Menuju konten utama

Mengenal Apa Itu Hepatorenal Syndrome, Gejala, dan Penyebabnya

Sindrom hepatorenal atau hepatorenal syndrome adalah gagal ginjal fungsional yang disebabkan oleh penyakit hati parah

Mengenal Apa Itu Hepatorenal Syndrome, Gejala, dan Penyebabnya
Ilustrasi ginjal, foto/IStockphoto

tirto.id - Sindrom hepatorenal atau hepatorenal syndrome (HRS) adalah komplikasi berbahaya yang melibatkan organ hati dan ginjal. Kondisi ini bisa dialami oleh wanita maupun pria.

Dikutip dari Healthline, HRS adalah kondisi gagal ginjal fungsional yang disebabkan oleh penyakit hati parah. HRS biasa terjadi pada penyakit hati stadium akhir yang memengaruhi sistem peredaran darah penderitanya.

Ketika sistem peredaran darah terganggu, suplai darah untuk organ ginjal ikut terblokir. Akibatnya, ginjal tidak memperoleh kebutuhan nutrisi dan oksigen sehingga berhenti bekerja.

Kondisi hepatorenal syndrome dikenal dalam dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. HRS tipe 1 adalah bentuk akut yang terjadi secara spontan begitu penyakit hati terjadi.

Umumnya, HRS tipe 1 dapat terjadi ketika penderita mengalami penyakit hati yang begitu parah sehingga langsung terjadi komplikasi.

Sebaliknya, HRS tipe 2 tidak lebih parah meskipun sama berbahayanya. Beberda dengan tipe 1, HRS tipe 2 baru muncul setelah beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah penderita mengalami gangguan hati.

Menurut L Dagher dalam studinya yang diterbitkan di BMJ Journals (2001) HRS tipe 1 memiliki angka mortalitas mencapai 80 persen dalam dua minggu. Sementara, HRS tipe 2 memiliki angka kematian yang lebih rendah, yaitu 36,9 persen.

Gejala Hepatorenal Syndrome

Gejala hepatorenal syndrome atau HRS dapat berbeda-beda dalam setiap kasus. Bahkan menurut Cleveland Clinic gejala HRS cenderung tidak jelas karena mirip seperti penyakit lainnya.

Gejala umum HRS mulai dari lemas, kelelahan, mual, sakit perut, dan rasa tidak enak di mulut. Namun, ada beberapa gejala khusus yang perlu diwaspadai penderita terkait kondisi HRS, termasuk:

  • penderita mengalami penyakit kuning, ditandai kulit dan bagian putih mata menguning;
  • kulit mudah memar dan berdarah;
  • kotoran berwarna terang dan urine berwarna gelap;
  • perut bengkak karena asites, pembesaran hati atau pembesaran limpa;
  • gatal-gatal;
  • kebingungan, disorientasi, atau kantuk berlebihan.

Ketika gagal ginjal terjadi, maka akan memengaruhi produksi urine. Ini bisa ditandai dengan menurunnya intensitas pergi ke toilet atau berkurangnya jumlah urine.

Penyebab Hepatorenal Syndrome

Penyebab utama hepatorenal syndrome atau HRS adalah penyakit hati kronis. Namun menurut Cleveland Clinic, para ahli masih memperdebatkan gejala penyakit hati yang dapat memengaruhi kondisi ini.

Salah satu teori penyebab HRS yang paling banyak didukung adalah kondisi penyempitan pembuluh darah. Pembulh darah yang menyempit menyebabkan suplai darah ke sejumlah organ terganggu, termasuk ginjal.

Sel-sel ginjal yang tidak memperoleh suplai darah akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, terjadi disfungsi organ yang memicu gagal ginjal.

Penyempitan pembuluh darah ini bisa terjadi karena hipertensi portal yang umum dialami penderita sirosis hati. Hipertensi potal menyebabkan tekanan darah tinggi di vena portal yang mengalir melalui hati.

Namun, dalam kondisi sirosis hati organ pencernaan penderitanya melebar sehingga mempersempit pembuluh darah. Selain itu, sirosis juga dapat menyebabkan kardiomiopati sirosis.

Kondisi tersebut menyebabkan pelebaran abnormal arteri tertentu di tubuh penderitanya. Dinamika aliran darah yang kompleks menyebabkan beberapa pembuluh menyempit saat yang lain melebar.

Cara Mengobati Hepatorenal Syndrome

Pada kasus HRS, pengobatan terbaik adalah dengan melakukan transplantasi organ. Transplantasi sendiri adalah tindakan memindahkan jaringan atau organ tubuh dari seseorang untuk orang lain.

Hal ini karena dalam kasus gagal ginjal HRS tidak lagi bisa difungsikan. Oleh karena itu, penderita membutuhkan ginjal baru yang ditransplantasikan ke tubuhnya.

Selain ginjal, pada penderita HRS yang dipicu oleh disfungsi hati kemungkinan juga harus memperoleh transplantasi. Sama seperti transplantasi ginjal, prosedur transplantasi hati juga bisa dilakukan dengan donor hidup.

Masih menurut Healthline, artinya pendonor organ dalam keadaan hidup saat organnya disumbangkan ke penerima.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora