamaan lainnya yang kita dapatkan selama bulan Ramadan.

Karenanya, meski Ramadan telah pergi meninggalkan kita, ibadah dan keberkahannya tetap perlu kita pertahankan.

Coba diingat-ingat apa saja yang sudah kita lakukan di bulan yang penuh berkah itu? Misalnya jika kita telah beramal dengan baik selama Ramadan, maka itu perlu kita pertahankan dan tingkatkan di bulan-bulan setelah Ramadan.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, dikutip dari laman NU Online, waktu untuk melakukan kebaikan tidaklah pernah berlalu kecuali dengan kematian.

Puasa masih bisa kita lakukan setiap saat. Islam memberikan kesempatan kepada kita untuk meneruskan dan melestarikan ibadah puasa.

Puasa pertama yang bisa kita lakukan usai Ramadan, salah satunya adalah puasa Syawal 6 hari.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun," (HR. Muslim).

Berdasarkan hadis ini, jelas disebutkan bahwa keutamaan puasa Syawal bagi yang mengerjakannya adalah mendapat pahala puasa selama setahun penuh setelah puasa Ramadan.

Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadan tidak terputus. Menjalankan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal menunjukkan bahwa ibadah yang dijalankan selama bulan Ramadan tidak berhenti meski bulan suci itu telah berlalu.

Ibadah-ibadah yang dijalankan selama bulan Ramadan hendaknya memang tetap dipertahankan.

Di samping itu juga ada puasa sunah Senin-Kamis. Ada puasa sunah tiga hari (al-ayyam al-bidh) pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan, dan ada beberapa puasa sunah yang lain.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menganjurkan agar kita melakukan salat malam sepanjang tahun, tidak hanya pada bulan Ramadan saja.

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang bermakna:

“Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun malam, kemudian ia shalat dan membangunkan istrinya, jika istrinya menolak ia percikkah air ke wajahnya, dan semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun malam, kemudian ia shalat dan membangunkan suaminya, jika suaminya menolak ia percikkan air ke wajahnya,” (HR. Abu Dawud).

Untuk itu marilah kita selalu berlomba-lomba untuk terus berbuat baik dan melakukan berbagai ketaatan. Selagi kita masih diberikan umur dan kesehatan, ayo kita manfaatkan masa hidup ini untuk berbuat baik sebelum ajal menjemput.

Dunia adalah waktu untuk beramal dan akhirat adalah waktu untuk mempertanggungjawabkan amal. Penyesalan di akhirat tiada guna dan manfaat. Jangan sampai kita tergolong mereka yang mengatakan di akhirat:

يَا حَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ الله (الزمر: ٥٦)ـ

Maknanya:

“Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunaikan kewajiban kepada Allah,” (QS. Az-Zumar: 56).

Atau termasuk mereka yang ketika melihat azab, mengatakan:

لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (الزمر: ٥٨)ـ

“Seandainya aku dapat kembali ke dunia, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik,” (QS. Az-Zumar: 58).

Atau termasuk mereka yang ketika diazab di neraka, mereka mengatakan:

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ (فاطر: ٣٧)ـ

“Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari neraka, niscaya kami akan mengerjakan amal saleh yang berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan dahulu,” (QS. Fathir: 37).

Hadirin jamaah Jumaat rahimakumullah, dalam hadis qudsi Allah SWT berfirman yang maknanya:

“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya,” (HR Al-Bukhari).

Oleh sebab itu, janganlah kita pernah meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Baginda Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita selalu menjaga diri dari api neraka walaupun hanya dengan bersedekah separuh dari satu biji kurma.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim pernah diceritakan mengenai seorang perempuan pezina yang diampuni dosanya karena menolong seekor anjing yang sedang kehausan.

Oleh karenanya, jangan pula sekali-kali meremehkan dosa dan maksiat lalu kita melakukannya dengan dalih ini hanya dosa kecil.

Karena dosa kecil yang dilakukan terus menerus dapat membuka jalan menuju dosa besar. Dan dosa besar adalah perantara dan jalan menuju kekufuran.

Seseorang yang melakukan dosa besar terus menerus dikhawatirkan nantinya mati dalam keadaan su’ul khatimah. Na’udzu billahi min dzalik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan:

“Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil,” (HR Ath-Thabarani).

Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah,

Meski Ramadan telah usai, kita tetap perlu dan harus memperkuat iman dengan terus istiqamah berbuat kebaikan untuk mendapat berkah dari Allah SWT.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Sebaik-baik perbuatan menurut Allah adalah yang dirutinkan meskipun sedikit,” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dan yang terakhir, menutup khotbah Jumat kali ini, kita juga jangan pernah bosan dan puas dengan ilmu agama yang telah dipelajari.

Setelah Ramadhan, kita lanjutkan bermajelis ilmu, seperti perintah Rasulullulah melalui sabdanya:

“Seorang mukmin tidak semestinya merasa puas dengan kebaikan yang ia dengarkan hingga kehidupannya berujung masuk ke dalam surga,” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).

Mudah-mudahan kita semua senantiasa diberi kekuatan untuk melakukan berbagai ibadah selama kita hidup di dunia. Aamiin allahumma aamiin.

Hadirin rahumakumullah,

Demikian khotbah Jumat pada hari ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin.

Baca juga artikel terkait NASKAH KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Fitra Firdaus