Menuju konten utama

Kenali Penyakit Sirosis Hati dari Gejala dan Faktor Penyebabnya

Berdasarkan studi, sirosis hati berada di urutan ke-11 penyakit hati pemicu kematian terbanyak di dunia, berikut gejala dan penyebabnya.

Kenali Penyakit Sirosis Hati dari Gejala dan Faktor Penyebabnya
Ilustrasi hati manusia. foto/istockphoto

tirto.id - Sirosis hati merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya. Berdasarkan studi yang rilis pada 2019, sirosis hati berada di urutan ke-11 sebagai jenis penyakit hati yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia.

Penyakit sirosis hati adalah kondisi ketika organ hati mengalami cedera dalam jangka waktu lama yang kemudian menimbulkan kerusakan serius. Melansir WebMD, hal ini dapat terjadi karena hati adalah organ yang dapat memperbaiki dirinya sendiri jika mengalami cedera.

Ketika terluka, hati akan menyembuhkan dirinya dengan membentuk jaringan parut yang keras. Semakin banyak luka yang terjadi, semakin banyak pula jaringan parut yang berkembang. Lama kelamaan, hal ini menyebabkan jaringan parut tersebut menumpuk yang menyebabkan organ tidak bisa bekerja dengan baik.

Kondisi ini tentu berbahaya, mengingat hati merupakan organ penting dalam tubuh. Hati berfungsi dalam menyaring racun, memproduksi enzim yang berguna untuk mencerna makanan, menyimpan nutrisi, hingga melawan infeksi.

Artinya, jika terjadi gangguan pada hati, maka tubuh tidak mampu menjalankan fungsi-fungsi tersebut.

Gejala Penyakit Sirosis Hati

Tidak sedikit kasus di mana gejala sirosis hati baru dirasakan ketika penyakit semakin parah. Hal ini karena gejala sirosis hati biasanya mulai muncul ketika jaringan parut pada hati sudah semakin menumpuk dan membatasi kinerja hati.

Dikutip dari Healthline, berikut beberapa gejala yang biasa dialami oleh penderita sirosis hati:

  • penurunan nafsu makan;
  • kelelahan dan lemas;
  • penurunan berat badan tiba-tiba tanpa disengaja;
  • nyeri ringan di perut bagian kanan atas;
  • mual dan muntah;
  • pembesaran atau pembengkakan pembuluh darah (varises).

Selain gejala-gejala tersebut, penderita sirosis hati yang lebih serius juga dapat mengalami gejala berupa:

  • perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning;
  • kesulitan fokus dan kebingungan;
  • kulit mudah memar atau berdarah;
  • gatal-gatal di area kulit;
  • warna urin yang lebih gelap atau keruh;
  • pembengkakan perut (asites);
  • pembengkakan kaki (edema).

Faktor yang Bisa Menyebabkan Sirosis Hati

Kerusakan hati yang mengarah pada kondisi sirosis bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi tubuh, penyakit tertentu, hingga gaya hidup.

Melansir Mayo Clinic, berikut faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita sirosis hati:

1. Menderita penyakit tertentu

Ada beberapa jenis penyakit yang dapat memicu kondisi sirosis hati, termasuk Hepatitis B, C, dan D, penyakit hati berlemak nonalkohol, cystic fibrosis, penyakit empedu, sindrom alagille, autoimun, dan infeksi seperti sifilis atau bucellosis.

2. Mengonsumsi terlalu banyak alkohol

Mengonsumsi alkohol yang berlebihan dapat memicu kerusakan hati yang mengarah pada kondisi sirosis. Menurut National Health Service (NHS) ketika mengonsumsi alkohol hati otomatis akan melakukan penyaringan zat tersebut.

Ketika proses penyaringan, sejumlah sel hati akan mati karena zat-zat alkohol. Sel-sel yang mati akan digantikan dengan sel baru yang membentuk jaringan parut. Jika kondisi ini terus terjadi dalam jangka panjang akan membentuk sirosis.

3. Kelebihan berat badan

Memiliki kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit hati yang memicu sirosis. Beberapa penyakit hati yang disbebakan oleh kelebihan berat badan adalah penyakit hati berlemak nonalkohol.

Pengobatan Sirosis Hati

Kerusakan hati yang disebabkan oleh sirosis biasanya tidak dapat diperbaiki. Kendati demikian, jika kondisi sirosis hati didiagnosis sejak dini dan dilakukan penanganan, kerusakan lebih lanjut dapat dicegah.

Penanganan terhadap sirosis hati biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Menurut Healthline, obat-obatan yang diresepkan pada penderita sirosis biasanya berupa obat untuk mengatasi hepatitis, hipertensi, hingga antibiotik.

Sembari melakukan pengobatan, penderita akan diminta menjalani gaya hidup sehat, mulai dari meninggalkan alkohol dan menurunkan berat badan.

Apabila sirosis hati sudah berkembang ke tahap yang parah di mana pengobatan tidak mampu dilakukan, maka dokter akan merekomendasikan tindakan operasi berupa transplantasi hati.

Prosedur transplantasi hati sendiri merupakan tindakan pengobatan yang sulit. Selain penderita harus menunggu donor yang cocok, biaya operasinya cukup tinggi. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) satu kasus sirosis hati setidaknya membutuhkan biaya Rp1 miliar untuk pengobatan.

Baca juga artikel terkait SIROSIS HATI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy