tirto.id - Jerawat bisa terjadi pada siapa saja dan tidak memandang usia, namun kebanyakan orang mulai berjerawat setelah melewati masa pubertas di usia remaja.
Saat puber, terjadi perubahan hormon dalam tubuh yang dapat mempengaruhi produksi kelenjar minyak di dalam kulit.
Jerawat sendiri terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak (sebum) berlebih, kotoran, sel kulit mati, debu, hingga bakteri. Jerawat bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tapi biasanya lebih sering muncul di area wajah.
Jerawat bisa mengalami bengkak dan peradangan sehingga menimbulkan rasa nyeri. Meski tidak membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan, jerawat tetap berpotensi merusak kulit apabila tidak ditangani dengan baik.
Penyebab Jerawat pada Remaja
Kebanyakan jerawat yang muncul di usia remaja disebabkan oleh faktor hormonal. Tak hanya hormon, masih ada faktor lain yang juga bisa menyebabkan timbulnya jerawat.
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, berikut beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya jerawat di wajah:
- Faktor genetik
- Gaya hidup dan pola makan
- Stres emosional
- Faktor lingkungan (iklim, debu, sinar matahari, dll).
- Penggunaan kosmetik yang tidak cocok untuk kulit
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Kebiasaan merokok
Cara Mengatasi Jerawat pada Remaja
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sekaligus mencegah timbulnya jerawat:
1. Jaga kebersihan kulit
Bersihkan wajah 2 kali dalam sehari dengan sabun yang ringan dan tidak mengandung deterjen maupun scrub. Hindari menggosok wajah dengan kasar atau memakai spons agar tidak menimbulkan iritasi.
Usai membersihkan wajah, keringkan dengan tisu atau handuk yang lembut dengan cara ditepuk-tepuk.
2. Pakai obat jerawat
Saat ini ada banyak produk obat jerawat yang dijual bebas. Anda bisa menggunakan obat jerawat yang mengandung bahan aktif seperti sulfur, asam salisilat, atau tea tree oil.
3. Gunakan skincare yang tepat
Pemakaian obat jerawat biasanya akan menyebabkan kulit menjadi kering, karena itu Anda memerlukan pelembab agar wajah tetap terhidrasi dengan baik.
Pilihlah pelembab yang memang diperuntukkan bagi kulit acne prone atau produk dengan label non-comedogenic. Tak hanya pelembab, pastikan pula untuk memilih rangkaian skincare yang tepat untuk kulit acne prone.
4. Gaya hidup dan pola makan sehat
Pengobatan jerawat juga harus dilakukan dari dalam tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan instan, serta memperbanyak konsumsi makanan dan minuman yang bergizi.
Usahakan untuk selalu tidur yang cukup dan olahraga teratur. Selain itu, jauhi rokok dan minuman beralkohol jika ingin memiliki kulit yang sehat dan bebas jerawat.
5. Konsultasi dengan dokter
Jika jerawat semakin meradang dan kondisinya bertambah parah, segera kunjungi dokter atau ahli dermatologi untuk mendapat penanganan yang tepat.
Dokter akan mencari tahu penyebab pasti timbulnya jerawat dan menawarkan sejumlah alternatif pengobatan, mulai dari antibiotik, obat hormon, hingga prosedur peeling atau pengelupasan kulit.
Kandungan Bahan Aktif dalam Obat Jerawat untuk Remaja
Mengutip dari laman Pusat Informasi Obat Nasional BPOM, berikut beberapa kandungan aktif yang terdapat dalam obat jerawat:
- Benzoil Peroksida
Penggunaan obat dengan kandungan benzoil peroksida disarankan saat malam hari atau hindari terkena paparan sinar matahari langsung. Usahakan agar tidak terkena pakaian dan rambut karena bisa terjadi bleaching atau pemutihan.
Pemakaian benzoil peroksida juga berpotensi menimbulkan efek samping berupa kemerahan pada kulit dan reaksi alergi. Jika terjadi hal demikian, hentikan pemakaian atau konsultasikan dengan dokter.
- Sulfur
Jumlah sulfur yang terkandung dalam obat jerawat biasanya mencapai 3-10 persen. Kekurangan dari sulfur adalah baunya yang agak menyengat sehingga kurang nyaman saat dipakai.
- Asam salisilat
Asam salisilat juga bersifat antiradang sehingga mampu mengatasi peradangan akibat jerawat. Akan tetapi, penggunaan asam salisilat ini tetap punya efek samping, jadi segera hentikan pemakaian apabila menimbulkan iritasi pada kulit.
- Resorsinol
Dalam obat jerawat, resorsinol biasanya dikombinasikan dengan sulfur. Produk dengan kombinasi bahan aktif ini tak hanya memiliki sifat keratolitik, tapi juga memicu pergantian kulit dan pertumbuhan sel kulit baru.
- Retinoid
Saat pori-pori terbuka, maka jerawat atau penyumbat pori akan mudah keluar dan membuat kulit jadi lebih bersih. Namun penggunaan retinoid tidak bisa sembarangan dan harus dengan resep dokter.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yandri Daniel Damaledo