tirto.id - Perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day akan diselenggarakan pada Selasa, 14 Februari 2023. Hari istimewa ini erat kaitannya dengan berbagi kasih sayang kepada kekasih.
Valentine biasa dirayakan dengan berbagai cara, mulai dari memberi hadiah, tindakan, serta bentuk afeksi lainnya kepada sang kekasih.
Sama seperti hari-hari besar lainnya, Valentine memiliki beberapa simbol ikonik yang melambangkan perayaannya.
Simbol-simbol tersebut termasuk lambang hati, mawar, warna merah muda (pink), hingga karakter Cupid. Tentu simbol-simbol tersebut berkaitan dengan sejarah perayaan Valentine dari tahun ke tahun.
Sejarah Valentine’s Day
Melansir dari laman World History, sejarah Valentine's Day atau Hari Valentine sejatinya merujuk pada kronik dan legenda Kristen yang beredar sekitar abad ke-3 Masehi. Legenda tersebut merupakan kisah dari Santo Valentine.
Menurut salah satu versi dari legenda tersebut, pada masa Kekaisaran Romawi kerajaan sedang berusaha keras melawan sekelompok orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus.
Dengan kata lain, Bangsa Romawi tidak terlalu senang dengan penyebaran agama Kristen di wilayahnya pada saat itu. Bahkan terdapat banyak kasus ketika orang-orang Kristen di Romawi justru mengalami perilaku yang kejam dan ditindas.
Ketika Kaisar Romawi yakni Severus Alexander (memerintah 222-235 M) terbunuh, Kekaisaran Romawi mengalami perpecahan akibat tekanan invasi, pemberontakan, dan ketidakstabilan politik di dalamnya.
Maka terjadilah kekacauan di Romawi. Hal tersebut mengakibatkan Claudius Gothicus (memerintah 268-270 M) naik tahta menjadi kaisar Romawi. Masa pemerintahannya yang singkat diwarnai dengan aksi-aksi militerisme guna membalikan keadaan Romawi yang tak stabil.
Claudius Gothicus juga dinilai sebagai sosok yang tiran serta dalam ajaran Kristen dinilai telah menindas umat Kristen bahkan memicu konfrontasi di berbagai peristiwa.
Pada konteks waktu tersebut, Santo Valentine sebagai seorang pendeta Kristen di Roma, berupaya menentang pemerintah Claudius Gothicus. Hal tersebut dikarenakan Claudius Gothicus melarang para pemuda untuk menikah karena Romawi sedang membutuhkan pasukan untuk melawan aksi-aksi pemberontakan di Romawi.
Ini kemudian memicu banyak pasangan kekasih muda di Romawi yang kesulitan untuk hidup bersama. Mereka tidak menginginkan apapun selain bersama. Namun hukum di Romawi justru melarang hubungan tersebut.
Maka dari itu, Santo Valentine mesti turun tangan dan secara diam-diam menikahkan pasangan muda di Romawi. Beberapa versi sumber menyatakan bahwa tindakan Santo Valentine membuat mesti dieksekusi mati oleh Claudius Gothicus.
Akan tetapi, belum banyak sumber yang dapat menjelaskan mengapa hari kasih jatuh pada tanggal 14 Februari. Bahkan beberapa pihak masih mempertanyakan validitas dari kisah Santo Valentine tersebut.
Siapa itu Cupid?
Tidak lengkap rasanya jika membicarakan Hari Valentine tanpa menghadirkan sosok Cupid. Cupid sendiri merupakan dewa cinta pada masa Romawi Kuno.
Dikutip dari RD, berdasarkan legenda yang beredar Cupid merupakan putra dari Merkurius sang pembawa pesan dari para dewa dengan wujud bersayap.
Cupid sering digambarkan sebagai sang bayi bersayap yang membawa busur dan anak panah. Senjata busur panah yang dibawa Cupid dipercaya dapat membuat korbannya merasakan cinta atau gairah.
Beberapa literatur lain menggambarkan sosok Cupid sebagai sosok yang tidak berperasaan. Ia umumnya dipandang sebagai sosok yang murah hati.
Bahkan beberapa versi cerita menggambarkan Cupid sebagai sosok yang buruk dan nakal dalam urusan perjodohan.
Kendati demikian, di banyak budaya Cupid dianggap sebagai simbol cinta dan romansa. Hal ini didukung dengan banyaknya karya seni yang menggambarkan sosok Cupid sebagai pembawa cinta.
Ini kemudian diasosikan dengan perayaan Valentine yang merupakan perayaan untuk cinta atau kasih sayang. Sejak abad-19 perayaan Valentine di Eropa dan Amerika mulai dikomersialkan.
Melansir TIME ini dibuktikan dari banyaknya pelaku usaha yang mulai merilis produk bernuansa perayaan Valentine.
Salah satunya adalah kartu pos edisi Valentine bergambar Cupid dan ikon cinta lainnya. Kartu ini diproduksi massal dan sangat digemari masyarakat.
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Yonada Nancy