Menuju konten utama

Muhammad Ali, 1942 -2016

Muhammad Ali, meninggal dunia pada Jumat (3/6/2016) di rumah sakit di Phoenix, Arizona. Ali adalah petinju paling terkenal sepanjang masa.

Muhammad Ali, 1942 -2016
Foto dokumentasi saat Muhammad Ali (kanan) bertarung dengan Richard Dunn pada perebutan gelar juara kelas berat versi WBC & WBA di Munich, Jerman 24 Mei 1976. Legenda tinju dunia, Muhammad Ali, meninggal dunia pada Jumat (3/6) di rumah sakit di Phoenix, Arizona, tempat di mana ia berjuang melawan penyakit komplikasi pernapasan sejak Kamis lalu. ANTARA FOTO/REUTERS/Action Images/Sporting Pictures

tirto.id - Muhammad Ali, meninggal dunia pada Jumat (3/6/2016) di rumah sakit di Phoenix, Arizona. Ali adalah petinju paling terkenal sepanjang masa. Ini juga kemampuan verbal dan sikap kritis sebagai Muslim Amerika. Memeluk agama Islam menjadikannya merasa lebih moderat.

Muhammad Ali lahir di Louisville, Kentucky pada 17 Januari 1942. Nama aslinya Cassius Marcellus Clay, Jr, pemberian sang ayah. Dia dinamai seperti seorang abolisionis, penentang perbudakan yang terkenal pada abad ke-19.

Muhammad Ali tak sekedar petinju berfisik besar, dengan tinggi 1,91 meter, tapi tidak terlalu berat, layaknya petinju berbadan besar. Ia memiliki mobilitas dan kejutan pukulan, "terbang seperti kupu-kupu dan menusuk seperti lebah" adalah motto nya. Ali telah lama juara dunia kelas berat, dari 25 Februari 1964, ketika ia menang di Miami Sonny Liston, dengan interupsi.

Sepanjang karirnya, Muhammad Ali bertarung dalam 62 kali pertandingan profesional. Ia memenangkan 56 kali dengan catatan 37 pertarungan menang KO. Ali hanya mengalami 5 kali kekalahan sepanjang karirnya.

Muhammad Ali petinju legendaris. Ia meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit. Ali, yang juga berbicara lantang melawan rasisme sering bolak balik ke rumah sakit karena penumonia yang dideritanya. Selamat Jalan Legenda Tinju Dunia.

Foto : ANTARA/REUTERS & Naskah : TF Subarkah

Baca juga artikel terkait FOTO - RAGA atau tulisan lainnya

tirto.id - Humaniora
Editor: Taufik Subarkah

Artikel Terkait