Menuju konten utama

Menteri Perdagangan Bantah HET Beras Rugikan Pengusaha Kecil

Menteri perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim penetapan HET beras menguntungkan pengusaha penggilingan gabah skala kecil. Perusahaan-perusahaan besar merasa rugi sebab proses pengembalian keuntungan investasi melambat.

Menteri Perdagangan Bantah HET Beras Rugikan Pengusaha Kecil
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama Brigjen Pol. Agung Setya dan Tjahya Widayanti memberikan keterangan kepada wartawan usai pembahasan penentuan harga eceran tertinggi (HET) beras, Jakarta, Kamis (24/8/2017). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) tidak hanya menguntungkan konsumen, tapi juga pengusaha penggilingan kelas menengah ke bawah.

Pemerintah sudah mengumumkan HET beras medium Rp9.450 per-kilogram dan beras premium Rp12.800 per-kilogram. HET ini berlaku di Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.

“HET ini membuat konsumen mendapatkan perolehan harga yang terkendali," kata Enggartiasto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/8/2017).

Dia melanjutkan, "Dari data yang ada, dampak dari HET ini adalah penggilingan menengah ke bawah itu lebih diuntungkan dalam arti jumlah suplai kepada mereka lebih meningkat."

Enggartiasto membantah tudingan bahwa penetapan HET beras merugikan pengusaha penggilingan padi skala kecil.

"Siapa bilang? Itu hanya satu dua saja,” kata dia. “Saya kemarin ke Perpadi Solo, semua di Sragen, semua lengkap, dan mereka mengapresiasi diterapkannya HET, karena mereka akan menerima suplai lebih besar yang sementara ini mati karena diserap oleh yang besar," kata dia.

Karena itu, dia menyimpulkan, kalangan yang selama ini tidak puas dengan penetapan HET beras merupakan mereka yang kehilangan keuntungan dari fluktuasi harga beras.

"Di (kalangan) middle man (perantara), pengepul dan perusahaan besar yang menyerap beras dan kemudian menjual dengan harga tinggi. Jadi, margin yang besar-besar itulah yang terganggu," kata dia.

Meski begitu, Enggartiasto menegaskan penetapan HET beras juga tidak otomatis melumpuhkan usaha pengusaha kelas besar. Perusahaan-perusahaan besar hanya harus mengalami masa pengembalian untung investasi yang lebih panjang saja.

"Yang pasti mereka tidak jadi mati, tidak berkurang,” kata dia.

Enggartiasto juga mengatakan serapan Bulog meningkat tajam setelah ada penetapan HET beras.

“Serapan Bulog meningkatnya tajam sekali, 10.000 ton sebelumnya sempat drop di bawah 6.000 sekarang meningkat lagi," kata dia.

Baca juga artikel terkait BERAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom