tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-7 Days Reverse Repo Rate/BI-7DRRR) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75 persen sudah seharusnya dilakukan.
"Iya, yang pertama itu ditempuh karena memang The Fed juga menaikkan suku bunganya. Kalau enggak, ya kita akan tertekan lagi tertekan lagi," ujar Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta pada Jumat (28/9/2018).
Menurut Darmin, BI-7DRRR merupakan salah satu alat proteksi Bank Indonesia dalam menghadapi tekanan the Fed yang membuat aliran modal keluar dari Indonesia. Apabila BI-7DRRR tidak dinaikkan, kemungkinan besar sektor keuangan dan ekonomi dalam negeri justru akan semakin tertekan.
Bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed pada Rabu (26/9/2018) waktu setempat menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 25 bps, dari 2 persen menjadi 2,25 persen.
Di sisi lain, Darmin mengakui kenaikkan suku bunga acuan dapat menekan daya konsumsi masyarakat, yang pada ujungnya menekan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Namun, Darmin mengatakan bahwa pemerintah lebih mengedepankan kestabilan sektor keuangan dan ekonomi, ketimbang pertumbuhan ekonomi.
"Kalau sudah harus memilih antara stability dengan growth, ya kalau stability-nya terancam (faktor global) ya stability-nya dulu yang diurusin," ujar Darmin.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo