tirto.id - Middle East Respiratory Syndrome atau biasa disebut dengan MERS merupakan salah satu penyakit pada sistem pernafasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus MERS-CoV, salah satu virus dari golongan virus Coronavirus seperti COVID-19 yang tengah menjangkiti masyarakat dunia.
Kasus penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 dan melanda negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yaman, dan Yordania. Dilansir dari laman Johns Hopkins Medicine, belum ditemukan obat untuk penanganan penyakit ini. Namun kini, masyarakat dunia tidak perlu lagi khawatir sebab telah ditemukan vaksin untuk mengatasinya.
National Institutes of Health mengunggah laporan bahwa telah ditemukan vaksin untuk mengatasi penyakit MERS yang dinamakan vaksin Remdesivir. Penelitian menunjukkan bahwa vaksin remdesivir berhasil mencegah penyakit pada kera rhesus yang terinfeksi MERS. Remdesivir mencegah penyakit ketika diberikan sebelum infeksi dan memperbaiki kondisi kera ketika diberikan setelah hewan sudah terinfeksi.
Penelitian dilakukan di Rocky Mountain Laboratories NIAID di Hamilton, Montana, dengan melibatkan tiga kelompok hewan. Pertama, hewan yang diobati dengan remdesivir 24 jam sebelum infeksi dengan MERS-CoV. Kedua, yang dirawat 12 jam setelah infeksi (mendekati waktu puncak untuk replikasi MERS-CoV pada hewan ini). Ketiga, hewan kontrol yang tidak diobati.
Para ilmuwan mengamati hewan-hewan tersebut selama enam hari. Semua hewan kontrol menunjukkan tanda-tanda penyakit pernapasan. Sementara hewan yang dirawat sebelum infeksi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit pernapasan. Tingkat replikasi virus secara signifikan lebih rendah di paru-paru hewan yang dirawat sebelum infeksi dan tidak ada kerusakan paru-paru.
Hewan yang dirawat setelah infeksi bernasib jauh lebih baik daripada hewan kontrol. Penyakitnya tidak lebih parah daripada hewan kontrol dengan tingkat virus yang lebih rendah pada paru-paru mereka. Selain itu, kerusakan paru-paru juga tidak lebih parah dari hewan kontrol.
Remdesivir mengurangi keparahan penyakit, replikasi virus, dan kerusakan paru-paru ketika diberikan baik sebelum atau setelah hewan terinfeksi MERS-CoV. Data menunjukkan bahwa remdesivir adalah pengobatan antivirus yang menjanjikan terhadap MERS yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam uji klinis seperti ditulis dalam jurnal PNAS.
Hasil penelitian yang menjanjikan tersebut mendukung uji klinis vaksin Remdesivir sebagai antivirus COVID-19. MERS-CoV memiliki hubungan erat dengan novel COVID-19, yang menyebabkan wabah di seluruh dunia sejak kasusnya dilaporkan pertama kali di Wuhan, Cina, Desember 2019 lalu. Dilansir dari Drug Target Review, beberapa uji klinis vaksin ini sedang dilakukan di Cina.
Sementara, Duta Besar Cina untuk Indonesia Xiao Qian menyampaikan negaranya tengah mempelajari virus COVID-19 mulai dari cara penanganan hingga pembuatan vaksin. Untuk proses pembuatan vaksin, Xiao Qian menjelaskan bahwa kini Cina tengah dalam tahap percobaan pada hewan.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto