Menuju konten utama

Mulai Tahun Ajaran Baru, Sekolah 8 Jam Sehari

Menteri Muhadjir akan menggulirkan kebijakan baru yakni kegiatan belajar berlangsung selama delapan jam sehari dari Senin sampai Jumat.

Mulai Tahun Ajaran Baru, Sekolah 8 Jam Sehari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Antara foto/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) akan menggulirkan reformasi pendidikan dalam jumlah jam dinas di sekolah yakni kegiatan belajar mengajar berlangsung selama delapan jam sehari dari Senin sampai dengan Jumat.

"Mulai tahun ajaran baru nanti, guru-guru harus delapan jam berada di sekolah," kata Menteri Muhadjir di Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/4/2017).

Konsekuensinya, kata Muhadjir, pada Sabtu dan Minggu sekolah tidak boleh menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, kecuali untuk kegiatan ekstrakurikuler, pramuka, atau latihan kepemimpinan.

"Silakan. Tetapi prinsipnya, hari Sabtu dan Minggu bukan merupakan jam dinas dari sekolah," kata Muhadjir.

Mendikbud juga menyampaikan bahwa delapan jam di sekolah bukan berarti siswa di dalam kelas terus menerus, melainkan dapat belajar di luar kelas. Ia bahkan cenderung akan mengurangi jumlah mata pelajaran SD dan SMP.

"Jadi jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jumlah kegiatannya semakin banyak," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Konsekuensi lain dari delapan jam dinas sekolah, metode ceramah guru di kelas harus dikurangi. Metode ini, kata Muhadjir, hanya akan membuat pintar guru bukan siswanya. "Kalau mau ceramah, di pengajian saja, di masjid, di gereja, tetapi untuk di sekolah guru tidak diridai kalau banyak ceramah," kata Muhadjir lagi.

Lantaran itu, Muhadjir berharap, guru harus kreatif dalam mengembangkan metode belajar supaya aktivitas, minat, dan semangat murid untuk belajar berkembang. Ia mencontohkan, kalau dalam sehari ada tiga pelajaran masing-masing 45 menit, berarti dua jam pelajaran digunakan untuk belajar dan sisanya untuk kegiatan lain seperti membaca buku.

"Yang tahu persis adalah guru, bagaimana pendidikan karakter yang sekarang sudah mulai ditatar oleh tenaga-tenaga ahli," kata dia.

Bagi Muhadjir, bila guru merasa memerlukan kegiatan di luar ruang seperti mengunjungi museum, perpustakaan, atau pasar, maka bisa saja mata pelajaran hari itu ditangguhkan dan diberikan pada hari berikutnya. Tujuannya supaya murid bisa sepenuhnya fokus pada kegiatan kunjungan tersebut.

"Jadi, sekolah harus dibikin luwes, fleksibel, tidak boleh kaku, pelajaran juga tidak boleh terjadwal secara kaku karena yang terpenting sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang dicapai di dalam proses belajar mengajar itu," kata dia.

Mendikbud yakin jika guru dan kepala sekolahnya kreatif, maka siswa akan betah delapan jam di sekolah.

Hal ini, ujar Muhadjir, sesuai amanat Presiden dalam Nawa Cita bahwa untuk siswa SD porsi pendidikan karakter 70 persen dan ilmu pengetahuan 30 persen dan bagi siswa SMP, pendidikan karakter porsinya 60 persen dan ilmu pengetahuan 40 persen.

Baca juga artikel terkait KEMENDIKBUD

tirto.id - Pendidikan
Sumber: antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH