tirto.id - National Aeronautics and Space Administration (NASA) melacak asteroid yang diperkirakan mendekati bumi pada Selasa (10/9/2019) hari ini. Menurut Center for Near Earth Object Studies (CNEOS) atau Pusat Studi Objek Dekat Bumi menyebut asteroid tersebut hampir sebesar Chicago Water Tower
International Bussines Times (IBT) mewartakan, CNEOS mengidentifikasi asteroid yang mendekat itu sebagai 2019 RH yang termasuk sebagai objek dekat Bumi. Hal ini berarti asteroid telah masuk di jalur lintasan yang dekat dengan planet.
"Objek Dekat Bumi adalah komet dan asteroid yang telah didorong oleh gaya tarik gravitasi planet terdekat menjadi orbit yang memungkinkan mereka memasuki lingkungan Bumi," kata CNEOS, seperti dikutip IBT
"Sebagian besar terdiri dari air es dengan partikel debu, komet awalnya terbentuk di sistem planet luar yang dingin sedangkan sebagian besar asteroid berbatu terbentuk di tata surya bagian dalam yang lebih hangat antara orbit Mars dan Jupiter," ujar CNEOS, menambahkan.
Menurut basis data CNEOS, 2019 RH saat mengorbit dengan kecepatan hampir 38.000 mil per jam. Asteroid ini diperkirakan memiliki diameter sekitar 125 kaki atau 38 meter.
Karena ukurannya, asteroid ini kemungkinan besar tidak akan mengenai permukaan Bumi, jika ia merusak atmosfer. Asteroid itu mungkin akan meledak di udara dan menyebabkan ledakan yang sangat terang.
2019 RH diprediksi mendekati Bumi pada 10 September pukul 4.41 am EDT. Selama waktu ini, asteroid akan berada di sekitar 0,01787 unit astronomi atau sekitar 1,7 juta mil dari pusat planet.
CNEOS mengklasifikasikan 2019 RH sebagai asteroid Apollo. 2019 RH memiliki orbit yang sangat luas yang membawanya mengelilingi Bumi dan Matahari. Kadang-kadang, orbit asteroid bersinggungan dengan orbit Bumi ketika planet ini bergerak mengelilingi bintang masif.
2019 RH pertama kali diamati pada 4 September. Selain dari Bumi, asteroid juga dikenal mendekati planet lain seperti Mars dan Venus.
Pendekatan dekat-Bumi berikutnya diperkirakan akan berlangsung pada 7 September 2020. Selama masa ini, asteroid diperkirakan sekitar 0,26621 unit astronomi atau sekitar 25 juta mil jauhnya dari pusat planet.
Selain 2019 RH, asteroid 2006 QV89 juga mendekati Bumi pada Senin (9/9/2019) kemarin dan dipastikan tidak menabrak bumi. Dikutip dari Space.com, para astronom mengesampingkan kemungkinan asteroid menabrak Bumi setelah mereka tidak dapat menemukannya di wilayah yang diperkirakan akan terjadi tabrakan.
2006 QV89 ditemukan pada 29 Agustus 2006 oleh Catalina Sky Survey di dekat Tucson, Arizona. Asteroid ini memiliki diameter antara 70 hingga 160 kaki (20 hingga 50 meter) atau, sama dengan panjang arena bowling dan lebar lapangan sepak bola.
Pengamatan menunjukkan, asteroid memiliki kemungkinan satu dari 7.000 untuk bertabrakan dengan Bumi pada 9 September 2019.
Untuk mengantisipasi apa yang harus dilakukan saat asteroid benar-benar menabrak bumi, entah kapan, NASA melakukan simulasi bencana.
Federal Emergency Management Agency (FEMA), salah satu bagian NASA yang fokus dalam proyek ini melakukan latihan tersebut setiap tahunnya, The Verge melansir.
Simulasi ini turut dikoordinasikan melalui Pusat Studi Benda Dekat Bumi milik NASA. Mereka juga telah menyelenggarakan konferensi yang didedikasikan untuk asteroid dan pertahanan planet.
Pertemuan tahunan yang diadakan di Washington DC pada 29 April-3 Mei 2019 ini menampilkan simulasi asteroid setiap tahunnya. Simulasi tersebut dibuat dengan kolaborasi para ahli dan ilmuwan di berbagai bidang untuk merekayasa bencana senyata mungkin.
Editor: Agung DH