Menuju konten utama

Menristekdikti Yakin Mengaji Tangkal Radikalisme di Kampus

Gerakan Kampus Nusantara Mengaji serentak diselenggarakan di 40 kampus negeri seluruh Indonesia. Dengan menghatamkan Alquran, menurut Menristekdikti, radikalisme di kampus dapat ditangkal.

Menristekdikti Yakin Mengaji Tangkal Radikalisme di Kampus
Kaum muslim membaca Alquran bersama-sama dalam rangkaian acara Khataman Akbar Nusantara Mengaji di Masjid Agung Baitul Faizin, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/12). Acara Khataman Alquran yang diselenggarakan oleh Nusantara Mengaji tersebut guna menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya.

tirto.id - Gerakan Kampus Nusantara Mengaji digagas Menteri Riset, Teknologi , dan Pendidikan Tinggi M Nasir sebagai solusi menangkal gerakan kekerasan yang selama ini semakin mengkhawatirkan di perguruan tinggi.

"Saya yakin dengan menghatamkan Alquran dapat memperkuat mental mahasiswa serta meminimalkan gerakan radikalisme di kampus," ujar Nasir dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/3/2017).

M Nasir meluncurkan Gerakan Kampus Nusantara Mengaji di Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/3) malam, sebagaimana dilansir dari Antara.

Peluncuran yang dirangkai dengan acara peringatan Dies Natalis Ke-41 UNS itu sekaligus menandai deklarasi gerakan serupa di 40 kampus negeri seluruh Indonesia.

Hadir dalam acara itu antara lain mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Mendikbud Muhammad Nuh, Pendiri ESQ Ary Ginanjar, dan Rektor UNS Prof Ravik Karsidi.

Nasir menjelaskan Nusantara Mengaji sudah dilakukan secara rutin sejak 2016. Ia turut mendeklarasikan gerakan ini bersama beberapa tokoh seperti Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dan KH Ahsin Sakho Muhammad di PTIQ Jakarta.

Dia pun menyampaikan apresiasi kepada Rektor UNS yang telah mengoordinasikan Gerakan Kampus Nusantara Mengaji kepada 40 kampus di seluruh Indonesia.

Mantan Mendikbud M Nuh mengungkapkan bahwa ide dasar Kampus Nusantara Mengaji adalah untuk memberikan penghargaan kepada anak-anak yang hafal Alquran.

"Kita semua ingin memberikan penghargaan apa pun yang punya prestasi. Jika selama ini prestasi diukur oleh olimpiade-olimpiade, mengapa pihak terkait tidak mengakui prestasi menghafal Alquran," kata dia.

Mahfud MD yang juga memberikan sambutan menambahkan bahwa mahasiswa sebaiknya tidak hanya mengembangkan aspek rasional, tapi juga harus mengasah keimanan dan spiritual.

Secara terpisah, Koordinator Nasional Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid berharap peluncuran Kampus Nusantara Mengaji dapat mengurangi radikalisme di kampus, mencegah tawuran antarmahasiswa, serta mengurangi berbagai kasus pergaulan bebas di kampus.

"Ini merupakan ikhtiar batin dan spiritual kita memperkuat bangunan intelektual kampus," katanya.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari