tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa telah menjadi salah satu korban kelompok tak terlihat di media sosial. Perasaan itu ia curahkan saat menyampaikan pidato politik pada acara Dies Natalis Partai Demokrat. "Saya adalah salah satu korban dari the invisible group yang bekerja bagaikan mesin penghancur," ujar SBY di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (07/02).
Menurutnya kelompok tak terlihat di sosial media telah membuat banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban. Termasuk dirinya. "Banyak pihak yang tidak bersalah, innocent ikut menjadi korban," lanjutnya.
Sayang SBY tidak menjelaskan lebih jauh siapa yang dimaksud the invisible group olehnya. Namun menurutnya, kelompok ini akan langsung menghajar orang-orang yang membuat pernyataan yang tidak menyenangkan penguasa di sosial media. "Jika ada seseorang yang statement-nya dinilai tidak menyenangkan penguasa atau kolega penguasa langsung dihajar oleh the invisible group," tutur mantan presiden Republik Indonesia ke-6 itu.
Menurut SBY, meski kelompok ini memiliki kekuatan yang tidak kentara namun dapat menjadi mesin penghancur. Ia mengaku tidak kuasa mengutarakan kata-kata yang ditujukan kepadanya di sosial media. "Kata-kata yang digunakan pun tidak kuasa untuk saya utarakan. Karena bisa merusak jiwa yang mendengarnya apalagi anak-anak kita," tuturnya.
SBY sedih karena media sosial dikuasai oleh kelompok orang yang tidak beradab. Ia menyayangkan hilangnya nilai-nilai kesantunan, tata krama, dan etika yang menjadi karakter bangsa Indonesia. "Nilai-nilai luhur tentang kesantunan, tata krama, dan etika yang sering kita bangga-banggakan sepertinya hanya tinggal kenangan. Kita sedih karena media sosial yang seharusnya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sering didominasi oleh kalangan yang menurut saya kurang beradab," ujar suami Ani Yudhoyono itu.
Oleh karenanya mantan purnawirawan TNI itu mendukung kebijakan yang diambil oleh presiden Jokowi untuk mengatasi masalah di sosial media. "Karenanya saudara-saudara saya mendukung langkah presiden Jokowi dan pemerintah untuk mengatur dan menertibkan penyimpangan yang terjadi di media sosial ini," ucapnya.
Seperti diketahui, SBY kerap menggunakan media sosial seperti twitter untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya. Cuitannya di twitter sering menjadi trending topic dan mengundang reaksi beragam dari warga maya. Yang terbaru adalah cuitannya terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan di kediaman pribadinya di Kuningan, Jakarta Selatan. Pemilik akun @SBYudhoyono itu dalam cuitannya mempertanyakan haknya untuk tinggal di negara Indonesia kepada presiden Jokowi dan Kapolri.
"Saya bertanya kpd Bapak Presiden&Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki?" tulisnya. Sebelumnya ia mencuit adanya demo yang terjadi di rumahnya. "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum&keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," cuit SBY.
Warga maya lalu merespon cuitan SBY ini dengan tagar #SayaBertanya.
Penulis: Jay Akbar
Editor: Jay Akbar