Menuju konten utama

Mereka yang Menolak Real Madrid

Real Madrid memang gemerlap, tapi tak semua ingin bermain di Bernabeu.

Mereka yang Menolak Real Madrid
Real Madrid juara Liga Champions. Antara foto/reuters/susana vera/djo/16

tirto.id - David De Gea dikait-kaitkan dengan rumor tentang Real Madrid lagi. Klub ibukota Spanyol itu memang membutuhkan orang yang lebih baik ketimbang Keylor Navas maupun Kiko Casilla yang oleh sebagian kalangan dianggap belum mampu menggantikan peran sang kiper legenda Iker Casillas.

Musim lalu, De Gea memang tinggal selangkah lagi menjadi milik El Real. Namun, pada hari terakhir bursa transfer, penjaga gawang berusia 26 tahun ini ternyata memilih bertahan di Old Trafford dan bahkan meneken perpanjangan kontrak dengan Manchester United.

Keputusannya ternyata sangat tepat. De Gea nyaris tak tergantikan di bawah mistar gawang Setan Merah kendati MU masih punya penjaga gawang dengan level internasional yang hampir setara yakni Sergio Romero asal Argentina. Di Premier League musim ini, posisi De Gea sama sekali tak tersentuh.

Kini, bukan mustahil godaan dari Real Madrid bakal kembali menerpa De Gea, dan banyak orang, termasuk kiper legendaris Los Blancos, Casillas, yang menginginkannya pindah ke Santiago Bernabeu. Bahkan, pihak Madrid dikabarkan siap membayar klausul sebesar 65 juta euro untuk menebus De Gea dari MU.

Lantas, apa kata De Gea? Meskipun tidak secara tegas menolak, namun ia masih ingin menikmati masa-masa usia emasnya di Manchester United. Lagipula, De Gea adalah mantan penjaga gawang rival sekota El Real, Atletico Madrid.

“Manchester United adalah klub yang hebat. Aku sangat bahagia di sini dan sangat menikmati sepakbola Inggris. Aku tidak ingin bicara tentang rumor (ke Real Madrid) ini dan tidak bakal membahasnya lagi. Saat ini aku sedang sangat fokus untuk United,” sebut De Gea seperti dilaporkan AS.

Antara Kehormatan dan Penyesalan

Di ibukota Italia sana, kabar serupa juga menghampiri Edin Dzeko. Tampil tajam bersama AS Roma dengan mencetak 24 gol dari 34 laga musim ini membuatnya disebut-sebut menjadi incaran Real Madrid seperti yang diberitakan oleh media-media Italia maupun Spanyol.

Bomber Bosnia-Herzegovina ini sempat kesulitan beradaptasi dengan sepakbola Italia di musim pertamanya. Namun, kini ia andalan utama Luciano Spaletti yang memang minim stok penyerang tengah di skuadnya. Alhasil, Dzeko pun mengunci satu tempat di AS Roma yang sangat mungkin belum tentu didapatnya di Real Madrid.

Dzeko sendiri tampaknya sulit tergiur andaikata Florentino Perez benar-benar berminat terhadapnya. "AS Roma punya sejarah panjang dan suporter yang besar. Dia (Dzeko) sudah berada di tempat yang tepat. Saya sama sekali tidak punya alasan untuk memintanya pergi,” tandas agen Dzeko, Silvano Martina, kepada AS.

Jangankan De Gea atau Dzeko, pemain sekelas Marco Boriello saja mengaku pernah menolak tawaran dari klub setajir Real Madrid. Itu terjadi pada 6 tahun silam saat Boriello masih menjadi pemain AC Milan.

“Agen saya telah berkomunikasi dengan Florentino Perez (Presiden Real Madrid) terkait pertukaran saya dengan Karim Benzema. Tapi saya kemudian muak dan menegaskan bahwa saya tetap di Milan!” kenang Boriello seperti dilansir Football Italia.

Boriello pada akhirnya memang gagal mencapai pamor maksimal. Ia kala itu hanya sebentar bertahan di AC Milan, lalu pindah ke AS Roma. Dan faktanya, striker Italia ini justru mengalami karier suram, berpindah-pindah klub dari Juventus, Genoa, West Ham United, Carpi, Atalanta, dan kini di Cagliari, tanpa mampu meraih kejayaan.

Ada perasaan menyesal dari Boriello karena telah menolak Real Madrid meskipun ketika jadi pindah ke sana pun belum tentu pemain ini mampu bersinar dan tidak berakhir dengan kesia-siaan, terbukti dengan perjalanan kariernya yang justru kian menukik.

