Menuju konten utama

Mensos Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya Choirul Huda

Choirul Huda meninggal usai laga melawan Semen Padang yang digelar di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10/2017) sore.

Mensos Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya Choirul Huda
Penjaga gawang Persela Lamongan Choirul Huda mendapatkan perawatan medis saat laga melawan Semen Padang dalam lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10/2017). ANTARA FOTO/Rahbani Syahputra

tirto.id - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan belasungkawa kepada keluarga kiper senior Persela Lamongan Choirul Huda. Huda meninggal setelah cedera karena berbenturan dengan rekan satu timnya Ramon Rodriguez dalam pertandingan Liga 1 2017 antara Persela dan Semen Padang Minggu (15/10/2017) sore.

"Inalillahi wainaillahi rojiun. Ini adalah duka bagi seluruh insan sepak bola Indonesia. Saya turut berduka cita, semoga khusnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan," kata Khofifah, yang sejak kecil merupakan penggemar sepak bola, dalam siaran pers kementerian, Senin (16/10/2017).

Choirul Huda meninggal dunia usai laga melawan Semen Padang yang berakhir 2-0 untuk tuan rumah, pada lanjutan Liga 1 yang digelar di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10/2017) sore.

Saat laga berlangsung, Huda mengalami cedera di bagian dada kiri setelah berbenturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues pada menit ke-44.

Saat itu Huda mencoba menahan laju bola hasil umpan terobosan yang mengarah ke Marcel Sacramento. Ramon dan Sacramento terlihat menghindari Huda yang tengah berusaha menangkap bola. Namun sepertinya Ramon tidak mampu menahan laju larinya sehingga ia bertabrakan dengan Huda.

Setelah benturan itu, Huda sempat mengerang kesakitan sambil memegangi dada bagian diri. Tak lama kemudian ia langsung tak sadarkan diri dan dilarikan ke RSUD Soegiri, Lamongan.

Menurut analisis tim medis, benturan itu menyebabkan Huda mengalami henti napas dan henti jantung.

"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kami sebut henti napas dan henti jantung. Oleh teman-teman medis di stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan napas dengan bantuan napas. Kemudian dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri," kata Yudistiro, berdasarkan keterangan pers yang diterima, Minggu (15/10/2017) malam.

Tim dokter menyatakan sudah melakukan segala cara untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Huda, namun usaha yang dilakukan sekitar satu jam itu tidak membuahkan hasil.

Huda dinyatakan meninggal dunia pada pukul 17.15 WIB.

Penjaga gawang andalan Persela itu meninggal di usia 38 tahun dan meninggalkan duka mendalam untuk rekan setimnya. Huda dianggap sebagai legenda Persela karena hanya membela klub bola berjuluk Laskar Joko Tingkir itu selama karirnya.

Baca juga artikel terkait CHOIRUL HUDA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Olahraga
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra