tirto.id - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan beberapa lembaga dunia sedang berkolaborasi untuk membuat model Bursa Inovasi Desa seperti yang dimiliki Indonesia.
“Lembaga dunia seperti The International Fund for Agricultural Development (IFAD), Bank Dunia, serta UNICEF berkolaborasi dan membuat model seperti Indonesia untuk bisa dibagikan dan dikembangkan ke negara-negara berkembang lainnya,” ujar Eko ketika dihubungi Tirto, pada Selasa (13/11/2018).
Eko mengakui tantangan yang dihadapi untuk membangun desa selalu dinamis sehingga strategi yang berjalan efektif saat ini belum tentu cocok untuk situasi di masa mendatang.
“Contoh, sebelumnya dana desa biasanya dipakai untuk infrastruktur. Dengan pembangunan infrastruktur di banyak desa, kita mulai dorong untuk pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi desa,” ucap Eko.
Dalam hal model pendampingan untuk pemerintah desa, kata Eko, konsepnya juga dinamis. Sebagai contoh, dia menambahkan, sebelum tahun ini pendampingan untuk pemerintah desa diarahkan untuk membenahi pengelolaan keuangan dan perencanaan pembangunan infrastruktur. Sementara pada saat ini, pendampingan diarahkan untuk merangsang penggunaan dana desa untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat di perdesaan.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengklaim dana desa berhasil membuat angka kemiskinan di desa turun dua kali lipat dibandingkan kota. Jokowi menyebut setidaknya 1,2 juta penduduk di desa sudah berhasil dientaskan dari kemiskinan.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2018, persentase pengangguran di kota tercatat sebesar 6,45 persen, sedangkan di desa adalah 4,04 persen. BPS mencatat pengangguran di Indonesia per Agustus 2018 adalah 7 juta orang atau 5,34 persen dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang sejumlah 131,01 juta orang.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom