tirto.id - Mandi Balimau Kasai merupakan salah satu tradisi mandi jelang Ramadhan yang berasal dari Riau. Hampir serupa dengan Padusan di Jawa, namun Balimau Kasai memiliki sejumlah keunikan, yang di dalamnya juga terkandung nilai akulturasi budaya.
Balimau Kasai umumnya ditemukan di Riau. Akan tetapi di Bumi Lancang Kuning sendiri, tradisi tersebut punya banyak penamaan. Balimau Kasai umumnya dikenal di Kampar. Sedangkan masyarakat Pekanbaru biasa mengenalnya sebagai Petang Megang dan di Indragiri Hulu dikenal dengan nama Balimau saja.
Apa yang Dimaksud dengan Mandi Balimau?
Balimau Kasai merupakan tradisi mandi jelang bulan Puasa di Riau, utamanya banyak ditemukan di Kampar. Melansir laman Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan, Balimau Kasai umumnya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan Ramadhan.
Yang membedakan dari mandi-mandi jelang Ramadhan lainnya, ialah dalam Balimau Kasai biasanya masyarkaat akan mandi menggunakan air yang dicampur dengan limau atau jeruk. Jenis limau itu juga bermacam-macam, dari purut, limau nipis, atau limau kapas.
Balimau artinya membasuh diri dengan ramuan rebusan limau purut atau limau nipis. Sedangkan kasai yang bermakna lulur dalam bahasa Melayu adalah bahan alami seperti beras, kunyit, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi tubuh.
Sejarah dan Tujuan Mandi Balimau Kasai
Balimau Kasai memiliki sejarah panjang sebagai tradisi mandi jelang Ramadhan masyarakat Provinsi Riau. Melansir laman Pemkab Pesisir Selatan, kemungkinan Balimau Kasai merupakan tradisi akulturasi yang berasal dari India, utamanya umat Hindu.
Pasalnya, Balimuau Kasai mirip dengan Makara Sankranti, yaitu saat umat Hindu mandi di Sungai Gangga untuk memuja dewa Surya pada pertengahan Januari. Ada pula Raksabandha sebagai penguat tali kasih antar sesama yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus, lalu Vasanta Panchami pada bulan Januari-Februari sebagai penyucian diri untuk menyambut musim semi.
Anggapan itu sejalan dengan penyebaran Hindu di Indonesia. Agama itu juga menyebar ke berbagai penjuru, termasuk Sungai Kampar. Terlebih dengan ditemukannya gugusan candi di Muara Takus yang terletak di XIII Koto Kampar.
Balimau Kasai bagi masyarakat Riau mempunyai makna yang mendalam, yaitu sebagai sarana bersuci sehari sebelum Ramadhan. Waktu pelaksanaan Balimau Kasai biasanya dilakjukan pada petang hari.
Balimau Kasai biasanya dilakukan secara kolektfif oleh masyarakat. Oleh karenanya, tradisi ini bukan sekadar untuk menyucikan diri jelang puasa. Akan tetapi, juga jadi ajang memperkuat rasa persaudaraan sesama Muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.
Apakah Mandi Balimau Itu Wajib?
Tradisi mandi sebelum bulan puasa banyak ditemukan di Indonesia. Seperti Balimau Kasai di Riau atau Padusan di Jawa. Apakah mandi Balimau Kasai dan mandi jelang Ramadhan lainnya wajib?
Pada dasarnya Tidak ada kewajiban khusus dalam Islam, untuk mandi sehari sebelum Ramadhan. Mandi juga bukan syarat sahnya seorang Muslim menjalani puasa. Tekecuali, apabila seseorang memang terlekati hadas atau najis sebelum ibadah yang tidak sah dengan hal itu, seperti Salat Fardhu. Maka bersuci wajib bagi seseorang tersebut sebagai syarat sahnya shalat .
Mandi sebelum puasa umumnya dimaknai masyakat Indonesia secara simbolis sebagai pembersihan diri. Di sisi lain, mandi juga jadi salah satu cara untuk meningkatkan kekhusyukan saat beribadah.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus