tirto.id - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai sulit mewujudkan gagasan calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga untuk memfungsikan e-KTP sebagai kartu multiguna, tak hanya untuk administrasi kependudukan saja.
Menurut Tjahjo, fungsi e-KTP hanya untuk merekam data kependudukan saja dan tak bisa disatukan dengan program-program lainnya seperti program kesehatan, program pendidikan yang masing-masing harus memiliki kartu.
"Kan tidak bisa [membuat sederhana], KTP beda dengan kartu sehat dan kartu pintar, beda, itu kan program," ujar Tjahjo saat ditemui di Hotel Ciputra, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Tjahyo mengatakan, yang bisa dimanfaatkan masyarakat melalui e-KTP adalah data-data kependudukan untuk kebutuhan administrasi, seperti untuk membuat Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, atau untuk kebutuhan administrasi lainnya.
"Data sumber orang dapat kartu sehat, kartu pintar itu dari e-KTP, itu data utama [dari] e-KTP," jelas Tjahjo.
Cawapres 02 Sandiaga Salahuddin Uno dalam debat ketiga, Minggu 17 Maret 2019 lalu mengkritik banyaknya sistem kartu yang diwacanakan oleh Jokowi-Maruf untuk masyarakat.
Sandiaga menilai, jika terlalu banyak kartu akan membebani masyarakat. Ia menginginkan bahwa e-KTP yang dimiliki masyarakat akan bisa digunakan untuk ragam fasilitas publik dari pemerintah.
"Sudah kita sampaikan, rakyat terbebani dengan banyak kartu, dan pasti ada birokrasi, ada biaya, ada beban negara menghabiskan triliunan, untuk KTP elektronik, kan ada chip, ada digital ekonomi yang di belakang KTP kita," kata Sandiaga saat ditemui setelah Debat Ketiga Pilpres di Hotel Sultan, Minggu (17/3/2019) malam.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dhita Koesno