Barangkali begitu pula yang dirasakan oleh Josh McEachran. Gelandang yang sempat digadang-gadang akan menjadi pemain masa depan Chelsea juga menyebut bahwa ia pernah diminati El Real dan melewatkan tawaran itu demi The Blues.

“Saya waktu itu masih 16 tahun dan agen saya mengatakan bahwa Real Madrid menghendaki saya. Mereka (Real Madrid) telah menyiapkan kontrak. Keluarga saya pun diminta ikut pindah. Tapi, saya berkata tidak karena saya adalah fans berat Chelsea,” ucap McEachran kepada The Telegraph.

Yang terjadi kemudian adalah, nasib McEachran di klub idolanya itu tidak jelas. Ia hanya 11 kali mencicipi laga Chelsea di Premier League. Selanjutnya, ia dilempar-lempar ke klub lain, dari Swansea, Middlesbrough, Watford, Wigan, bahkan ke Vitesse di Belanda sana. Kini, pemain 23 tahun ini terdampar di klub kasta kedua Inggris, Brentford.

Mempertaruhkan Masa Depan

Real Madrid adalah tim besar, pengoleksi trofi juara La Liga dan Liga Champions terbanyak, juga klub terkaya di dunia saat ini yang seharusnya bisa sekehendak hati memboyong pemain manapun yang diinginkan. Era Los Galacticos di awal milenium baru menjadi bukti nyata bagaimana El Real berhasil mengumpulkan pemain-pemain super, dari Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo, hingga David Beckham.

Pulangnya Florentino Perez ke Real Madrid pada 2009 kembali membuat pasukan ibukota bertabur bintang-bintang terbaik dunia. Kali ini berlabel Los Blancos, nama-nama tenar macam Xabi Alonso, Cristiano Ronaldo, Mesut Oezil, Angel Di María, Luka Modric, hingga James Rodríguez, Toni Kroos, serta Gareth Bale, didatangkan, dan sebagian besar di antaranya masih bertahan hingga kini.

Tapi, bermain di Real Madrid adalah suatu perjudian besar dalam karier setiap pesepakbola. Tidak pernah ada jaminan, pemain yang memiliki nama top selalu menjadi pilihan utama dan tidak tersentuh di klub ini.

Jika Cristiano Ronaldo atau Bale boleh disebut pengecualian, tapi faktanya, ada Kaka, Michael Owen, Jonathan Woodgate, Antonio Cassano, Walter Samuel, Emerson, Javier Saviola, Thomas Gravesen, Nicolas Anelka, dan tidak sedikit pemain berlabel bintang lainnya yang merasakan hidup di Madrid bagaikan di neraka.

Antonio Cassano mengakui hal itu. Pemain Italia yang pernah disebut-sebut memiliki masa depan gemilang karena bersinar bersama AS Roma ini menyatakan bahwa bergabung dengan Real Madrid adalah kesalahan terbesar dalam kariernya.

“Saya telah mencatatkan banyak hal di sepakbola dan itu semua langsung sirna ketika saya menjadi pemain Real Madrid. Itu kesalahan terbesar dan sangat disesalkan terjadi di karier saya,” ungkap Cassano kepada Marca.

INFOGRAFIK GEMERLAP REAL MADRID

Keputusan Dzeko menolak Real Madrid barangkali sudah tepat mengingat usianya yang telah memasuki kepala tiga dan terlebih ia kini sedang menikmati masa suburnya di AS Roma. Menerima pinangan El Real boleh jadi justru akan membuat akhir kariernya tak semanis saat ini.

Sedangkan untuk De Gea, sebenarnya masih sangat spekulatif. Bisa saja ia memang benar-benar menjadi sosok pengganti Casillas yang diidam-idamkan. Tapi, bukan mustahil sang kiper justru tidak mendapatkan apa yang sedang dinikmatinya kini di bawah bimbingan Jose Mourinho.

Lagipula De Gea terbilang pemain yang cukup kesulitan beradaptasi dengan klub baru seperti yang pernah dialaminya di MU, ditambah lagi potensi kebencian yang teramat mungkin bakal dimuntahkan oleh sebagian publik ibukota dari kubu Atletico Madrid.

Sebagai klub kaya raya, Real Madrid berhak bertindak kejam kepada pesepakbola selevel apapun. Tapi, demi jaminan karier yang aman dan nyaman, pemain manapun juga berhak menolak segala gemerlap yang ditawarkan oleh El Real.

Baca juga artikel terkait REAL MADRID atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Zen RS