Menuju konten utama

Mentan SYL soal Kalung Anti Corona: "Saya Enggak Boleh Ngomong"

Menteri SYL tak berkomentar saat ditanya soal kalung 'anti virus Corona' yang ramai dibahas beberapa hari terakhir.

Mentan SYL soal Kalung Anti Corona:
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku tidak boleh bicara lagi soal 'Anti Virus Corona', berbentuk kalung, terbuat dari eucalyptus yang terdapat di minyak kayu putih, dipakai dengan cara dihirup, diperkenalkan sendiri olehnya pada Jumat (3/7/2020) lalu.

"Pak, soal kalung Corona bagaimana?" tanya salah seorang wartawan sembari mengejar sesudah rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (7/7/2020). Ketika itulah dia menjawab tak boleh lagi bicara.

"Saya enggak boleh ngomong. Dirjen saja. Sama dirjen, ya," kata SYL sembari berjalan cepat. Setelah itu dia tak memberikan pertanyaan apa pun.

Kalung 'anti virus Corona' memang ramai dibahas dan dikritik beberapa hari terakhir.

Kalung dengan nama 'Anti Virus Corona Eucalyptus' dibuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. SYL mengatakan kalung ini dapat mematikan Corona dengan kontak. Kontak 15 menit bisa membunuh 42 persen Corona, dan semakin lama maka lebih banyak yang tereliminasi. "Kalau setengah jam, dia bisa 80 persen," klaim Syahrul.

SYL lantas mengatakan kalung 'anti virus' ini siap diproduksi massal Agustus mendatang. "Kami yakin bulan depan sudah dicetak, diperbanyak."

Kalung ini diragukan banyak pihak manfaatnya. Paling banter, kata para ahli, kalung ini hanya bermanfaat untuk memperlancar pernapasan.

Setelah isu bergulir dan mendapat kritik banyak pihak, Kementan akhirnya melakukan klarifikasi. Itu pun dilakukan oleh Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Djufry, bukan oleh SYL sendiri.

Ia mengatakan sebenarnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak menyebut antivirus, melainkan "hanya sebagai jamu." "Ini bukan vaksin. Kalau memang ini tidak punya manfaat untuk antivirus, paling tidak bisa memperbaiki pernapasan. Minimal mengurangi gejala dari COVID-19," katanya.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino