Menuju konten utama

Mengapa Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Tertular COVID-19?

Seseorang masih bisa tertular virus COVID-19 meskipun telah divaksin, mengapa?

Mengapa Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Tertular COVID-19?
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada anggota TNI di Puskesmas Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (1/2/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.

tirto.id - Program vaksinasi COVID-19 sedang digalakkanpemerintah. Namun, seseorang masih bisa tertular virus Corona meskipun telah divaksin. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi, memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

Menurut Siti Nadia Tarmizi, vaksin berfungsi untuk mencegah seseorang menjadi sakit karena COVID-19, namun seseorang masih ada kemungkinan tertular meskipun sudah menerima vaksin. Artinya, vaksin bukan untuk mencegah penularan SARS-CoV-2, melainkan untuk mencegah seseorang menjadi sakit lantaran terpapar virus tersebut.

“Jadi vaksin itu mencegah kita menjadi sakit [karena COVID-19], bukan mencegah kita menjadi tertular," ungkap Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Antara, Jumat (31/1/2021) lalu.

Diakui oleh Siti Nadia Tarmizi, seseorang yang sudah divaksin masih punya kemungkinan bisa terpapar virus COVID-19. Kemungkinan tersebut bukan karena faktor vaksinnya, namun ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan orang tersebut tertular Corona.

Kemungkinan pertama, sebut Siti Nadia Tarmizi, orang yang divaksin tersebut telah terpapar COVID-19 beberapa hari sebelumnya, sementara masa inkubasi virus SARS-Cov-2 adalah 14 hari. Dengan kata lain, orang tersebut sebenarnya sudah positif terinfeksi COVID-19 sebelum menerima vaksinasi.

"Jadi bisa saja dia sudah terpapar, tapi belum ada gejala, sehingga tidak dilakukan pemeriksaan ataupun belum diketahui bahwa dia sudah positif COVID-19," tutur Siti Nadia Tarmizi.

Kemungkinan kedua, kekebalan tubuh orang tersebut setelah menerima vaksin belum sepenuhnya terbentuk. Menurut Siti Nadia Tarmizi, setidaknya diperlukan 2 kali penyuntikan dan waktu bagi vaksin untuk bekerja membentuk kekebalan tubuh seseorang yang sudah divaksin.

"Jadi tidak bisa satu kali suntik kemudian dia menjadi kebal terhadap virus SARS-CoV-2," tandas Siti Nadia Tarmizi.

Apabila seseorang sudah menerima 2 kali suntik vaksin dan setelah 14 hari orang tersebut masih tertular COVID-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi.

Penyebabnya, lanjut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes ini, karena vaksin bukan berfungsi utama untuk mencegah seseorang terpapar COVID-19, namun untuk mencegah orang tersebut menjadi sakit karena COVID-19.

"Jadi [vaksin COVID-19] bukan mencegah kita menjadi tertular. Kemungkinan tertular itu ada. Tapi kalau pun kita tertular, ada kemungkinan kita tidak menjadi sakit dengan adanya vaksin. Ada kemungkinan kita tidak menjadi sakit, ataupun sakitnya itu tidak menjadi berat," tutup Siti Nadia Tarmizi.

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH