Menuju konten utama

Mengenal Kanker Leher Rahim, Gejala, Penyebabnya, & Pencegahan

Kanker leher rahim atau kanker serviks adalah penyakit berbahaya, berikut gejala, penyebab, dan cara pencegahan.

Mengenal Kanker Leher Rahim, Gejala, Penyebabnya, & Pencegahan
Ilustrasi Kanker Serviks. foto/istockphoto

tirto.id - Kanker leher rahim atau yang juga dikenal sebagai kanker serviks merupakan penyakit berbahaya. Kanker jenis ini menempati urutan keempat sebagai kanker yang paling umum diderita wanita di seluruh dunia.

Data terakhir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kanker leher rahim menyebabkan sebanyak 342.000 kematian wanita di seluruh dunia pada 2020.

Angka kasus kanker leher rahim di Indonesia juga tinggi. Menurut Kementerian Kesehatan, kanker rahim menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita di Indonesia setelah kanker payudara.

Berdasarkan data tahun 2021 total kasus penderita kanker leher rahim di Indonesia mencapai 36.633 kasus.

Gejala Kanker Leher Rahim

Mayo Clinic menyebutkan bahwa penyakit kanker leher rahim umumnya tidak memunculkan gejala pada tahap awal perkembangannya.

Hal inilah yang mengakibatkan mengapa penderita kanker leher rahim baru terdiagnosis setelah kankernya berkembang. Umumnya kanker leher rahim stadium lanjut bisa dikenali dengan gejala berikut:

  • Pendarahan vagina setelah berhubungan seksual;
  • Mengalami pendarahan antara periode menstruasi atau setelah menopause;
  • Mengalami keputihan berair dan berdarah, hingga berbau busuk;
  • Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan intim.

Penyebab Kanker Leher Rahim

Sama seperti penyebab kanker lainnya, kanker leher rahim bisa berkembang akibat adanya perubahan atau mutasi pada DNA sel.

DNA sel berfungsi dalam memberi instruksi kepada sel-sel lain tentang apa yang harus dilakukan, termasuk instruksi berkembang biak atau mati.

Adanya mutasi menyebabkan DNA sel memberikan instruksi sel untuk tumbuh dan berkembang biak di luar kendali. Akibatnya, sel-sel membentuk akumulasi abnormal yang disebut tumor.

Jika sel-sel tersebut menyerang jaringan terdekatnya, maka ia berisiko menyebar atau bermetastatis ke tempat lain di dalam tubuh.

Masih berdasarkan data dari WHO, sebanyak 99 persen kasus kanker leher rahim terjadi akibat infeksi human papillomavirus (HPV). Perlu diketahui bahwa infeksi HPV memang bisa sembuh secara spontan dan tidak menimbulkan gejala.

Namun, jika penderita terus menerus terinfeksi virus ini maka memiliki risiko yang tinggi untuk mengembangkan kanker leher rahim.

HPV bisa menular melalui kontak seksual. Virus ini berisiko menginfeksi orang yang aktif secara seksual atau memiliki banyak pasangan seksual.

Selain virus HPV, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat memicu kanker leher rahim, termasuk:

  • Memiliki banyak pasangan seksual atau berganti-ganti pasangan;
  • Mengalami seks usia dini;
  • Memiliki penyakit atau infeksi menular seksual (IMS) lain seperti gonorea, sifilis, HIV/AIDS;
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah;
  • Mengonsumsi rokok;
  • Riwayat terpapar obat pencegah keguguran atau dietilstilbestrol (DES).

Pencegahan Kanker Leher Rahim

Kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker leher rahim. Menurut Mayo Clinic berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut:

  • Melakukan vaksinasi HPV;
  • Melakukan tes pap rutin mulai usia 21 tahun untuk mendeteksi kondisi pra-kanker serviks;
  • Jauhi aktivitas seks berisiko dan laukan kegiatan seksual dengan satu pasangan;
  • Hindari merokok.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora