Menuju konten utama

Mulai 1 Februari, RI Pakai Biodiesel B35: Bisa Kurangi Impor BBM

Program biodiesel B35 akan berlaku mulai Rabu (1/2/2023). Program tersebut diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor minyak untuk BBM.

Seorang pelanggan mengambil nozzle untuk biodiesel di sebuah pompa bensin di Metzingen, Jerman barat daya, Kamis, 27 Maret 2008. AP/Thomas Kienzle

tirto.id - Pemerintah akan memberlakukan program mandatori B35 atau pencampuran biodiesel 35 persen pada bahan bakar jenis solar pada Rabu (1/2/2023). Pemberlakukan ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor minyak untuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Kebijakan menjadikan B35 pas dari sisi biodiesel dan suplai solar dalam negeri, sehingga ini memastikan bahwa tidak ada impor untuk solar," kata Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Dadan mengatakan bahwa program biodiesel 35 persen atau B35 ini memang dilakukan secara mandiri. Sejak 2015, program ini dimulai tidak berkiblat atau mencontoh kepada negara manapun.

"Di situ kita mulai harus benar-benar berdasarkan kemampuan sendiri. Negara lain 10 persen pada saat tersebut kita mulai 15 persen dan sekarang 35 persen," ungkap Dadan.

Pogram B35 ini merupakan percepatan dari program B30 yang baru diuji coba pada tahun lalu. Uji coba dilakukan mulai dari menentukan bahan bakarnya, campurannya hingga lainnya.

"Itu diimplementasikan campurannya seperti apa karena masih banyak kombinasi yang akan kita campur," ujarnya.

Produksi Biodiesel Mencapai 17,5 Juta KL

Dari sisi produsen, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan mengatakan, pihaknya masih bisa memproduksi biodiesel sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah yakni B35. Saat ini jumlah total produksi biodiesel mencapai 17,5 juta Kilo Liter (KL).

Paulus pun menuturkan untuk mendukung program mandatori B35, pihaknya akan mengalokasikan sebesar 13 juta KL dari kapasitas produksi.

"Dan teorinya ini cukup untuk mendukung program B35," kata Paulus.

Dia menjelaskan untuk mencapai kapasitas pabrik biodiesel sebesar 17,5 juta kl ini bukanlah hal yang instan. Melainkan meningkat secara bertahap sejak Indonesia menerapkan program biodiesel pada 2005 lalu atau 17 tahun lalu.

"Tapi kapasitas sebanyak ini dijalani sebanyak 17 tahun, bukan kemarin, bertambah terus. Yang akan datang, 2023 ke depan akan bertambah terus kapasitas volumenya," ungkap Paulus.

Baca juga artikel terkait BIODISEL B35 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin