tirto.id - Musim ini Barcelona tampil tidak atraktif, dan itu bukan rahasia lagi. Penyebabnya pun jelas: strategi Ernesto Valverde yang kian pragmatis. Tidak seperti 4-4-2 yang dipakai musim lalu, belakangan Valverde lebih kerap memainkan skema 4-3-3 dengan hanya mengandalkan satu orang gelandang serang. Sisa dua gelandang lain lebih diplot sebagai pelindung lini belakang.
Kalau tidak, dua gelandang--yang salah satunya pasti diisi Sergio Busquets--paling-paling hanya melakukan umpan ke samping sambil mengandalkan determinasi bek sayap untuk memancing lawan. Strategi ini kontras dengan Barca era Iniesta-Xavi yang identik dengan kepiawaian untuk 'tidak bergantung dengan orang lain' dan mencari celah guna memompa bola ke seluruh penjuru, utamanya ke depan.
Ironisnya, strategi Valverde yang ditujukan agar Barcelona tak diserang balik lawan ini justru terkesan nirfaedah. Hingga 20 pekan berlalu, Barcelona sudah 21 kali kebobolan di Liga Spanyol. Angka ini bahkan jauh lebih buruk ketimbang musim lalu. Ketika itu mereka cuma kemasukan sembilan gol.
Perkara kualitas lini belakang sebenarnya sudah diendus sendiri oleh Valverde sebelum paruh pertama Liga Spanyol usai.
"Kami adalah Barca, dan kami ingin punya tim yang bisa merespons apa yang akan datang. Saya telah memikirkan [mendatangkan] bek tengah. Saya punya pemain di tim B, nanti juga akan kami lihat di bursa transfer," beber Valverde sebelum pembukaan bursa transfer, Desember lalu.
Namun yang terjadi seperti jauh dari janji. Pada bursa transfer musim dingin, sejauh ini bek yang didatangkan Barcelona hanya Jeison Murillo, pemain yang semasa berada di Valencia sekadar jadi penghangat bangku cadangan. Padahal mereka butuh lebih dari itu karena duet Gerard Pique dan Samuel Umtiti tak mungkin bisa tampil penuh.
Suara-suara sumbang terhadap Valverde pun bermunculan, apalagi baru Kamis (24/1/2019) kemarin mereka dibekuk Sevilla dua gol tanpa balas dalam pertandingan leg pertama perempat final Copa Del Rey.
Baru-baru ini, media asal Spanyol, Marca, bahkan merilis daftar pelatih yang berpotensi menggantikan Valverde. Selain pelatih Real Betis Quique Setien, di dalamnya terdapat nama-nama eks pemain Barcelona seperti Giovanni van Bronckhorst, Thierry Henry, hingga Xavi Hernandez.
"Respons tak jelas Ernesto Valverde soal masa depannya di Barcelona telah mengarahkan kami kepada sejumlah pelatih yang mungkin bisa jadi pengganti yang layak," tulis Marca dalam artikel tersebut.
Cara Marca dan media-media Spanyol menyodorkan pergantian pelatih sebagai solusi sebenarnya tak beda jauh dengan situasi yang mendera klub Liga Inggris, Manchester United, pada paruh pertama musim. Di bawah asuhan Jose Mourinho, Setan Merah tampil pragmatis seperti Valverde, bahkan dalam level yang lebih ekstrem. Gaya bermain MU saat itu pun sama nirfaedah-nya karena toh mereka banyak kebobolan.
Kemudian masalah ini bisa ditambal dengan pergantian pelatih. Masuknya Ole Gunnar Solskjaer menggantikan Jose Mourinho di posisi kepala pelatih menghadirkan kepercayaan diri baru, dan bahkan hingga kini membuat Setan Merah memetik delapan kemenangan beruntun di semua kompetisi.
"Dia [Solskjaer] melakukan pekerjaan yang sangat baik. Sebagai [mantan] pemain dia tahu mental klub ini. Dia datang untuk membantu kami dan segalanya berjalan bagus," ujar pemain MU, Paul Pogba.
Situasi Barcelona Lebih Rumit
Pergantian Mou dengan Ole di MU memang selain karena gaya bermain tak jelas, juga didorong oleh posisi Setan Merah di klasemen Liga Inggris yang anjlok. Situasi demikian tak terjadi di Barcelona.
Barcelona cenderung tak mendapat tekanan seperti yang dialami MU di Liga Inggris. Faktanya sejauh ini mereka ada di puncak klasemen Liga Spanyol meski permainannya jelek. Unggul lima poin atas Atletico Madrid, 10 dari Real Madrid, dan 13 dibanding Sevilla, Blaugrana jelas bisa melenggang mulus ke tahta juara andai ketiga klub tersebut tak membikin kejutan.
Situasi inilah yang sepertinya membuat peluang pergantian Valverde tak sebesar Mourinho.
Selain itu, faktanya Lionel Messi juga tampil memukau. Pemain asal Argentina itu telah mencetak 18 gol dan 12 assist di Liga Spanyol. Dengan kata lain, ia terlibat dalam 30 gol. Jumlah gol Barcelona di Liga Spanyol sendiri cuma 56, yang berarti Messi punya andil lebih dari separuhnya. Ditambah, pemain bernomor 10 itu selalu jadi penyemangat saat media atau pihak luar menyudutkan Valverde.
"Dengan Valverde saya merasa spektakuler, karena caranya. Karena bagaimana dia berbicara kepada pemain. Jujur saja, dia adalah orang yang baik," ucap Messi.
Peran Messi sebagai juru selamat ini pula yang kemudian jadi faktor dilematis tambahan. Di satu sisi, performa mengkilapnya membawa Barcelona terselamatkan dari kekalahan di pekan krusial Liga Spanyol. Pada sisi lain, ia justru membuat posisi Valverde dan filosofinya yang mengubah wajah Barca semakin aman.
Editor: Rio Apinino