Menuju konten utama

Mobil Bekas: Penjualan Naik Jelang Lebaran, Lesu Karena Politik

Penjualan mobil bekas selama Ramadan dan jelang Lebaran mengalami kenaikan setiap tahun antara 15 persen sampai dengan 30 persen dibanding bulan-bulan biasa.

Mobil Bekas: Penjualan Naik Jelang Lebaran, Lesu Karena Politik
Karyawan menata spanduk di mobil bekas yang dijual di salah satu showroom di Malang, Jawa Timur, Kamis (15/6). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

tirto.id - Puasa baru menginjak hari kedua, Agung memutuskan untuk membawa pulang satu unit kendaraan roda empat mulus berwarna hitam dari sebuah dealer di Bekasi. Agung membeli mobil multi purpose vehicle (MPV) bekas seharga Rp372 juta itu untuk mudik ke Solo, Jawa Tengah.

Agung punya beberapa alasan membeli mobil bekas di bulan Ramadan. Pertama, untuk mempermudah mudik. Kedua, mobil yang dijual di bulan Ramadan biasanya harganya lebih murah. Ketiga, dia juga ingin mencicipi jalur tol Trans Jawa sepanjang seribu kilometer yang sudah siap dilewati untuk mudik lebaran 2019.

Lalu mengapa harus beli bekas? Menurut pria yang yang bekerja di salah satu anak usaha BUMN bidang migas ini, kendaraan bekas bisa langsung digunakan begitu transaksi jual beli tuntas.

“Mesin oke, dokumen lengkap, semua beres, jadi bisa langsung dipake buat jarak jauh,” ujarnya.

Mobil bekas memang punya keunggulan bisa langsung dipakai begitu transaksi jual beli selesai. Meski begitu, jangan buru-buru dan lantas mengabaikan banyak hal penting. Pembeli harus memperhatikan perkara kelengkapan dokumen atau legalitas, kondisi mesin dan fisik kendaraan, maupun membandingkan harga jual di berbagai dealer.

Karena keunggulan itu pula, penjualan mobil bekas di bulan Ramadan dan jelang lebaran terus menanjak. Platform penjualan mobil bekas, Carsome Indonesia, misalkan, mengalami kenaikan penjualan hingga 30 persen selama periode Ramadan 2019 yang sedang berjalan ini.

Maria Fransisca, Marketing Manager Carsome Indonesia mengakui kenaikan penjualan mobil bekas itu terjadi lantaran, salah satunya, banyak orang butuh untuk pulang kampung.

“Selain itu juga karena banyak masyarakat yang tukar dengan mobil yang lebih besar. Misalnya sebelumnya menggunakan city car, jelang Lebaran tukar dengan yang lebih besar seperti mobil jenis MPV,” jelas Maria.

Tren kenaikan juga dialami sejumlah perusahaan penjual mobil bekas lainnya seperti Mobil123, atau Mobil88 yang mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 15 persen di Ramadan dan jelang lebaran.

“Masyarakat pasti butuh mobil ketika lebaran karena sehari-hari kegiatannya pasti mobile. Itu salah satu faktor yang mendorong peningkatan penjualan mobil bekas selama Ramadan dan jelang Lebaran,” jelas Halomoan Fischer, Presiden Direktur Mobil88 kepada Tirto.

Menurut Halomoan, jenis kendaraan yang paling banyak diburu dan dibeli masyarakat saat Ramadan dan jelang Lebaran adalah mobil MPV yang kapasitasnya bisa memuat banyak penumpang dan juga barang. Bahkan, penjualan mobil jenis MPV ini memiliki kontribusi 60-70 persen terhadap angka kenaikan penjualan mobil bekas Ramadan dan jelang lebaran. Secara keseluruhan, penjualan mobil MPV menopang 40-45 persen angka penjualan mobil bekas di Mobil88.

“Setiap Ramadan dan jelang Lebaran, penjualan mobil jenis MPV ini mengalami kenaikan porsi sebesar 10 persen dibanding bulan-bulan reguler,” imbuh Halomoan.

Sedangkan di Mobil 123, penjualan mobil bekas biasanya banyak terjadi di pekan terakhir Ramadan, atau sekitar satu minggu sebelum lebaran.

“Karena untuk membeli mobil, rata-rata konsumen membutuhkan waktu sampai dengan 90 hari di periode normal untuk sampai akhirnya memutuskan membeli. Jadi memang membutuhkan waktu,” tutur Regia Glamouria, Country Manager Mobil123, kepada Tirto.

Lesu Karena Kerusuhan Politik

Meski penjualan jelang lebaran selalu naik, penjualan mobil bekas di Ramadan tahun ini tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena ribut-ribut perkara Pemilihan Presiden, yang berujung dengan kerusuhan di depan gedung Bawaslu pada 22 dan 23 Mei 2019.

Mobil123 yang merupakan aplikasi perantara penjualan mobil dari konsumen kepada dealer alias consumer to business (C-to-B), mengalami pekan lesu permintaan sejak tanggal 21 Mei 2019. Melesunya permintaan penjualan mobil bekas di Mobil123 terlihat dari jumlah iklan yang turun jika mobil bekas sudah terjual.

“Ada penurunan jumlah iklan yang dipasang dan beredar dari dealer yang menaikkan iklan, juga penurunan konsumen yang mencari mobil. Padahal, pekan-pekan ini secara historis merupakan pekan marak penjualan mobil bekas,” imbuh Regia.

Hal yang sama juga dialami oleh Mobil88, yang mengalami pekan terlesu penjualan dibanding pekan sebelumnya. Halomoan bilang, sebenarnya peningkatan penjualan sebesar 15 persen sudah terasa sejak pekan kedua Ramadan. Namun angka kenaikan itu di pekan ketiga Mei, lantaran isu kerusuhan yang terjadi di Ibu Kota.

“Konsumen sepertinya memilih wait and see. Wajarlah ya, semua sektor bisnis sepertinya mengalami kelesuan bisnis pekan ini,” ucap Halomoan.

Infografik Untung Rugi Beli Mobil Bekas

Infografik Untung Rugi Beli Mobil Bekas

Harapannya, penjualan dapat kembali terkerek di pekan terakhir Ramadan. Sebab, momen Ramadan dan lebaran itu memang momen penting dalam penjualan mobil bekas. Bahkan, menurut Halomoan, penjualan di masa libur anak sekolah pun masih kalah tinggi dibanding Ramadan.

Memang, Halomoan tak menampik bahwa harga jual mobil bekas biasanya turun di bulan Ramadan. Namun, karena volume penjualan juga meningkat, maka cuan yang didapat pun turut bertambah.

“Maka kami berharap situasi politik yang tidak menentu ini bisa segera berakhir. Jadi, angka pertumbuhan sebesar 15 persen yang terjadi tiap tahun, bisa tetap terjadi tahun ini,” pungkas Halomoan.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Dea Chadiza Syafina

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dea Chadiza Syafina
Editor: Nuran Wibisono