Menuju konten utama

Mengenal Penyebab Bell's Palsy Kelumpuhan Wajah & Cara Mengobatinya

Para ahli medis belum menemukan penyebab dari bell's palsy. Namun beberapa menduga selain pendingin ruangan, penyebab dari kondisi wajah yang seperti ini adalah virus.

Mengenal Penyebab Bell's Palsy Kelumpuhan Wajah & Cara Mengobatinya
Ilustrasi bells palsy. foto/istockphoto

tirto.id - Suhu udara yang semakin panas akhir-akhir ini membuat kita harus terus menggunakan pendingin udara seperti AC dan kipas angin. Tetapi para ahli memperingatkan agar kita tetap waspada pada bahaya dari peralihan udara secara tiba-tiba yang kita rasakan itu.

Dilansir Khaleej Times, peralihan tiba-tiba dari suhu yang sangat hangat di luar ruangan ke suhu dingin di dalam ruangan akan terkait dengan kondisi bell's palsy atau kelumpuhan pada salah satu sisi wajah yang disebabkan oleh radang saraf wajah di tengkorak.

Kondisi yang kerap di duga stroke ini menyebabkan terkulainya otot-otot wajah, berkedut, lemah, nyeri di sekitar telinga dan peningkatan sensitivitas terhadap suara.

Menurut sebagian besar penelitian, secara global, ada 15 sampai 30 kasus bell's palsy per 100.000 populasi ditemukan setiap tahun. Selain itu, bell's palsy menyumbang 60 sampai 75 persen dari kasus kelumpuhan wajah akut dan sebanyak 63 persen terjadi di sisi kanan wajah.

Karena suhu udara yang cenderung lebih panas akhir-akhir ini, dokter menyarankan orang-orang dari semua kelompok umur untuk berhati-hati dan mencari bantuan medis jika ada mati rasa tiba-tiba di wajah.

Gejala Bell's Palsy

Bell's palsy sering muncul pertama pada pagi hari, saat seseorang bangun dan mendapati bahwa satu sisi wajahnya tidak bisa bergerak. Kondisi ini juga mempengaruhi produksi air liur, air mata, dan indera perasa.

Beberapa gejala ketika saraf wajah mengalami bell's palsy antara lain,

- Kesulitan menutup salah satu kelopak mata

- Iritasi pada mata karena tidak berkedip dan menjadi terlalu kering

- Satu sisi mulut membengkok ke bawa seperti terjatuh

- Kesulitan mengekspresikan wajah

- Indra perasa berubah

- Telinga yang terpengaruh dapat menyebabkan sensitivitas terhadap suara

- Rasa sakit di depan atau di belakang telinga di sisi yang sakit dan sakit kepala

Penyebab Bell's Palsy

Sebenarnya para ahli medis belum menemukan penyebab dari kelumpuhan wajah ini. Tetapi beberapa menduga selain pendingin ruangan, penyebab dari kondisi wajah yang seperti ini adalah virus.

"Banyak orang mendapatkannya setelah mereka keluar dari tempat yang hangat atau panas (seperti keluar dari shower air panas) ke tempat yang dingin, tempat dengan AC tinggi. Perubahan suhu yang tiba-tiba ini dapat menyebabkan aktivasi virus laten pada seseorang yang menyebabkan masalah," jelas Caesar Zahka, konsultan ahli saraf di Rumah Sakit Burjeel seperti dilansir Khaleej Times

Virus yang telah dikaitkan dengan bell's palsy termasuk:

- Virus cacar air dan herpes zoster

- Coldsores dan virus herpes genital

- Virus Epstein-Barr, atau EBV, bertanggung jawab atas mononukleosis

- Sitomegalovirus

- Mumps virus

- Influenza B

- Penyakit tangan-kaki-dan-mulut (coxsackievirus)

Pengobatan Bell's Palsy

Kebanyakan orang akan pulih dari bell's palsy dalam 1 sampai 2 bulan, terutama mereka yang masih memiliki beberapa tingkat gerakan di otot-otot wajah mereka. Medical News Today memberikan beberapa jenis pengobatan seperti:

- Prednisolon

Pengobatan dengan hormon yang disebut prednisolon dapat mempercepat pemulihan. Sebuah studi menemukan bahwa prednisolon, jika diberikan dalam 72 jam setelah onset, dapat secara signifikan mengurangi keparahan gejala dan kejadian setelah 12 bulan.

Obat ini membantu mempercepat pemulihan saraf yang terkena. Prednisolon mencegah pelepasan zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan, seperti prostaglandin dan leukotrien.

Biasanya pasien akan meminumnya dua tablet sehari selama 10 hari. Namun perlu diingat bahwa obat ini menimbulkan beberapa efek samping seperti sakit perut dan kembung, sulit tidur, sakit kepala, pusing (sensasi berputar), nafsu makan meningkat dan perubahan suasana hati. Biasnaya efeknya akan hilang dalam beberapa hari.

Beberapa efek samping yang mungkin perlu penanganan atau konsultasi ke dokter adalah alergi seperti kesulitan bernafas, gatal-gatal, pembengkakan wajah dan lidah.

- Air mata buatan

Jika pasien tidak berkedip dengan benar, mata akan terbuka dan air mata akan menguap. Beberapa pasien akan mengalami pengurangan produksi air mata. Keduanya dapat meningkatkan risiko kerusakan atau infeksi pada mata.

Dokter mungkin meresepkan air mata buatan dalam bentuk tetes mata dan juga salep. Obat tetes mata biasanya diminum pada waktu terjaga, sementara salep diberikan sebelum tidur.

Pasien yang tidak bisa menutup mata dengan benar selama tidur perlu menggunakan plester bedah agar tetap tertutup. Pasien yang mengalami gejala mata yang memburuk harus segera mencari pertolongan medis.

- Antivirus

Dalam beberapa kasus, antivirus, seperti asiklovir dapat dipakai bersamaan dengan prednisolon, tetapi, bukti bahwa mereka dapat membantu masih belum kuat.

- Terapi di rumah

1. Olahraga wajah.

Saat saraf wajah mulai pulih, mengencangkan dan mengendurkan otot-otot wajah dapat membantu menguatkan mereka.

2. Perawatan gigi

Jika ada sedikit atau tidak ada perasaan di mulut, menyikat dan membersihkan gigi dengan benang dapat membantu mencegah hal ini.

3. Masalah dengan makan

Jika ada kesulitan menelan, Anda harus mengunyah makanan dengan baik dan makan perlahan. Memilih makanan lunak, seperti yogurt juga dapat membantu.

4. Penghilang rasa sakit OTC

Guna meringankan ketidaknyamanan, beberapa obat penghilang rasa sakit dapat dibeli seperti ibuprofen dan advil.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari