tirto.id - Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko menanggapi kritik yang dialamatkan pada operasional sejumlah proyek infrastruktur yang dinilai tidak efisien, seperti kereta cepat ringan (Light Rapid Transit/LRT) Palembang dan Tol Trans Jawa.
Soal tol Trans Jawa ini dikeluhkan pengusaha dan sopir truk terkait tarif yang dinilai mahal. Selain itu, cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno juga mengkritik soal jalan tol Trans Jawa yang tak banyak dilintasi kendaraan.
Menurut Moeldoko, seharusnya ada upaya dari pemerintah daerah untuk menginformasikan kepada masyarakat dan mengoptimalkan penggunaannya.
"Jangan kalau enggak ada mengeluh, setelah dibangun mengeluh," kata Moeldoko di kantor Kepala Staf Kepresidenan, Selasa (12/2/2019).
Menurut Moeldoko ada infrastruktur yang terbengkalai setelah digunakan untuk acara pekan olahraga nasional (PON).
Hal itu bisa diantisipasi dengan menyosialisasikan ke masyarakat agar fasilitas digunakan, sehingga tak mangkrak.
Mantan Panglima TNI itu menambahkan infrastruktur seperti tol Trans Jawa dan LRT dibangun untuk investasi jangka panjang yang manfaatnya dapat dirasakan hingga puluhan tahun.
"Jangan seperti itu. RBT gitu ya. Saya suka bercanda seperti itu. Rencana Bangun Tidur. Ini soal investasi jangka panjang," pungkas Moeldoko.
Sebelumnya, ramai diberitakan LRT Palembang dinilai merugi lantaran pemasukannya yang hanya Rp1 miliar, namun menelan biaya operasional hingga Rp10 miliar.
Pemerintah memberikan subsidi untuk operasional LRT sebesar Rp300 miliar per tahun, sehingga tarif yang seharusnya Rp10.000 berubah menjadi Rp5.000.
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Zakki Amali