tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang. Pertama, menggunakan lahan yang sudah panen untuk segera ditanami kembali dengan mengambil sisa-sisa air tanah usai penanaman.
Ia mengatakan, percepatan penanaman akan dimulai begitu lahan selesai produksi "Itu akan kita mulai pada bulan mei ini," Kata Syahrul dalam teleconference usai rapat bersama Presiden Jokowi, Selasa (5/5/2020).
Percepatan penanaman kembali di lahan irigasi teknis atau LP2B pada 5,6 juta hektar lahan itu akan dilakukan bulan April-September.
Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan dalam penyediaan benih dan sarana penanaman demi mempercepat penanaman.
"Percepatan bantuan penyediaan benih untuk 2 juta hektare dan lain-lain, pupuk dan obat-obatan terus kita gulirkan lebih cepat," kata Politikus Partai Nasdem itu. Pemerintah, lanjut Syahrul, juga akan menyiapkan pipanisasi, pompa hingga parit untuk aliran air pertanian.
Ia berharap agar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ikut membantu penyiapan laham baru di luar lahan yang ada. Sebab, ada ratusan ribu hektar tanah yang akan dijadikan lahan baru untuk mendukung produksi pangan di tengah musim kemarau dengan pendekatan ekstensifikasi lahan.
"Kalau Pak Menko setuju, dan bapak presiden sudah bisa mempersiapkan anggaran, kita tentu masuk pada kurang lebih 600 ribu hektare yang ada untuk menjadi cadangan," imbuhnya.
Namun, Syahrul mengingatkan langkah-langkah tersebut bisa menghadapi tantangan di musim kemarau. Setidaknya ada, 3 tantangan dalam pertanian yakni masalah cuaca, bencana dan hama. Ketiga hal tersebut harus diwaspadai agar langkah percepatan penanaman berjalan lancar.
"Oleh karena itu kita tentu berkejaran dengan prediksi-prediksi analisa akademik dari agro klimaks yang terjadi secara nasional," pungkasnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Hendra Friana