Menuju konten utama

Menpar Upayakan Percepatan 10 Destinasi Wisata Prioritas

Pemerintah Pusat menyatakan akan mempercepat pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas di Indonesia. Kementerian Pariwisata telah mengundang 11 gubernur dan 28 bupati/wali kota dalam sebuah rapat koordinasi agar tercapai kesamaan persepsi tentang strategi dan langkah percepatan yang perlu diambil secara terpadu dan terintegrasi.

Menpar Upayakan Percepatan 10 Destinasi Wisata Prioritas
Wisatawan menikmati pemandangan kawasan Gunung Bromo di Penanjakan 2, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (6/3). ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

tirto.id - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melakukan rapat koordinasi untuk membahas percepatan pembangunan dengan gubernur dan bupati yang wilayahnya ditetapkan sebagai 10 destinasi pariwisata prioritas,

"Rapat koordinasi ini bertujuan membahas percepatan pembangunan terhadap 10 destinasi pariwisata prioritas dan 'update' kebutuhan dan 'critical sucsess factor' pada destinasi tersebut," tutur Menpar Arief Yahya, di Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Kementeria Pariwisata mengundang 11 gubernur dan 28 bupati/wali kota dalam rapat koordinasi tersebut agar tercapai kesamaan persepsi tentang strategi dan langkah percepatan yang perlu diambil secara terpadu dan terintegrasi.

Arief dalam rapat tersebut kembali menegaskan arahan presiden agar Pemerintah Daerah serius dan terlibat secara nyata dalam melaksanakan percepatan 10 destinasi pariwisata prioritas.

Ke-10 destinasi wisata tersebut antara lain Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo - Tengger - Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.

Penetapan 10 destinasi prioritas merupakan amanat Presiden melalui surat Sekretariat Kabinet Nomor B 652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 6 November 2015 perihal Arahan Presiden Republik Indonesia mengenai Pariwisata dan Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Awal Tahun pada tanggal 4 Januari 2016.

"Satu 'Critical Success Factor' dari upaya percepatan ini adalah pembentukan manajeman yang terintegrasi atau 'Single Destination', 'Single Management'. Perwujudan dari manajemen terpadu ini adalah pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus dan Badan Otorita," kata Arief.

Arief menjelaskan target sektor pariwisata tahun 2019 ialah dapat memberikan kontribusi pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 8 persen dengan devisa mencapai Rp240 trilliun.

Selain itu, sektor pariwisata juga ditargetkan mampu menciptakan lapangan kerja untuk kurang lebih 13 juta orang, mampu mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta wisman, menciptakan mobilitas wisatawan nusantara sebanyak 275 juta orang, serta meningkatkan indeks daya saing wisata Indonesia hingga berada di rangking 30 dunia.

Sementara itu, pemerintah juga menargetkan sektor pariwisata tahun 2016 sudah mampu menarik 12 juta wisatawan mancanegara dengan devisa mencapai Rp172 triliun.Pemerintah juga mengincar peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara sebanyak 260 juta orang dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp223,6 triliun.

"Hasil dari rapat koordinasi ini diharapkan tercipta penyamaan persepsi tentang strategi dan langkah percepatan yang perlu diambil secara terpadu dan terintegrasi," kata Arief.

Pada rapat koordinasi tersebut dilakukan penandatangan komitmen dalam bentuk surat kesepakatan bersama dengan gubernur dan Menpar guna mempercepat pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas tersebut.

Baca juga artikel terkait 10 DESTINASI WISATA PRIORITAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh