Menuju konten utama
Debat Kandidat Perdana

Menguji Janji Para Cagub DKI Melalui Debat

Janji manis untuk membujuk warga memberi hak pilih saat blusukan akan diuji dalam kemampuan retorika ketiga pasangan kandidat saat menyampaikan program di hadapan panelis, undangan, dan pemirsa televisi. Sesi paling menarik saat tanya-jawab ketiga pasangan calon, dan topik paling kontroversial ialah penggusuran.

Menguji Janji Para Cagub DKI Melalui Debat
Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno (kiri) dan tiga pasangan Cagub/Cawagub DKI Jakarta (kedua kiri ke kanan) Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki T. Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berfoto bersama saat Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di Kawasan Monas, Jakarta. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Debat kandidat calon gubernur DKI Jakarta akan dilaksanakan Jumat, 13 Januari. Acara resmi ini dipastikan dihadiri ketiga pasangan calon di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan: Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan – Sandiaga Uno.

Guna merumuskan pertanyaan, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta sudah jauh hari menetapkan empat panelis berlatar belakang pakar dan kalangan profesional. Sejauh ini nama mereka masih dirahasiakan. Sedangkan Ira Koesno, presenter televisi, menjadi moderator yang akan menyampaikan pertanyaan. Orang-orang yang terlibat dalam debat telah menandatangani “pakta integritas”. Langkah ini diambil agar rentetan pertanyaan tidak bocor sebelum debat dimulai.

“Pasangan calon enggak ada yang tahu apa pertanyaannya,” kata Sumarno, Ketua KPU Jakarta, kepada Tirto, Senin (9/1/2017). Meski begitu, untuk memantapkan teknis acara, ia telah berunding dengan pasangan calon dan tim sukses dari masing-masing calon.

Beberapa topik yang akan disampaikan, secara umum, pertama, pelayanan publik dalam pendidikan dan kesehatan. Ia menyinggung bagaimana program dan target jangka pendek maupun jangka panjang setiap pasangan calon untuk menghadirkan solusi bagi sarana publik di kedua bidang itu supaya berkualitas.

Kedua, topik transportasi dan lingkungan. Kandidat diberikan kesempatan untuk meyakinkan seberapa konkret programnya untuk membangun kenyamanan publik guna mengatasi masalah kerumitan transportasi dan lingkungan. Dan ketiga, program pasangan calon dalam membangun kondisi sosial-ekonomi, di antaranya masalah kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan. Belakangan ada topik tambahan, yakni masalah keamanan.

Debat dibagi enam sesi. Ia dimulai pemaparan visi dan misi ketiga pasangan calon. Kemudian, sesi ke-5 jadi bagian pamungkas: pasangan kandidat saling bertanya dan menanggapi. Sesi terakhir, setiap pasangan calon diberi waktu menyampaikan pernyataan penutup.

Agenda debat perdana ini akan berlangsung sejak pukul 19.30. Ia disiarkan langsung melalui TV One, NET TV, dan Jawa Pos TV. Durasi selama 90 menit ditambah jeda iklan 30 menit.

Adapun tahap debat kedua akan digelar dua pekan lagi, 27 Januari. Dan tahap terakhir, sebelum masa tenang, dilangsungkan pada 10 Februari.

Sejauh ini sudah disiapkan sekitar 500 undangan untuk menghadiri perhelatan debat perdana. “Ya, ada DPR, Pemda, organisasi kayak MUI, terus PGI, KWI, dan lain-lain,” ujar Sumarno, merujuk organisasi semi-pemerintah seperti Majelis Ulama Indonesia dan organisasi keagamaan.

Apakah Front Pembela Islam masuk daftar undangan?

“Enggak... enggak,” kata Sumarno.

Infografik Debat Uji Janji

Penggusuran dan Janji Politik

Agus Harimurti Yudhoyono, calon gubernur nomor urut 1, sebelumnya mangkir dalam undangan debat kandidat oleh beberapa stasiun televisi, dengan alasan debat itu tidak resmi. Kali ini, ia tidak bisa menolak, dan memang tidak ada alasan untuk menolak menghadiri debat resmi. Soal persiapan, putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mengaku mendapat wejangan dari ayahnya, termasuk pula berkomunikasi dengan beberapa pakar dari pilihan tim sukses.

Meski tidak rinci, Agus sebelumnya menuangkan program sasaran mengenai sepuluh strategi dan arah kebijakan kepada KPU DKI Jakarta. Di antara janji kampanye politik itu, ia akan membuat lingkungan fisik perkotaan dibangun secara selaras dan inklusif sesuai hukum. Selain pula pemerataan ekonomi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia Jakarta, baik kesehatan, pendidikan, seni dan budaya, hingga lapangan pekerjaan.

Ia juga berjanji bakal mewujudkan disiplin kerja para birokrat sesuai tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan. Ia akan menata pengelolaan sampah. Program-program ini, janjinya, bakal melibatkan “warga seluas-luasnya.”

