tirto.id - Meskipun terpaksa harus mengakui keunggulan Jaya Raya Jakarta di partai final Kejurnas PBSI 2018 kategori beregu campuran, namun Mutiara Cardinal Bandung mengaku puas dengan pencapaian mereka di tahun ini. Inilah untuk pertama kalinya tim asal Bandung tersebut sanggup menginjakkan kaki ke laga puncak kejuaraan beregu antar klub bulu tangkis nasional tersebut.
"Ini pertama kalinya kami ke final, yang sudah-sudah semifinal saja. Ini pencapaian terbaik,” ujar Enroe Cleosa, Manajer Tim Mutiara Cardinal Bandung, seperti dikutip dari laman PBSI, Sabtu (22/12/2018)
Kejutan terbesar yang berhasil dicapai klub yang bermarkas di kawasan Cibeureum, Bandung tersebut adalah kala mereka mampu menjungkalkan sang juara bertahan PB Djarum dengan skor 3-1 di babak semifinal.
“Evaluasi kami di kejurnas tahun ini pencapaian cukup luar biasa, karena kami bisa mengalahkan PB Djarum di semifinal,” jelas Enroe.
Efek kemenangan Mutiara Cardinal atas PB Djarum makin sensasional saat ganda putra mereka Hardianto/Reinard Dhanriano ternyata mampu menundukkan pemain ganda putra ranking 1 dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo. Ketika itu Kevin yang dipasangkan dengan Berry Angriawan terpaksa harus mengakui keunggulan lawan lewat laga straight game yang cukup ketat (22-24, 25-23).
Kita buka peluang di ganda putra, kita bisa mengalahkan Kevin (Sanjaya Sukamuljo)/Berry (Angriawan). Itu memberikan kepercayaan diri untuk ke belakangnya," tambah Enroe.
Capaian cukup baik yang berhasil dicapai oleh Mutiara Cardinal di tahun ini pun dipandang Enroe sebagai sebuah kesuksesan klub dalam bidang pembinaan pemain. Ia juga berharap agar klubnya bisa lebih banyak lagi mengirimkan pemain mereka ke tingkat timnas.
"Yang diluar dugaan itu di ganda putra. Bahwa pemain klub ternyata bisa diluar dugaan, artinya pembinaan klub bisa berjalan," ujarnya.
"Ke depan ada beberapa sektor yang harus kami isi terus agar regerasinya berjalan. Biar bisa balance nanti. Mungkin dari tunggal putra, ganda putri, ganda putra juga harus bisa supply ke timnas lagi,” pungkas Enroe.
Editor: Oryza Aditama