tirto.id - Sjogren Syndrome merupakan salah satu penyakit autoimun yang kerap kali tidak terdiagnosis karena tidak memiliki gejala yang khas. Gejala-gejala Sjogren Syndrome seringkali hanya dianggap sebagai gejala penyakit lain.
Dilansir dari laman web Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Alvina Widhani, SpPD-KAI mengatakan awalnya pasien-pasien Sjogren Syndrome datang dengan keluhan mata kering, mulut kering, atau pembesaran kelenjar.
dr. Alvina juga menambahkan bahwa penyakit ini kebanyakan menyerang perempuan dan muncul di usia 40 tahun ke atas, namun tetap bisa ditemukan di berbagai kelompok umur.
Penyakit ini ditandai dengan kerusakan kelenjar yang memproduksi air mata, air liur, kelenjar air keringat, dan kelenjar lendir di vagina.
Penyakit ini juga bisa disertai dengan penyakit autoimun lain seperti artritis reumatoid, lupus ertematosus sistemik, atau skleroderma.
Menurut reaumatologi.or.id, Sjorgen Syndrome disebabkan oleh akumulasi limfosit pada kelenjar dan salurannya. Limfosit pada umumnya ditemukan dalam aliran darah, kelenjar getah bening, limpa, dan sumsum tulang.
Faktor-Faktor Sjogren Syndrome
Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam penyakit Sjogren Syndrome, antara lain:
1. Kelainan genetik
2. Faktor lingkungan
3. Hormon (defisiensi estrogen)
4. Stres kronik
5. Infeksi virus
6. Kekurangan vitamin D
7. Polusi
8. Ketidakseimbangan mikrobiota di saluran pencernaan
Gejala-Gejala Sjogren Syndrome
Meskipun penyakit ini jarang terdiagnosa karena tidak bergejala atau memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain, terdapat beberapa gejala khas yang selalu muncul pada penderita SJogren Syndrom, yaitu:
1. Mata kering
Mata sering terasa kering dan menjadi sangat sensitif terhadap cahaya terang. Selain itu juga sering muncul lendir kental di sudut mata dekat hidung.
2. Mulut kering
Kesulitan berbicara atau mengunyah makanan dalam mulut serta mengurangi sensitivitas indra perasa karena kurangnya produksi air liur. Kelenjar air liur juga dapat membengkak tanpa disertai rasa sakit.
3. Vagina kering
Kurangnya lendir di vagina menyebabkan hubungan seksual menjadi tidak nyaman.
4. Gejala-gejala lain
Gejala-gejala lain yang dapat muncul antara lain adalah kulit kering, mudah lelah, sendi-sendi bengkak dan kaku, serta lemah atau nyeri otot.
Komplikasi Penyakit Sjogren Syndrome
Penyakit ini jika terlambat ditangani akan menimbulkan komplikasi dengan penyakit lainnya. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah komplikasi penyakit Sjogren Syndrome.
1. Gigi berlubang/keropos
Akibat dari kurangnya produksi air liur dalam mulut menyebabkan gigi menjadi tidak terlindungi dari bakteri-bakteri penyebab gigi berlubang.
2. Infeksi jamur
Penderita Sjogren Syndrome lebih berisiko untuk terkena infeksi jamur di area mulut.
3. Masalah pengelihatan
Masalah pengelihatan ini meliputi sensitivitas terhadap cahaya, pengelihatan buram, hingga kerusakan kornea. Hal ini disebabkan dari kurangnya produksi air mata yang menyebabkan mata kering.
4. Penyakit paru-paru, ginjal, atau hati
Peradangan lebih lanjut bisa menyebabkan pneumonia, bronkits dan hepatitis. Meskipun kasus ini lebih jarang ditemui.
5. Gangguan memori
Penyakit ini juga bisa menyerang titik-titik syaraf yang menyebabkan gangguan ingatan, proses berpikir, dan sensasi abnormal pada beberapa bagian tubuh.
Pengobatan Sjogren Syndrome
Penyakit ini dapat diredakan gejala-gejalanya dengan beberapa metode pengobatan. Berikut adalah pengobatan-pengobatan untuk Sjogren Syndrome
1. Obat tetes mata untuk mengatasi mata kering
2. Obat untuk meningkatkan produksi air liur seperti pilocarpine dan cevimeline
3. Obat anti peradangan
4. Obat untuk menekan sistem imun seperti hydroxychloroquine dan methotrexate
5. Operasi untuk menyegel kelenjar air mata untuk menjaga produksi air mata agar tidak kering.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yandri Daniel Damaledo