Salah satu argumen Agus saat kampanye ialah respons dia atas gugatan perdata warga Bukit Duri yang dikabulkan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk kasus penggusuran. Menurut Agus, penggusuran itu “wajar” dilawan oleh warga karena caranya “terkesan tak manusiawi.”

Di sisi lain, setelah hadir dalam pemutaran film dokumenter Jakarta Unfair, Agus berjanji takkan memasukkan penggusuran dalam program pemerintahannya. Sementara opininya yang kemudian menyebar ialah ucapannya soal 'Kampung Apung', bahwa itu konsep semata yang tak masuk hitungan dalam programnya.

Sementara Ahok, kandidat nomor urut 2, jelang debat perdana ini terus melakukan “koordinasi” dengan pasangannya dan tim sukses. Pasangan ini menganggarkan dana untuk biaya konsultan sebesar Rp1,9 miliar. Kandidat petahana ini memaparkan program secara rinci dalam dokumen yang diserahkan ke KPU Jakarta. Isinya seputar reformasi birokrasi, pendidikan, kesehatan, ekonomi, penanggulangan banjir, penataan kota, transportasi, optimalisasi teknologi, pariwisata dan kebudayaan, sosial, dan lingkungan hidup.

Ke depan, bila terpilih lagi, salah satu pekerjaan Ahok tetap berurusan dengan penggusuran. Beberapa di antaranya mengembalikan fungsi daerah aliran sungai yang kadung ditempati permukiman dan apa yang ia sebut “program relokasi” warga ke rumah susun. Ahok berjanji akan membangun 50 ribu unit rusun untuk menampung warga dari permukiman lama mereka.

Pembangunan rusun akan dipusatkan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur untuk kalangan berpendapatan menengah ke bawah. Sementara bagi kalangan menengah ke atas, akan dibangun apartemen sewa murah di wilayah pusat. Selain itu, Ahok akan melanjutkan reklamasi untuk mewujudkan Jakara sebagai 'Waterfront City'—sebuah konsep pengembangan daerah tepian air baik di tepi pantai, sungai ataupun danau. Ia juga tetap dengan program "revitalisasi" daratan dan perairan Jakarta Utara melalui skema subsidi silang.

Soal gugatan warga Bukit Duri, Ahok akan mengambil langkah banding. “Ya enggak apa-apa,” katanya setelah gugatan warga dimenangkan di pengadilan. “Kita lihat saja prosesnya seperti apa. Pemda urus proses hukumnya. 300-400an kepala keluarga sudah pindah, kok. Lagi pula pekerjaan itu tidak bisa kita tunda,” kata Ahok, berkilah.

Sementara kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan, akan melanjutkan program dukungan bagi pendidikan formal dan informal melalui Kartu Jakarta Pintar, plus akan memperbanyak jumlah pekerja guru, dosen, dan tenaga kerja medis di Jakarta. Isu ini memang jadi salah satu fokus kerja yang ia kuasai ketika menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan sebelum dicopot dari Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi, Juli tahun lalu.

Program Anies yang lain, misalnya, akan membangun hunian vertikal dengan harga terjangkau bagi kelas menengah ke bawah di pusat kota. Selain juga akan menerapkan kebijakan mengatasi limpahan aliran air dari hilir guna mengatasi banjir yang rutin menyambangi ibukota Indonesia.

Soal penggusuran, Anies tak akan menolaknya. Tetapi ia berjanji, jika terpilih sebagai gubernur, akan meninjau kembali semua rencana penggusuran. Ia akan memilah mana yang bisa digusur demi kepentingan publik dan mana yang tidak. Jika harus melakukan penggusuran, ia akan memakai “pendekatan intensif” ke warga.

“Semua rencana itu, kalau pun harus dilaksanakan, sesuai prinsip-prinsip keadilan. Tidak merugikan warga. Justru malah memberikan keuntungan bagi semua,” kata Anies di lokasi penggusuran Pasar Ikan, Jakarta Utara, Sabtu (7/1/2017).

Soal mega proyek reklamasi teluk Jakarta, Anies menegaskan akan menghentikan program tersebut. “Untuk reklamasi, kami punya rencana berbeda dari apa yang dijalankan pemerintahan provinsi sekarang,” katanya.

Sudah barang tentu janji manis ketiga pasangan calon ini bakal dielaborasi dalam debat perdana. Perdebatan ini akan menguji dasar yang logis dan rasional dari program-program mereka. Ia memerlukan kosakata yang luwes, cara bicara yang enak didengar, dan penampilan yang asyik dilihat. Pendeknya, kemampuan retorika yang mumpuni, sekalipun sebagian warga Jakarta sudah menjatuhkan pilihannya.

Para politikus ini, dalam debat Jumat pekan ini, sedang meyakinkan para pemilih yang belum menentukan sikapnya, sekaligus memperlihatkan kepada kita upaya komunikasi mereka apakah meyakinkan atau tidak.

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA 2017 atau tulisan lainnya dari Dieqy Hasbi Widhana

tirto.id - Politik
Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Fahri Salam