tirto.id - Wakil Presiden AS, Mike Pence meminta Cina untuk menghormati integritas hukum Hong Kong dan mengulang peringatan dari Presiden Donald Trump bahwa hal ini akan mempersulit negosiasi dagang antara Cina-AS.
"Amerika Serikat membuat perjanjian dengan Cina, dan Cina perlu menghormati komitmen tersebut, termasuk komitmen yang dibuat Cina pada 1984, yaitu untuk menghormati integritas hukum Hong Kong lewat Deklarasi Gabungan Sino-British," kata Pence pada Senin (19/8/2019), dikutip South China Morning Post.
"Dan pemerintahan kami akan mendorong Cina dan para demonstran untuk menyelesaikan masalah dengan damai."
Demonstrasi yang terjadi di Hong Kong sejak awal Juni lalu dilakukan untuk menolak RUU Ekstradisi, yang membuat tahanan atau tersangka kasus kejahatan untuk diadili di Cina. Para demonstran menolak hal tersebut serta menuntut demokrasi di negaranya.
Mike Pence mengatakan hal tersebut sehari setelah Trump mengeluarkan pernyataan serupa agar Cina lebih menghormati hukum Hong Kong dan mengupayakan jalan damai.
Minggu (18/8/2019), Donald Trump menyatakan ia ingin melihat situasi yang terjadi di Hong KOng terselesaikan dengan cara yang paling manusiawi. Ia mengatakan bahwa presiden Cina, Xi Jinping memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal itu.
Ia menambahkan bahwa hal tersebut juga akan berdampak bagus pada kerjasama dagang antara Cina-AS. Pence, satu hari kemudian menyatakan bahwa AS membuka akses selebarnya bagi perekonomian Cina agar Cina memiliki kebebasan untuk berkembang dalam segala bidang.
Namun, menurutnya, sebagaimana diwartakan CNN, selama 17 tahun akes tersebut dibuka, Cina tidak menindaklanjutinya secara ekonomi, politik, dan hak asasi manusia.
Sebaliknya, Cina justru terus mengejar kebijakan perdagangan bebas yang tidak konsisten. Awal bulan lalu, pemerintah AS menyebut Cina adalah manipulator mata uang.
Selain itu, AS memperpanjang penundaan kenaikan tarif impor barang Cina senilai 300 miliar dolar AS hingga September dan yang terbaru, kebijakan tersebut akan ditunda hingga 15 Desember. Kebijakan tersebut diduga akan merusak momen natal.
Global Times, tabloid yang berafiliasi dengan pemerintahan Cina mengatakan pada Senin (19/8/2019), bahwa Amerika Serikat tak bisa mempengaruhi tindakan Cina terkait keputusannya terhadap Hong Kong.
"Politisi dan tokoh elite publik di Amerika Serikat harus memahami bahwa meskipun mereka memiliki kemampuan menghasut demonstran radikal Hong Kong, yang mana membuat Hong KOng sulit mengembalikan situasi kondusif, mereka tidak dapat sama sekali mempengaruhi keputusan Beijing terhadap Hong Kong," ungkapnya dalam laman editorial, seperti dikutip The Strait Times.
Lebih lanjut Global Times menyebut bahwa Cina berharap pasukan keamanan internal Hong Kong dapat memulihkan ketertiban dengan dukungan pemerintah Cina. Intervensi serius dari Cina akan menjadi jalan terakhir jika Hong Kong sendiri tak mampu melakukannya.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora