Menuju konten utama
Pendidikan Ekonomi

Mengenal Teori Inflasi dan Cara-Cara Pemerintah Mengatasinya

Berikut ini adalah penjelasan tentang teori-teori inflasi dan bagaimana cara pemerintah mengatasi inflasi.

Mengenal Teori Inflasi dan Cara-Cara Pemerintah Mengatasinya
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, di mana sebagian besar dari harga-harga tersebut selalu meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi.

Inflasi merupakan keadaan yang sangat berat dirasakan oleh masyarakat dalam suatu negara, karena keadaan inflasi menunjukkan harga-harga barang secara umum mengalami kenaikan.

Sehingga masyarakat yang memiliki pendapatan tetap dan pendapatan yang rendah akan merasakan dampak negatif/buruk.

Mengenal Teori-Teori Inflasi

Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi.

Namun, masing-masing teori tersebut bukan teori inflasi lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga barang.

Mengutip modulEkonomi Kelas X (2009), berikut ini adalah beberapa teori inflasi:

A. Teori Kuantitas

Teori Kuantitas mengemukakan bahwa terjadinya inflasi sebenarnya hanya disebabkan oleh satu faktor, yaitu

kenaikan jumlah uang yang beredar (JUB).

Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:

  1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral). Menurut teori kuantitas yang dikemukakan oleh Irving Fisher, MV = PT. Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T, sehingga jika M (money in circulation) bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga).
  2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang. Apabila masyarakat sudah beranggapan demikian, maka tidak ada kecenderungan untuk menyimpan uang tunai lagi dan mereka lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk barang.

B. Teori Keynes

Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut Teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu

masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.

Keadaan seperti ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah

barang- barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap. Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.

C. Teori Strukturalis

Teori Strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan (infleksibilitas) struktur ekonomi suatu negara.

Menurut teori ini, ada dua ketegaran (kekakuan) utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan bahan makanan dan barang-barang ekspor.

Cara-Cara Mengatasi Inflasi Oleh Pemerintah

Pemerintah dalam mengendalikan inflasi (kenaikan harga), menempuh beberapa cara baik melalui kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun kebijakan non-moneter dan fiskal, yang semuanya bertujuan untuk dapat menstabilkan keadaan perekonomian di Indonesia secara umum.

Mengutip modul Ekonomi SMA Kelas XI (2020), berikut ini adalah cara-cara mengatasi inflasi:

A. Kebijakan Moneter

Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu negara, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu

berupa kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan peredaran uang agar dapat menjamin kestabilan nilai uang.

B. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara. Kebijakan fiskal yang ditempuh untuk mengatasi inflasi di antaranya sebagai berikut:

  • Mengurangi pengeluaran negara.
  • Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana).
  • Pengurangan utang luar negeri.
  • Menaikkan atau mengefektifkan pajak.

C. Kebijakan Non-moneter dan Non-fiskal

Kebijakan non-moneter dan non-fiskal artinya kebijakan untuk mengatasi inflasi dengan tidak memengaruhi jumlah uang yang beredar maupun pendapatan dan pengeluaran negara.

Bentuk kebijakan tersebut di antaranya sebagai berikut:

  • Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran.
  • Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi.
  • Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum.

Baca juga artikel terkait TEORI INFLASI atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Addi M Idhom

Artikel Terkait